Minggu, 26 Oktober 2014

Kebijakan Pertama Menteri Pertahanan


Ryamizard juga menegaskan, saat ini Alutsista yang digunakan pertahanan Indonesia dinilai sudah lumayan. Dia pun akan mengganti yang tidak layak pakai.


Ryamizard Ryacudu. (Reuters/Darren Whiteside)
Ryamizard Ryacudu. (Reuters/Darren Whiteside)

Jakarta – Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu sudah punya pandangan soal penggunaan alat utama sistem persenjataan (Alutsista). Dia menegaskan, industri pertahanan akan mengutamakan produksi dalam negeri.
“Industri dalam negeri harus diutamakan. Semua kita harus mandiri. Harus berdiri sendiri,” jelas Ryamizard di halaman Istana Negara, Jakarta, Minggu (26/10/2014).
Ryamizard juga menegaskan, saat ini Alutsista yang digunakan pertahanan Indonesia dinilai sudah lumayan. Dia pun akan mengganti yang tidak layak pakai.

“Alutissta sudah bagus kita lihat dulu, saya harus profesional. Yang tidak bagus ya kita lihat bisa diapakan,” tutup dia.
Perjalanan Karir
Ryamizard merupakan menantu mantan wakil presiden Jenderal (Purnawirawan) Try Sutrisno. Ia menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat di era pemerintahan Megawati. Ayah Ryamizard, Mayjen TNI Musanif Ryacudu, adalah salah satu perwira tinggi TNI AD yang dikenal dekat dengan Presiden Soekarno.

Karier militer Ryamizard menanjak setelah dia memangku jabatan Pangdam V Brawijaya, yang kemudian diteruskan menjadi Pangdam Jaya. Pria kelahiran Palembang, Sumatera Selatan, 21 April 1950 itu dikenal sebagai jenderal yang lurus dan tegas.
Nama alumni pendidikan militer Akabri Darat tahun 1973 itu mulai dikenal luas saat ia menjadi salah satu komandan Kontingen Garuda XII di Kamboja pada 1990-an. Saat itu ia masih berpangkat kolonel. Dari Kamboja, Ryamizard menjadi Komandan Brigade Infanteri 17 Kostrad, lalu Aspos Kasdam VII/Wirabuana, Kepala Staf Divif 2/Kostrad, Kasdam II/Sriwijaya, Pangdif 2/Kostrad, Kepala Staf Kostrad, Panglima Kodam V/Brawijaya (1999), Pangdam Jaya (1999-2000), Pangkostrad (Agustus 2000-2002).
Kemampuan Ryamizard merangkul semua unsur TNI saat apel siaga di Monas yang melibatkan unsur TNI AL dan TNI AU pada Juli 2001, menarik KSAD untuk menunjuknya sebagai Wakil KSAD. Berikutnya, Ryamizard ditunjuk mengantikan Endriartono Sutarto sebagai KSAD.
“Sosok militer pemikir, demokratis, penjaga NKRI. Pernah jadi kepala staf AD dan saya minta menjaga pertahanan kita,” kata Joko Widodo di Istana Negara, Minggu (26/10).
Pada pembekalan relawan Jokowi-JK di Surabaya, Jawa Timur, Juli lalu, Ryamizard mengatakan mendukung Jokowi sebagai presiden karena percaya pada Megawati, sosok yang menunjuk langsung Jokowi sebagai calon presiden dari PDIP.
“Kebetulan ayahanda ibu Mega (Soekarno) dekat dengan orangtua saya juga,” kata Ryamizard.
Loyalitas Ryamizard, selain pengalamannya di dunia militer, tentu menjadi alasan yang membuatnya terpilih menjadi Menteri Pertahanan kabinet Jokowi.(detik.com/cnnindonesia.com).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar