Pesawat angkut Antonov AN-124-100 menurunkan pesawat Sukhoi pesanan
pemerintah Indonesia di Pangkalan Udara (Lanud) Hasanuddin, Makassar,
Sulsel, Sabtu (23/2) dini hari. Dari enam pesawat tempur Sukhoi SU-30 MK
2 pesanan pemerintah Indonesia , dua diantaranya tiba di Lanud
Hasanuddin. (Foto: ANTARA/Sahrul Manda Tikupadang/ss/13)
23 Februari 2013, Makassar: TNI Angkatan Udara kembali menambah kekuatan
udaranya dengan dua unit Flanker, yaitu dua pesawat tempur Sukhoi SU-30
MK2.
Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsekal Pertama Azman Yunus mengatakan,
rencananya, dua pesawat ini akan diangkut dengan pesawat AN-124-100 dan
mendarat di Lanud Sultan Hasanuddin Makassar sekitar pukul 22.15 Wita,
Jum'at (22/2/2013).
(Foto: ANTARA/Sahrul Manda Tikupadang/ss/13)
Pesawat angkut AN-124-100 Flight Number VDA 6132 tersebut diterbangkan
oleh Gorbunov Vladimir, berangkat dari Bandara Dzemgi Rusia, Rabu
(21/2/2013) pukul 00.30 UTC dengan rute Bandara Nonoy Aquino Manila
langsung menuju Lanud Sultan Hasanuddin Makassar.
Kedua Sukhoi SU-30 MK2 akan menambah kekuatan Skadron Udara 11 Wing 5
Lanud Sultan Hasanuddin Makassar, dan akan bergabung dengan SU 27-SKM
dan SU-30 MK2 terdahulu.
Saat ini TNI Angkatan Udara memiliki sepuluh unit pesawat Sukhoi buatan
pabrik KNAPO (Komsomolsk-na Amure Aircraft Production Association).
TNI AL Akan Dilengkapi 11 Heli Antikapal Selam
Dalam kesempatan berbeda Kepala staf TNI AL Laksamana Marsetio
mengatakan untuk menambah kemampuan dalam operasi tempur laut. TNI AL
sedang dalam pengadaan 11 helikopter antikapal selam dan lima pesawat
patrol maritim CN-235.
Hal tersebut dikatakan Marsekal saat menjadi inspektur upacara serah
terima jabatan Komandan Pusat Penerbangan Angkatan Laut (Puspenerbal)
dari Laksamana Pertama Sugianto kepada Laksamana Pertama I Nyoman Nesa
di Surabaya.
Pengadaan saat ini di Kementerian Pertahanan dengan anggaran yang sudah
dialokasikan. “Hal ini merupakan cita-cita TNI AL, khususnya jajaran
Puspenerbal, untuk kembali memiliki armada helikopter antikapal selam.
Efek penangkalannya sangat diperlukan oleh Indonesia,” kata Marsetio.
"Kami harapkan 11 helikopter antikapal selam tersebut sudah bisa menjadi
kebanggaan pada saat peringatan hari jadi TNI tahun 2014," katanya.
Ia mengemukakan, terkait dengan pengadaan helikopter tersebut saat ini
sudah ada tiga perusahaan penyedia dan prosesnya sudah di Kementrian
Pertahanan.
"Tiga perusahaan penyedia helikopter tersebut di antaranya berasal dari negara Amerika, Inggris dan Perancis," katanya.
Ia mengatakan, jika memang salah satu dari tiga penyedia barang tersebut
mampu memenuhi spesifikasi yang ditentukan akan menang karena semua ini
masuk dalam lelang terbuka.
"Dengan adanya pengadaan sebelas helikopter tersebut nantinya akan
mengaktifkan kembali skuadron 100 yang dulu dimiliki oleh angkatan
laut," katanya.
Hal ini, kata dia, akan mengingat kembali masa kejayaan tahun 1965 di
mana saat itu, TNI AL memiliki skuadron 100 dengan didukung kendaraan
helikopter antikapal selam.
Nyoman Nesa sebelumnya menjabat Komandan Korps Siswa Sekolah Staf dan
Komando TNI sejak Juni 2012. Sementara Sugianto akan bertugas sebagai
Staf Ahli Tingkat II Panglima TNI Bidang Kesejahteraan Prajurit di Mabes
TNI.
Selama 2012, kegiatan pemantauan dan patroli maritime oleh unsure-unsur
Puspenerbal mendeteksi 3.140 target/sasaran pengamatan di perairan
yuridiksi nasional. Rinciannya, 20 kapal perang asing, 64 kapal survey,
1.884 kapal ikan, 555 kapal kargo, 33 kapal tanker, 125 kapal tongkang,
125 kapal curah tambang, 31 kapal penumpang, dan 571 obyek lain.
Sumber: KOMPAS/
ANTARA Jatim
Tidak ada komentar:
Posting Komentar