Perkembangan negara Asia dalam pengadaan kapal perang jenis frigat
ataupun korvet dan kapal serbu amfibi jenis LPD (Landing Platform Dock)
ataupun LHD (Landing Helicopter Dock) menciptakan permintaan heli
angkatan laut/marinir. Pesawat bersayap putar dan tetap patroli maritim
mampu membesut kekuatan defensif dan ofensif kapal perang. Tipe heli
yang dipelukan berupa heli serbaguna untuk transpor, utilitas, SAR, dan
medis. Tipe lebih spesifik berupa misi anti-selam (ASW/Anti-submarine
Warfare, anti-permukaan (AsuW/Anti-Surface Warfare), anti-ranjau
(counter-mining), dan peringatan dini (EW/Early Warning). Pengadaan heli
dengan kemampuan AKS (Anti-Kapal Selam) makin mendesak seiring
meningkatnya populasi dan teknologi kapal selam negara-negara Asia
terutama India dan China RRC yang memicu kehangatan regional. Di samping
alasan-alasan taktis untuk mengamankan jalur suplai perniagaan lewat
laut.
Singapura sebagai negara kecil tapi berteknologi maju membangun
sendiri kapal LPD kelas Endurance sebanyak 4 unit. Bahkan saat ini
tengah menyelesaikan 1 unit HTMS Angthong untuk AL Thailand. AL
Singapura mengoperasikan 6 unit heli maritim Sikorsky S-70B Seahawk
mulai 2005. Heli tersebut menggantikan peran heli ringan Fennec
berpangkalan di Sembawang. Kehadiran Seahawk meningkatkan jarak indera 6
kapal frigat kelas Formidable dalam misi anti-kapal permukaan dan kapal
selam. Integrasi heli Seahawk memperkuat jaringan pertahanan AB
Singapura yang semakin menekankan keterpaduan dalam sistem manajemen
pertempuran. Armada kapal selam Singapura terdiri dari kapal selam
eks-Swedia, 4 unit kelas Chalenger dan 2 unit kelas Vastergotland.
Thailand juga memperkuat kedigdayaan kapal perang dengan pengadaan 6
unit heli Sikorsky S-70B-7 dan 6 unit S-76 di akhir tahun 90-an. Namun
pada mulanya heli S-70B Thailand tidak dilengkapi piranti penginderaan
kapal selam seperti dipping sonar untuk menghemat biaya pembelian. AL
Thailand memodernisasi armada heli AL dengan memesan 6 unit versi baru
MH-60S senila 246 juta US Dollar dalam skema FMS (Foreign Military
Sales). Sebanyak 2 unit telah tiba pada Agustus 2011. Heli MH-60S lebih
canggih dari S-76B dengan peran sama sebagai heli utilitas dan
surveilens AL tapi memiliki kemampuan operasional siang dan malam. Di
samping itu AL Thailand memiliki 3 unit heli AKS AgustaWestland Super
Lynx 300. Thailand belum memiliki armada kapal selam meski telah
memiliki rencana pengadaan kapal selam ringan yang sesuai dengan kondisi
perairan teluk Siam dan laut Andaman yang dangkal. Namun Thailand
mempunyai kapal induk ringan HTMS Chakri Naruebet (11.500 ton), 10 kapal
frigat dan 7 korvet.
Australia memodernisasi armada heli organik AL fungsi anti-kapal
selam dan kapal permukaan dengan pengadaan 24 unit MH-60R pada tahun
2014. Rencananya heli tersebut menggantikan armada 16 heli S-70B-2 yang
sudah aktif sejak dekade 1980-an. Heli Seahawk Romeo itu akan memperkuat
armada kapal frigat kelas ANZAC dan tentunya kapal LHD mendatang kelas
Canberra. Sementara heli medium fungsi utilitas Sea King Mk.50 akan
digantikan oleh MRH-90. Pesawat sayap tetap anti-kapal selam terdiri
dari 18 unit AP-3C Orion. AL Australia memiliki 6 unit kapal selam
konvensionall berbobot 3000 ton kelas Collins namun menghadapi masalah
kesiapan unit yang merosot. Ada dua pilihan antara mendesain kapal selam
baru atau merakit dari galangan luar negeri.
India yang tengah meretrofit kapal induk eks-Soviet Admiral Gorshkov
dan merancang bangun sendiri satu kapal induk nuklir INS Vikrant
menawarkan tender internasional untuk 22 unit helikopter serang dan 20
heli angkatan laut multi-misi. Tender heli serang telah dimenangkan
kontestan Boeing AH-64D Apache, menyingkirkan Mi-28 Havoc. Sedangkan
peserta tender heli maritim multi-misi yang diharapkan adalah Sikorsky
S-70B atau MH-60R Seahawk dan NHIndustries NH-90 NFH serta Eurocopter
EC-725 Super Cougar. Tulang punggung helikopter multi-misi untuk peran
anti-kapal selam dan kapal permukaan sekarang ini adalah sejumlah Ka-28
Kamov dan Westland Sea King Mk.42 serta tambahan 6 unit bekas surplus AL
AS berupa heli UH-3H Sea King pada tahun 2007. Sedangkan hekopter AL
fungsi utilitas ringan diperankan oleh HAL 316 Chetak yang akan
diremajakan dengan 56 unit armada baru. Termasuk heli Dhruv yang dibuat
industri lokal. Namun unjuk kerja Dhruv tidak memuaskan menurut
spesifikasi teknis AL India. Kapal serbu amfibi modern menjadi salah
satu rencana akuisi AL meskipun saat ini AL India mengoperasikan 1 unit
kapal induk konvensional INS Viraat. Kemungkinan mengikuti jejak Rusia
membeli LHD Perancis kelas Mistral atau LHD Australia desain Navantia
kelas Canberra. Armada pesawat patroli maritim cukup berumur yang
tersusun atas 8 unit Tupolev Tu-142 MPA dan 5 unit Ilyushin Il-38 MPA.
Untuk menggantikannya, AL India telah memesan 12 unit pesawat sayap
tetap patroli maririm P-8I Poseidon yang memiliki kemampuan anti-kapal
selam dan surveillance. Armada kapal selam India salah satu terbesar di
Asia terdiri atas 10 unit kelas Kilo dan 4 unit kelas U-209. Pada tahun
2010 India menyewa 2 unit kapal selam nuklir Rusia kelas Akula-II selama
10 tahun. Saat ini tengah didesain sendiri kapal selam nuklir kelas
Arihant, direncankan akan dibangun 3 unit. Pada tahun 2011 ditenderkan 6
unit kapal selam konvensional yang dimenangkan oleh kelas Scorpene.
Kapal perang India dengan kemampuan AKS tersusun atas 14 frigat, 8
destroyer, dan 24 korvet serta 8 penyapu ranjau peran ganda.
Pakistan mempunyai 3 unit kapal selam Perancis kelas Agosta 90B dan 2
unit kelas Agosta 70. Armada frigat ada 11 kapal dengan 6 kapal kelas
Tariq (Type 21 eks-Inggris), 4 kapal kelas Zulfiquar (Type-054 RRC), dan
1 kapal kelas Alamgir (Oliver Hazard Perry eks-AS). Kapal frigat
diperkuat helikopter peran AKS dengan 3 Westland Lynx, 6 Westland Sea
King Mk.45, dan paling gres 4 unit Harbin Z-9EC. Pesawat sayap tetap
patroli maritim AKS terdiri dari 1 unit Breguet Atlantique I, 8 unit
P-3C Orion, dan 7 unit Fokker F-27-200 MPA . Sementara 3 kapal penyapu
ranjau peran tunggal tanpa kemampuan AKS.
RRC tengah menyelesaikan proyek kapal induk Varyag yang telah
beberapa kali uji layar. Varyag merupakan kapal induk eks-Soviet dibeli
dari Ukraina. Kapal induk juga memerlukan heli peran anti-kapal selam
dan ranjau untuk melindungi diri dari ancaman bawah laut secara mandiri
di samping kawalan aktif dari frigat atau destroyer. Armada heli AKS
China terdiri dari 6 unit Ka-28 Kamov buatan Rusia. Sudah ada rakitan
dalam negeri Harbin Z-9 yang memiliki peran SAR dan AKS, aktif di figat
AL RRC dan Pakistan. Armada pesawat sayap tetap patroli maritim terdiri
atas 6 unit Shaanxi Y-8 MPA produk lokal kopian An-12, 3 unit pesawat
amfibi Harbin SH-5. AL RRC memiliki armada kapal selam terbesar di Asia
terdiri dari 10 unit kapal selam nuklir dan 53 unit kapal selam
konvensional/diesel-elektrik. Armada kapal perang dengan kemampuan AKS
mencakup 25 destroyer, 50 frigat, 131 kapal patroli AKS, dan lebih dari
40 kapal penyapu ranjau peran ganda.
Dua Korea yang saling berseteru memiliki kekuatan kapal selam yang
kuat meskipun Utara armadanya sudah berumur. Korea Utara memiliki 20
kapal selam tua kelas Romeo 1800 ton, kapal selam midget buatan lokal 40
unit kelas Sang-O (300 ton) dan 10 unit kelas Yono (130 ton). Frigat
dengan kemampuan AKS dan AKAP tinggal 2 kapal tua kelas Najin. AL Korea
Utara diduga tidak memiliki armada pesawat udara AKS baik sayap tetap
maupun putar. Bertolak belakang dengan Korea Selatan yang semakin maju
dengan kemampuan memproduksi kapal perang dan kapal selam modern. AL
Korsel mengoperasikan 1 kapal induk serbu amfibi, 11 kapal destroyer, 9
Frigat, 21 korvet, 3 kapal selam tipe U-214 (kelas Son Won-il), dan 9
kapal selam tipe U-209 (kelas Changbogo) serta dua kapal selam midget.
Armada pesawat terbang peran AKS dan AKP terdiri atas 16 unit Lockheed
Martin P-3 Orion, 12 heli Westland Super Lynx Mk.99 dan 13 unit Super
Lynx Mk.99A.
Pasukan Beladiri Maritim Jepang merupakan angkatan laut terkuat kedua
di Asia. AL Jepang memiliki 2 kapal induk helikopter kelas Hyuga, 10
kapal destroyer, 21 kapal frigat, 11 kapal selam kelas Oyashio (2.750
ton), 4 kapal selam kelas Soryu (2.900 ton), dan 1 kapal selam kelas
Harushio (2.450 ton). Armada pesawat terbang peran AKS/AKAP adalah 80
unit Lockheed Martin P-3C dan 52 unit heli SH-60K. Semuanya merupakan
lisensi AS yang diproduksi di dalam negeri dengan konten lokal yang
semakin tinggi. Mencerminkan kemampuan pabrikan alutsista Jepang yang
setara dengan negara maju lainnya. Saat ini Jepang sedangkan
mengembangkan pesawat terbang P-1 Kawasaki untuk meremajakan pesawat
Orion.
Vietnam memiliki 7 unit kapal frigat kelas Petya (5) dan Gepard 3.9
(2) yang memiliki kemampuan peperangan bawah permukaan. Armada heli AKS
terdiri atas 7 unit Kamov Ka-28 tanpa pesawat terbang patroli maritim
AKS. Namun AL Vietnam pada tahun 2009 telah menandatangani pengadaan 6
unit kapal selam kelas Improved Kilo dari Rusia.
Malaysia telah mengoperasikan 2 unit kapal selam kelas Scorpene
buatan Perancis. Amada Frigat berkemampuan AKS dengan fasilitas helipad
terdiri atas 2 unit kelas Lekiu dan 2 unit kelas Kasturi. Diperkuat 6
unit helikopter Super Lynx Mk.100 peran AKS dan AKAP. Selain itu armada
kapal perang Malaysia yang mempunyai kemampuan AKS terdapat 4 kapal
korvet kelas Laksamana dan 6 kapal korvet kelas Kedah. Sedangkan 4 kapal
penyapu ranjau kelas Lerici berperan tunggal semata. Ada rencana
Malaysia akan 6 unit heli AKS baru dan 6 unit kapal LCS (Littoral Combat
Ship).
Indonesia sudah lama dikenal memiliki armada kapal selam pertama di
Asia Tenggara. Kini AL Indonesia mengoperasikan 2 kapal selam kelas
U-209 Jerman dan akan menambah 3 unit lagi tipe serupa kelas Changbogo
dari Korea Selatan. Selain itu mempunyai juga kapal frigat multi-peran
yang memiliki kemampuan AKS berfasilitas dek helikopter maritim.Namun
hingga kini tidak memiliki satu pun helikopter maritim peran AKS. Pada
masa Orde Baru pernah memiliki heli Westand Wasp bekas AL Belanda,
dioperasikan di kapal frigat kelas Tribal dan Van Speijk. Kapal frigat
dan LPD (Landing Platform Dock) hanya dilengkapi heli NBO-105 dan Bell
N-412 peran intai, utilitas dan transport. Armada kapal perang dengan
kekuatan AKS meliputi 17 frigat dan 22 korvet. Sedangkan 2 kapal penyapu
ranjau kelas Tripartite dan 9 kapal penyapu ranjau kelas Kondor II
berperan tunggal sebagai penyapu ranjau. Pesawat terbang sayap tetap
kemampuan AKS berupa 1 unit CN-235 MPA yang akan ditambah 3 unit. CN-235
MPA bisa dipersenjatai torpedo dan misil udara ke permukaan dan
dipasang detektor kapal selam MAD AN/ASQ-508. Angkatan bersenjata
Indonesia berencana membeli 11 unit helikopter AKS dan telah ada
penawaran dari perusahaan AS. Kemungkinan adalah 11 heli retofit Kaman
SG-2H Sea Sprite yang pernah ditolak Australia. Pengadaan pesawat
terbang sayap tetap dan sayap putar sangat penting mengingat
perkembangan armada kapal selam Asia yang cepat dan posisi perairan
dalam Indonesia yang strategis sebagai persimpangan jalur bagi kapal
selam dan kapal perang internasional serta pengamanan jalur perniagaan
maritim.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar