Senin, 13 Oktober 2014

Irak tarik pasukan, ISIS sepenuhnya kuasai kota Heet



Irak tarik pasukan, ISIS sepenuhnya kuasai kota Heet
Pasukan khusus Irak mengambil posisi saat bentrok dengan ISIS di Ramadi, Irak (REUTERS/Stringer)
Baghdad (ANTARA News) - Tentara pemerintah Irak yang ditempatkan di tepi kota Heet di provinsi Anbar yang sedang terkepung, telah mundur ke pangkalan lainnya sehingga kota itu sepenuhnya dikuasai ISIS, kata sumber-sumber keamanan seperti dikutip AFP hari ini.


Para militan ISIS telah melancarkan serangan dan akhirnya menguasai pusat kota sebelah barat Sungai Efrat itu, namun bagian besar pasukan pemerintah masih bertahan di sebuah pangkalan terdekat.

"Pasukan Irak mengevakuasi kamp pelatihan Heet tadi malam (Minggu) atas perintah komando militer," kata seorang pejabat senior polisi di Ramadi, ibukota Provinsi Anbar, kepada AFP.

"Para pemimpin militer kami menandaskan bahwa ketimbang meninggalkan pasukan itu terbuka untuk diserang ISIS, maka mereka lebih baik memperkuat pangkalan pertahanan udara Asad," kata pejabat itu.

Ahmed Hamid, yang mengetuai komite keamanan dewan provinsi Anbar, mengatakan sekitar 300 anggota pasukan keamanan menarik dari akademi militer Heet yang jaraknya beberapa kilometer dari barat daya kota itu.

Asad adalah sebuah pangkalan besar di barat daya Heet dan salah satu yang masih dikuasai pemerintah di provinsi yang gawat itu. Asad dikelilingi padang pasir dan menjadi target yang sulit bagi para militan ISIS.

Para pejabat keamanan lainnya mengatakan pesawat militer menjemput para perwira senior dari pangkalan Heet, dan sisanya diturunkan dalam konvoi menuju Asad.

Sebelum meninggalkan pangkalan, mereka membakar semua kendaraan dan infrastruktur lainnya.  Para saksi mata mengatakan kepada AFP bahwa ISIS mengambil semua yang tertinggal di kamp itu keesokan harinya.

"Heet kini 100 persen dikuasai ISIS," kata kolonel polisi itu.

Pasukan pemerintah menelan kemunduran besar di Anbar dalam beberapa minggu belakangan, dan para perwira telah mengingatkan bahwa cengkeraman mereka di ibukota provinsi Anbar, Ramadi, mulai melemah, demikian AFP.


antaranews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar