Sabtu, 18 Oktober 2014

Riset: Tiongkok Negara Peretas Terbesar, Indonesia Kedua


Ilustrasi penggunaan internet.
Sebuah riset mengklaim jika Tiongkok merupakan negara asal dari banyak aksi peretasan di dunia. Jumlahnya mencapai 43 persen dari total serangan yang ada di dunia.

Ini merupakan hasil temuan dari perusahaan riset yang berbasis di Massachusetts, Akamai Technologies. Para periset melakukan penelitian ini dengan memonitor lebih dari 200 komputer di dunia yang terkoneksi internet.



"Kami secara mendasar mengatakan hal ini berdasarkan pemantauan sistem yang kami punya di luar sana. Dari pengamatan kami terlihat jika hampir setengah dari serangan yang dilancarkan berasal dari Tiongkok," kata penulis laporan Akamai tersebut, David Bellon, seperti dikutip Mail Online, Senin 6 Oktober 2014.

Oleh karena itu, kata Bellon, ini tidak bisa dikatakan sebagai hasil temuan secara umum melainkan hanyalah "mewakili" tren yang ada. Sebab, selain Akamai ada juga periset lain yang melakukan penelitian. Sebagian penelitian mengatakan Tiongkok memiliki serangan terbesar, namun penelitian lain justru mengarah ke negara yang berbeda.

Yang mengejutkan, Indonesia berada di urutan kedua dengan jumlah serangan mencapai 15 persen. Angka ini sepertiga dari jumlah serangan yang berasal dari Tiongkok.

Akamai merasa terkejut dengan temuan ini. Sebab, Indonesia pernah masuk ke dalam daftar pada temuan Akamai 2013. Rupanya jumlah serangan yang berasal dari Indonesia semakin banyak, sehingga mampu menaikkan posisi menjadi dekat dengan Tiongkok.

Namun begitu, Bellon mengatakan bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan selama pengguna selalu melakukan pembaharuan software. Perangkat-perangkat tersebut butuh untuk diperbaharui setiap waktu, karena dalam pembaharuan itu selalu ada perbaikan.

"Sangat penting untuk membuat software perangkat Anda up to date. Semua pembaharuan berkala yang dilakukan Microsoft, Linux, dan Apple memang ada tujuannya," ujar Bellon.

Dia pun memberikan tips kepada para pengguna internet. Selain melakukan update software, pengguna disarankan untuk memiliki pemindai virus atau malware di dalam laptop.

"Pastikan diri Anda tidak pernah melakukan hal-hal bodoh saat berselancar di dunia maya," tegas Bellon. (art)


©
VIVA.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar