Minggu, 15 September 2013

Bomber Dan Frigate China Mendekati Jepang





Sejak April 2013, China mulai mengganti Kapal marine surveillance yang berpatroli di sekitar Senkaku/Diaoyu dengan kapal-kapal perang (photo: Zhong Kuirun/Getty Images)
Sejak April 2013, China mulai mengganti Kapal Marine Surveillance yang berpatroli di sekitar Senkaku/Diaoyu dengan kapal Patroli Laut.



LCS-(IDB) : Tujuh Kapal Patroli Laut China bergerak ke perairan Pulau Senkaku?Diaoyu yang tengah disengketan dengan Jepang, sehari sebelum ulang tahun nasionalisasi Tokyo atas gugusan pulau di Laut China Timur. Kedatangan tujuh kapal penjaga pantai ini merupakan yang terbesar sejak ketegangan antara kedua negara pecah.




Penjaga pantai Jepang mengatakan kapal China telah memasuki wilayah perairan Jepang sekitar pukul 10:30 am waktu setempat.




Tidak itu saja, China juga mengirim dua bomber Xian H-6, untuk melintas di perairan sekitar Okinawa dan Miyakojima, Jepang. Kementerian Pertahahan China berdalih dua bomber itu terbang di perairan internasional, namun tidak bertujuan mengusik kedaulatan Jepang.




“Itu hanya bagian dari latihan dan patroli rutin di sepanjang wilayah China di Laut China Timur hingga ke bagian barat Pasifik tanpa melanggar wilayah udara Jepang,” kata juru bicara kementerian di Beijing.




“China memiliki kebebasan untuk melakukan aktivitas apapun, termasuk latihan militer di wilayah perairan dan udara yang menjadi bagian dari kedaulatannya,” pernyataan Biro Infomarsi Kementerian Pertahanan China.



Bomber H6 China terbang mendekati wilayah Jepang di Okinawa dan Miyakojima
Bomber H6 China terbang mendekati wilayah Jepang di Okinawa dan Miyakojima



Menteri Pertahanan Jepang Itsunori Onodera, memerintahkan fighter mereka untuk scramble pada 8 September 2013, membayangi rute bomber Xian H-6 China yang berada di antara selatan pulau Okinawa dan Miyakojima.




Bomber Xian H-6 dibangun berdasarkan Tupolev Tu-16 Badger, buatan Uni Soviet. Versi terbaru bomber H-6 telah dilengkapi rudal jelajah jarak menengah.




Sehari setelah itu, 9 September 2013, Jepang menyatakan dua frigate China — Type 054A Yi Yang and Changzhou — berada sekitar 100 km di utara Miyakojima yang berlayar dari Pacific menuju Laut China Timur.




Di hari yang sama, UAV China terdeteksi berada di sekitar kepulauan Senkaku. Angkatan Udara Jepang mengirim fighter mereka untuk mencegatnya, sekaligus untuk mengkonfirmasi laporan radar. Kementerian Pertahanan Jepang menyatakan UAV China itu BZK-005 (pesawat intai tanpa awak jarak jauh, medium /high-altitude). Pesawat tanpa awak tersebut dinyatakan tidak melanggar teritori Jepang dan berbalik arah menjauh dari Senkaku.



Frigate China Type 054A Yi Yang  berlayar  dari Pacific menuju Laut China Timur dan berada  sekitar 100 km di utara Miyakojima
Frigate China Type 054A Yi Yang berlayar dari Pacific menuju Laut China Timur dan berada sekitar 100 km di utara Miyakojima



Media Jepang menuduh keberadaan bomber, kapal perang China di sekitar Senkaku, Okinawa dan Miyakojima merupakan cara China untuk memamerkan kekuatannya dan memprovokasi Jepang.




Sebagai reaksi atas kapal perang dan bomber China, Pasukan Jepang meningkatkan kesiapan mereka ketingkat siaga. Pemerintah Jepang mengeluarkan pernyataan bahwa Beijing harus menerima konsekuensi dari beberapa tindakan provokatif mereka.




“Kita sudah dalam kondisi siaga pada perayaan satu tahun nasionalisasi Senkaku,” ujar juru bicara pasukan penjaga pantai Jepang Yuma Miyako.




“Kami akan mencegah kapal patrol China yang masuk di teritori kami dengan menempatkan kapal perang kami sedekat mungkin dengan mereka,” ujar Yumi.




Sengketa Pulau Senkaku dimulai pada 1895 ketika Jepang mengkliamnya, karena saat itu belum ada yang memiliki. Sementara China mulai mempersengketakan pulau tersebut pada 1960 dengan melihat adanya sumber daya besar yang ada di dasar laut Senkaku. China menilai pulau-pulau itu direbut secara ilegal oleh Jepang pada masa Perang Dunia II.




Hubungan Jepang dengan China terus memanas akibat masalah perebutan Pulau Senkaku. Kedua negara dalam kondisi tensi tinggi selama satu tahun terakhir. Konfrontasi sering terjadi antara kapal perang dari kedua belah negara yang merupakan kekuatan ekonomi terbesar di Benua Asia.




Banyak kalangan pengamat meyakini pulau-pulau menyimpan sumber daya alam yang besar di bawah laut ini bisa menjadi titik api yang menyebabkan konflik bersenjata antara raksasa Asia.



China menggelar patroli sejak September 2012, ketika Tokyo menasionalisasi pulau-pulau tersebut. Beijing mengklaim kepulauan Senkaku sebagai miliknya dan menyebutnya Pulau Diaoyu. 









Sumber : JKGR

Tidak ada komentar:

Posting Komentar