Senin, 05 Januari 2015

KRI Usman Harun Dikerahkan Cari AirAsia, Ini Kata Singapura



 
Tiga KRI baru TNI AL: Bung Tomo-357, KRI Jhon Lie-358 dan KRI Usman Harun-359 (Dok. TNI AL)
Tiga KRI baru TNI AL: Bung Tomo-357, KRI Jhon Lie-358 dan KRI Usman Harun-359 (Dok. TNI AL)
VIVAnews – Kepala Badan SAR Nasional, Marsekal Madya TNI, F. Henry Bambang Soelistyo, pada Minggu, 4 Januari 2015 menyampaikandalam pencarian bangkai pesawat dan jasad penumpang AirAsia QZ8501, TNI Angkatan Laut menambah dua kapal lagi. Kedua kapal itu diketahui yakni KRI Usman Harun dan KRI Frans Kasepo.

Namun, pengerahan KRI Usman Harun rupanya tidak terlepas dari perhatian Singapura yang juga ikut serta dalam misi kemanusiaan itu. Bahkan, media Singapura, Channel News Asia, edisi Minggu, 4 Januari 2015, menurunkan tulisan dengan judul “Indonesia Mengerahkan KRI Usman Harun yang Kontroversial untuk Pencarian Pesawat AirAsia”.

Mereka masih mengaitkan nama kapal tersebut dengan insiden pengeboman Gedung MacDonald di tahun 1965 lalu. Nama kapal itu diambil dari pelaku pengeboman yakni Usman Mohamed Ali dan Harun Said yang menjadi anggota Korps Komando Operasi (KKO). Akibat aksi pengeboman itu, sebanyak tiga orang tewas dan 33 lainnya terluka.

Kementerian Pertahanan Singapura (MINDEF), turut memberikan komentar mereka. Mereka mengatakan, walau KRI Usman Harun ikut dilibatkan dalam misi tersebut, namun mereka akan tetap melanjutkan misi pencarian.

“Singapura menawarkan bantuannya untuk upaya kemanusiaan yang muncul dari sebuah kecelakaan tragis AirAsia QZ8501 yang jatuh di teritori negara tetangga kami, Indonesia. Kami menawarkan rasa duka terdalam kepada keluarga penumpang dan kru. SAF, akan tetap membantu upaya pencarian secara profesional,” tulis perwakilan MINDEF.

Dalam misi ini Pemerintah Singapura mengerahkan dua kapal, dua pesawat Hercules C-130, 1 helikopter dan tujuh personil anggota DVI untuk mengidentifikasi jasad korban. (VIVAnews)

Media Singapura sindir TNI cari AirAsia pakai KRI Usman-Harun

Merdeka.com – Media massa Singapura kembali mengungkit isu nama KRI Usman-Harun milik TNI AL, ketika armada tempur itu digunakan dalam misi evakuasi korban pesawat nahas Indonesia AirAsia QZ8501. Sejak Ahad (4/1), kapal kontroversial itu mulai dilibatkan mencari badan pesawat di bawah air, lantaran memiliki teknologi sonar.
Channel News Asia dan The Real Singapore, Senin (5/1), mempertanyakan pelibatan kapal yang secara resmi namanya dipermasalahkan pemerintah Singapura.
Nama kapal ini berasal dari pelaku peledakan Gedung MacDonald, Orchard Road pada 1965, yakni Usman Muhammad Ali dan Harun Said. Bagi RI, keduanya adalah marinir yang melaksanakan tugas negara pada periode konfrontasi dengan Federasi Malaya.
Tapi buat warga Singapura, aksi mereka termasuk terorisme paling parah sepanjang sejarah negara itu. Bom Usman dan Harun menewaskan tiga orang, menyebabkan 33 lainnya cedera parah.
“Penamaan kapal milik TNI itu pada Februari 2014 sudah menimbulkan ketegangan antara kedua negara,” tulis Channel News Asia.
Sementara situs jurnalisme warga the Real Singapore menilai langkah TNI AL tidak peka. Sebab militer Negara Singa resmi terlibat dalam evakuasi ini.
“Indonesia entah sadar atau tidak kembali bermain-main dengan api mengirim kapal kontroversial itu dalam proses pencarian.”
Dihubungi terpisah, Kementerian Pertahanan Singapura (MINDEF) berusaha tidak memikirkan keberadaan KRI Usman Harun yang dulu mereka keluhkan itu. Fokus gabungan tim SAR saat ini menemukan sebanyak mungkin korban serta kotak hitam pesawat.
“Tentara Nasional Singapura fokus membantu proses pencarian ini secara profesional,” menurut juru bicara MINDEF lewat keterangan tertulis.
Selama proses evakuasi AirAsia berjalan, Singapura menyumbangkan tenaga militer, sekaligus mengerahkan kapal dan helikopter. Pasukan Negara kota itu berjasa menemukan satu jasad penumpang dan kursi pramugari. Tim identifikasi jenazah (DVI) Singapura juga membantu pelacakan identitas korban di Surabaya. (Merdeka.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar