Rabu, 10 Juni 2015

China Mulai Berani Masuk Laut Malaysia

image
Pemerintah Malaysia menyatakan sebuah kapal polisi laut Republik Rakyat China telah menerobos wilayahnya di perairan sebelah utara Sabah. Kapal China itu diyakini memasuki kawasan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) milik Negeri Jiran, tepatnya 200 nautical mil dari kepulauan Luconia.
Menteri Keamanan Nasional Malaysia Sheridan Kassim menyatakan pelanggaran teritori ini akan ditanggapi serius. Dia mengunggah foto kapal itu menarik jangkar di wilayah Luconia lewat akun Facebook.
“Wilayah itu tidak termasuk dalam sengketa wilayah selama ini. Kami akan mengambil langkah diplomatik,” ujarnya seperti dilansir Channel News Asia, Selasa (9/6/2015).

Berdasarkan laporan Wall Street Journal, pelanggaran wilayah itu sudah disampaikan kepada Perdana Menteri Najib Razak. Rencananya segera digelar pertemuan buat meredakan ketegangan dengan Presiden China Xi Jinping.
Malaysia, seperti Indonesia, selama ini berusaha bersikap netral dalam isu Laut China Selatan. Wilayah Malaysia selama ini tidak pernah direcoki kapal asing. Masuknya kapal polisi laut dari Negeri Tirai Bambu itu menjadi insiden pertama.
Di Asia Tenggara, negara yang bersitegang langsung dengan China adalah Filipina, Vietnam, dan Brunei Darussalam. Pangkal masalahnya, Beijing mengklaim 90 persen wilayah Laut China Selatan (setara 3,5 juta kilometer persegi) adalah milik mereka, termasuk kandungan migas di dalamnya.
Peta versi China itu tidak pernah diakui oleh negara-negar lain yang bersengketa. Situasi di kawasan memburuk setelah China menggelar reklamasi di pulau-pulau kosong, sehingga wilayah mereka melebar. Aksi China dibalas oleh Vietnam yang menduduki wilayah jadi sengketa. (Merdeka.com).
Malaysia Protes Kapal China Masuk Perairan ZEE
Tiongkok menciptakan sembilan garis putus-putus di peta, mengklaim 90 persen wilayah Laut China Selatan yang dipercaya kaya akan minyak dan gas (dok. U.S. Central Intelligence Agency)
Tiongkok menciptakan sembilan garis putus-putus di peta, mengklaim 90 persen wilayah Laut China Selatan yang dipercaya kaya akan minyak dan gas (dok. U.S. Central Intelligence Agency)
Malaysia Protes Kapal China Masuk Perairan ZEE Tiongkok menciptakan sembilan garis putus-putus di peta, mengklaim 90 persen wilayah Laut China Selatan yang dipercaya kaya akan minyak dan gas (dok. U.S. Central Intelligence Agency)
Jakarta, CNN Indonesia — Malaysia akan memprotes intrusi yang dilakukan oleh kapal polisi laut China ke perairan yang menjadi teritori Malaysia di utara Kalimantan.

Wall Street Journal mengutip Menteri Keamanan Nasional Sheridan Kassim yang mengatakan bahwa Perdana Menteri Malasyia Najib Razak ajan mengangkat persoalan ini dengan Presiden China Xi Jinping.
Berita ini muncul setelah Shahidan mem-posting gambar di Facebook yang menurutnya merupakan kapal polisi laut China yang berlabuh di Luconia Shoals, area dengan pulau-pulau kecil dan terumbu sekitar 150 km di sebelah utara dari Borneo Malaysia.
Area itu berada di dalam zona ekonomi eksklusif, yang bejarak 200 mil laut dari daratan Malaysia dan sekitar 2.000 km dari China Daratan. Ia juga menambahkan bahwa setiap kapal asing yang memasuki daerah itu adalah ”penyusup”.
“Ini bukan daerah dengan klaim yang tumpang tindih. Dalam hal ini, kami akan mengambil tindakan diplomatik,” kata Shahidan.
Malaysia selama ini dikenal melakukan pendekatan hati-hati dalam berurusan dengan Beijing terkait sengketa di Laut China Selatan, mengingat China adalah mitra dagang terbesar negeri Jiran itu.
Ini berbeda dengan dengan Vietnam dan Filipina yang dengan keras mengkritik China terkait aktivitas negara itu di Laut China Selatan.
Baru-baru ini, Beijing telah membuat marah negara-negara di Asia Tenggara karena aktivitas reklamasi, pulau-pulau buatan di perairan sengketa, dengan pelabuhan dan landasan pacu yang bisa digunakan untuk keperluan militer.
Sementara itu Amerika Serikat telah mengatakan mereka tidak berpihak dalam sengketa wilayah, namun ingin menjaga jalur pelayaran penting terbuka untuk perdagangan internasional.
Tiongkok menciptakan sembilan garis putus-putus di peta, mengklaim 90 persen wilayah Laut China Selatan yang dipercaya kaya akan minyak dan gas. Namun klaim juga datang dari Brunei, Malaysia, Filipina, Vietnam dan Taiwan yang menganggap beberapa wilayah perairan itu berada dalam zona ekonomi eksklusif mereka. (CNN Indonesia). JKGR

Tidak ada komentar:

Posting Komentar