Sejumlah
helikopter bell 412 milik Puspenerbad TNI AD, melakukan mobilisasi
udara(mobud) penurunan pasukan di Pusat Latihan Pertempuran (PLP)
Marinir-5-Baluran, Asembagus, Situbondo, Jatim, Minggu (01/06).
Mobilisasi udara tersebut dilakukan dalam gladi bersih untuk persiapan
Latgab 2014 yang dilakukan oleh tiga matra TNI AD, AL dan AU.
ANTARA
FOTO/Adhitya Hendra/ss/nz/14.
TNI
menggelar latihan Operasi Mobilisasi Udara (Mobud) di Kawasan Pusat
Latihan Pertempuran (PLP) Marinir-5 Baluran Asembagus, Situbondo Jawa
Timur. Operasi Mobud ini termasuk rangkaian Latihan Gabungan (Latgab)
TNI 2014.
Tujuan
Mobud dalam rangka mengejar dan menghancurkan musuh. Inti kekuatan
Operasi Mobud adalah barisan helikopter milik Korps Penerbang TNI
Angkatan Darat.
Doktrin
Mobile Udara sendiri berkembang sekitar tahun 1959 seiring dengan
berkembangnya teknologi helikopter. Pesawat berbaling-baling ini efektif
untuk mendukung pergerakan pasukan karena bisa bergerak lincah dan
mendarat di mana saja.
Kemampuan gerak tersebut tak dimiliki pesawat bersayap (fixed wing), yang butuh landasan untuk lepas landas dan mendarat. Para gerilyawan TNI yang bertempur di Sabah
dan Serawak saat konfrontasi Dwikora sekitar tahun 1964-1965 sangat direpotkan dengan operasi mobile udara yang digelar pasukan elite SAS Inggris. Berbekal helikopter Westland Wessex Mk.1, mereka leluasa mengejar gerilyawan Indonesia di belantara Kalimantan.
Konsep
mobile udara terbesar diterapkan tentara Amerika Serikat dalam perang
Vietnam. Helikopter benar-benar jadi tulang punggung kekuatan AS. Walau
akhirnya mereka harus mengakui kegigihan tentara Vietnam Utara.
TNI
AD pun terus mematangkan konsep mobilitas udara. Dukungan sejumlah
helikopter seri terbaru seperti Heli MI 17 V5 dan MI-35 menambah
kekuatan Penerbad.
Berikut aksi heli penerbad dalam Latgab TNI tahun 2014:
Helikopter Penerbad juga berfungsi melakukan pergerakan pasukan. Dalam Latgab TNI 2014, TNI AD mengerahkan 18 Bell 412 buatan PTDI dan 2 Bell 205 A-1.
20
Heli serbu tersebut mengangkut 160 Prajurit dari Yonif 411/Raider.
Mereka kemudian meluncur dengan tali dari pesawat (Fast Rope).
Dengan
mobile udara, kekuatan lebih dari dua kompi tersebut bisa digerakkan
dengan cepat. Tak terhalang beratnya medan dan rintangan di darat.
Pasukan
Raider sendiri adalah pasukan elite yang terdapat di semua Kodam. Salah
satu kualifikasi prajurit baret hijau tua dengan badge petir dan pedang
ini memang melakukan mobilitas lewat udara.
Mereka juga mampu melakukan misi kontrateroris seperti pengawalan VIP dan pembebasan sandera.
Selain untuk pergerakan pasukan, helikopter tempur TNI AD pun berfungsi memberi bantuan tembakan. Bantuan tembakan dari udara efektif menghancurkan kekuatan musuh yang tak terjangkau artileri atau meriam.
Dalam
Latgab TNI tahun 2014, mereka mengerahkan 4 Heli MI 35 P dengan Munisi
Roket S 8 Kom 80 MM, Canon 30 MM. Ada juga 3 Bolco (BO) 105 dengan
Folding Roket Fin Areal Rocket (FFAR).
Selain meriam dan roket, senapan mesin dengan operator pun lazim digunakan sebagai bantuan tembakan udara.
Tak cuma pasukan yang bisa diangkut helikopter. Meriam artileri medan pun dengan mudah diangkut untuk dipindah dalam sebuah pertempuran.
Penerbad
melaksanakan Sling Load yaitu mengangkut Meriam 105 MM untuk pindah
kedudukan Stelling Armed. Misi ini dilakukan untuk mendekatkan meriam ke
sasaran karena tembakan tidak terjangkau.
Misi
Sling Load dalam latihan Gabungan TNI 2014 menggunakan 3 Heli MI 17 V5.
Heli angkut buatan Rusia ini mampu mengangkut 30 orang atau satu
peleton pasukan infanteri. Dia juga mampu mengangkut 12 tandu sekaligus
apabila dijadikan pesawat untuk keperluan medis.
Beban angkutnya 4 ton. Cukup kuat untuk menggotong sebuah meriam dalam pertempuran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar