Rabu, 12 Maret 2014

Pencarian MH370 Mulai Libatkan Satelit



 

photo: angkasa.co.id
Pencarian Boeing B-777-200 Malaysia Air yang hilang dalam penerbangan Kualalumpur-Beijing sudah masuk hari keempat. Akan tetapi tim pencari dari beberapa negara yang melibatkan sembilan pesawat terbang dan 24 kapal belum juga menemukan titik terang.
Oleh karena kemampuan gerak pesawat dan kapal memiliki keterbatasan, serta daya pandang manusia, amat terbatas, upaya pencarian pun mulai melibatkan satelit penginderaan jauh.
 DigitalGlobe yang berbasis di Colorado, AS, merupakan salah satu perusahaan swasta yang ikut serta mengerahkan dua dari lima asetnya untuk membidik wilayah yang dicurigai. Mulai Senin (10/3), dari ketinggian 400 mill, satelit-satelit dengan sensor optik mereka telah dikerahkan memotret Laut China Selatan, termasuk Teluk Thailand, seluas 3.200 kilometer persegi. Untuk menggambarkan kemampuan satelitnya, dikatakan, kamera resolusi tinggi satelit ini sanggup mengidentifikasi benda seluas piring di tengah lapangan bola.
 Selain DigitalGlobe, Kementerian Pertahanan China juga sudah mengerahkan 10 satelitnya. Selain satelit  dari kategori pencitra Bumi resolusi tinggi, mereka juga mengerahkan satelit navigasi dan komunikasi untuk mendukung koordinasi di antara sesama tim pencari. China amat berkepentingan  karena 153 dari 227 penumpang MH370 adalah warganegaranya. Selain warganegara China, pesawat dengan sistem kemudi fly-by-wire ini juga mengangkut penumpang dari 13 negara lain dan 12 awak.
Angkasa mencatat, selain mengerahkan satelit optik, pencarian sebaiknya juga didukung satelit dengan sensor radar atau yang biasa dikenal sebagai synthetic aperture radar (SAR). Jika kamera sensor optik cenderung memotret semua obyek di atas permukaan Bumi dengan gelombang  visual, satelit SAR akan merekam kontur permukaan Bumi, termasuk dasar laut, dengan gelombang radar. Dengan demikian, satelit SAR diharapkan sanggup “melihat” potongan atau reruntukan pesawat ukuran besar bilamana itu jejak yang amat berharga ini memang sudah tenggelam ke dasar laut.
B-777-200 dengan kode penerbangan MH370 ini bertolak dari Kuala Lumpur, Sabtu (8/3) dinihari pukul 12.41 dan tiba-tiba menghilang dari layar radar sekitar dua jam kemudian. Saat itu pesawat diperkirakaan sudah terbang di ketinggian jelajah 35.000, di atas Laut China Selatan. Tak adanya sinyal distress dan komunikasi darurat apa pun dari pilot, memunculkan dugaan pesawat mengalami peristiwa yang membuatnya tiba-tiba meledak di udara.
Hingga hari keempat, keberadaan MH370 masih tetap misterius. Berbagai temuan seperti ceceran minyak, potongan serupa pintu pesawat serta benda seperti kapal penyelamat telah dilaporkan, namun tak ada satu pun dipastikan merupakan bagian dari pesawat ini. Dirjen Penerbangan Sipil Malaysia, Azharuddin  Abdul Rahman (foto atas) menandaskan, pesawat layak terbang dan baru 10 hari berselang melaksanakan perawatan tanpa laporan kerusakan apa pun.
Di tengan dugaan bahwa pesawat telah dibajak dua penumpang misterius dan menjadi obyek aksi teroris, kemarin seorang pejabat intelijen Taiwan mengatakan, pihaknya pernah mendapat info akan terjadi serangan teroris ke Bandara Beijing dan sistem subway pada 4 Maret 2014. Serangan kabarnya akan dilakukan terkait  acara tahunan di parlemen China, namun tak pernah dijelaskan dengan cara apa serangan tersebut akan dilakukan. (adr - www.angkasa.co.id)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar