JAKARTA (MI) : Panglima TNI Jenderal
Moeldoko mengunjungi China selama lima hari (tanggal 24 sampai dengan 28
Februari 2014). Langkah Moeldoko yang dalam rangka perkenalan pejabat
baru sekaligus upaya penguatan kerjasama militer dinilai sebagai langkah
tepat.
Menurut pengamat pertahanan Connie Rahakundini Bakrie, Indonesia
seharusnya memang dapat memainkan posisinya sebagai penyimbang kawasan
sebagai negara yang memiliki posisi strategis.
"Inisiatif dari Panglima seharusnya juga secara politik dimainkan
oleh Presiden beserta Kemlu dan Kemhan mengingat ditetapkan Air Defense
Identification Zone (ADIZ) China di Laut Cina Timur yang pasti akan
diikuti juga dengan penerapan ADIZ di Laut China Selatan," kata Connie
kepada wartawan, Senin (3/3/2014).
"Indonesia seharusnya mengambil momentum ini juga dengan secara
unilateral menetapkan zona ADIZ nya dan bersikap menjadi penengah di
masalah ADIZ laut China selatan yang dipastikan akan lebih kompleks
dibandingkan laut China Timur," tambahnya.
Lebih lanjut Connie mengatakan, sikap antisipatif dan mendorong
terciptanya stabilitas kawasan memang sudah waktunya digunakan Indonesia
dengan lebih berani dan tegas utamanya terhadap negara tetangga yang
seringkali secara unilateral menerapkan dan memainkan aturannya.
Ditemui terpisah, Panglima TNI Jenderal Moeldoko menyebutkan,
kunjungan ke China mendapat respon positif oleh negara tirai bambu
tersebut.
"Mereka inginkan Indonesia berperan semakin baik dalam jaga
stabilitas Laut China Selatan. Saya tegaskan Indonesia memiliki
kepedulian atas Laut China Selatan. TNI akan beri kontribusi yang sangat
positif," katanya saat ditemui di Mako Paspampres, Jakarta.
"Kerjasama army to army, airforce to airsforce, navy to navy sudah jalan," katanya.
Lebih lanjut dirinya mengatakan, penguatan personel di Natuna berupa
penambahan satu batalyon AD, peningkatan capability lanal dan lanud.
"Mereka pos depan punya deterence," kata Moeldoko.
Sumber : TRIBUNNEWS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar