Senin, 30 September 2013

Isu Pencari Suaka, Agenda Utama Kunjungan PM Australia Ke Jakarta



CANBERRA-(IDB) : Perdana Menteri baru Australia, Tony Abbott, memulai kunjungan kerja ke Jakarta di tengah upaya negara itu merealisasikan rencana terbarunya dalam mengatasi gelombang pencari suaka ke Australia. 

PM Abbott menyatakan akan mengirim kembali manusia perahu yang datang ilegal ke negerinya melalui perairan Indonesia. Namun, pemerintah Jakarta menolak keras usulan ini karena dianggap akan melanggar kedaulatan negara. 

Kunjungan ini bertepatan dengan kasus tenggelamnya perahu pencari suaka terakhir pada Sabtu (28/9/2013) lalu menewaskan sedikitnya 31 orang karena kapal yang digunakan para pencari suaka ini karam di laut lepas. PM Abbott dijadwalkan menggelar pembicaraan dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam kunjungan resmi kenegaraan pertamanya sejak terpilih. 

Dalam lawatan dua hari ini, Abbott akan mencoba mendekati Indonesia dengan membawa sejumlah agenda, bukan hanya agenda pencari suaka, melainkan juga kebijakan dagang antarnegara. Dalam rombongannya terdapat pula sejumlah pengusaha asal Australia. 

"Harapan saya adalah agar kunjungan ini menciptakan sebuah tradisi bagi semua perdana menteri Australia pada masa datang untuk menjadikan Jakarta sebagai lokasi pertama kunjungan luar negerinya," kata Abbott. 

Meski demikian, dengan kasus baru di Laut Jawa akhir pekan lalu, fokus pembicaraan lawatan ini diperkirakan tak akan beranjak jauh dari urusan pencari suaka. 

Sejak kejadian naas itu, para korban selamat menuding Angkatan Laut Australia sengaja bertindak lambat memberikan pertolongan. Namun, menurut Canberra, semua bantuan yang layak diberikan sudah dilakukan. 

Di Jakarta, Menlu Marty Natalegawa mengatakan, usulan kebijakan PM Abbott berisiko mengancam kerja sama mengatasi gelombang pencari suaka dua negara.

Dalam kampanyenya sebagai calon perdana menteri, Abbott menyerukan kebijakan "hentikan kapal" yang ternyata membuatnya terpilih. Menurutnya, menghentikan ribuan pencari suaka dari perairan Indonesia adalah isu "hidup atau mati" buatnya. 

Perdana menteri dari Partai Liberal ini memerintahkan agar militer Australia mengusir kapal imigran gelap yang menuju negeri itu—jika dimungkinkan—untuk mencegah mereka mendarat. 





Sumber : Kompas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar