C-130H Hercules. (Foto: RAAF)
15 Februari 2013, Jakarta: Indonesia dan Australia melalui masing -
masing angkatan udaranya sedang menjajaki kemungkinan kerja sama
pendidikan bidang geospasial dan imagery (Geosmery). "Adanya rencana ini
yang secara rinci akan dibicarakan lebih lanjut pada kesempatan Airman
To Airman Talk tahun 2013," ujar Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU),
Marsdya TNI Ida Bagus Putu Dunia di Mabesau, Jakarta, Kamis (14/2).
Penjajakan kerja sama Geosmery terungkap saat KSAU menerima kunjungan
kehormatan Atase Pertahanan Udara (Athanud) Australia Group, Captain
Sean Unwind dan asistennya Markus Bangley di Mabesau Jakarta.
Dalam pertemuan itu, KSAU didampingi Aspam KSAU Marsda TNI Kuswantoro,
Sekretaris Dinas Penerangan TNI AU (Sesdispenau) Kolonel (Sus) M. Akbar
Linggaprana dan Korsmin KSAU Kolonel (Pnb) Imran Baidirus.
Rencana kerjasama pendidikan bidang Geosmery diharapkan kedua angkatan
udara bisa terwujud. Selama ini, kerjasama TNI AU dengan Angkatan Udara
Australia (Royal Australian Air Force/RAAF) sudah terjalin lama dan
harmonis dalam bidang pendidikan dan latihan.
Latihan bersama yang pernah digelar TNI AU dan RAAF, diantaranya latihan
Albatros Ausindo, Latma Pitch Black dan Latma Rajawali Ausindo yang
dilaksanakan setiap tahun dengan melibatkan pesawat - pesawat tempur
dari skadron masing - masing angkatan udara.
Sedangkan, Latma Elang Ausindo dilaksanakan setiap dua tahun sekali.
"Meski dilakukan dua tahun sekali kita berharap subtansi dan kualitas
latihan tersebut tetap terjaga," harap KSAU.
Dalam aspek pertahanan, Unwin yang pernah menjadi perwira siswa Seskoau
tahun 2006 tersebut, mengakui pengaruh Indonesia di Asia Tenggara cukup
besar. Ia mengharapkan menjalin kerja sama pertahanan dengan Indonesia,
maka stabilitas disekitar Australia tetap terpelihara.
Kedua negara menyadari akan adanya manfaat hubungan dan kerjasama TNI AU
dan RAAF sehingga sepakat untuk senantiasa meningkatkan kerjasama, baik
secara kedinasan maupun personel.
Dalam kesempatan itu, Sean Unwin juga meminta ijin untuk rencana
mengunjungi pangkalan udara di Indonesia, khususnya ke skadron udara
terkait dengan adanya rencana penyelenggaraan seminar tentang operasi
udara, operasi gabungan serta geospasial dan imagery khususnya bagi para
penerbang di skadron udara. Sedangkan waktu dan tempat akan ditentukan
kemudian.
Terkait rencana hibah dan transfarmasi pesawat jenis angkut Hercules
C-130 yang akan dihibahkan pemerintah Australia kepada Indonesia, Sean
Unwin menyatakan, kesiapannya untuk memperkuat armada udara TNI AU yang
rencananya akan masuk pada akhir Mei 2013.
Secara terpisah, Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas) dan
Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI)
sepakat melakukan kerjasama pertukaran informasi dan pemanfaatan data
operasi penerbangan sipil.
Penandatanganan MoU itu ditandatangani oleh Panglima Kohanudnas, Marsda
TNI FHB. Soelistyo dengan Dirut LPPNPI di ruang pertemuan Mulawarman
Ditjen Hubud, Jakarta, baru-baru ini.
Sumber:
Suara Karya
Kenapa bukan Indonesia yang ngasih pesawat ke Australia? Sebaiknya kita selektif dalam menerima pemberian orang, dan jangan terlalu gembira apalagi bangga atas pemberian itu. Dulu Presiden Soekarno bisa bilang:"Go to hell with your aids!", meskipun rakyat miskin, rumah gedhek, pakaian pada robek dan pada antre beras. Pertimbangkan soal HARGA DIRI, Mas Bro! Jangan sampai jadi TEER LA LU....
BalasHapus