Cargo Hose Handling Cranes Pinmarine dirancang untuk kapasitas sampai 15 ton dengan panjang 15 meter dengan struktur terbuat dari konstruksi baja yang kokoh dan bersertifikat sehingga kuat untuk dudukan dan pengelasan pada struktur kapal, bush terbuat dari bronze dengan mengacu kepada standar nasional (BKI) dan standar internasional (IACS member). Crane dapat dioperasikan secara simultan dua atau beberapa gerakan disertai sistem emergency sebagai pengaman, selain itu dapat dioperasikan secara manual (Emergency Hand Pump) untuk melepas rem pada winch dan slewing (photos : Pindad)
BANDUNG - PT Pindad (Persero) turut mendukung performa Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) lewat produk industrialnya. Produk Alat Peralatan Kapal Laut (APKL) dari Divisi Mesin Industrial yang diberi label ‘Pinmarine’ melengkapi keperkasaan kapal perang jenis landing ship tank (LST) KRI Teluk Bintuni-520 milik TNI AL lewat acara penyerahan kepada Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu pada hari Rabu, 17 Juni 2015 di dermaga PT Daya Radar Utama (DRU), Lampung.
“Kepercayaan pihak DRU dan TNI AL bagi produk APKL kami merupakan pertanda baik keberpihakan Pemerintah kepada industri dalam negeri sudah terlihat. Secara bisnis, hal ini merupakan hal yang membanggakan bagi kami, karena produk industrial perusahaan pun, kini dipercaya untuk digunakan, tidak terbatas produk pertahanan dan keamanan saja,” tutur Direktur Operasional Produk Industrial PT Pindad, Wahyu Utomo.
KRI Teluk Biruni-520 produksi PT DRU mempunyai bobot 2.300 ton, dengan panjang 120 meter, lebar 18 meter, serta tinggi 11 meter. KRI Teluk Bintuni dirancang sesuai tugas yang diembannya, yaitu mampu membawa 10 unit main battle tank (MBT) Leopard milik TNI Angkatan Darat yang berbobot mencapai 62,5 ton. Produk-produk ‘Pinmarine’ seperti combination windlass, snatch winch, turntable, cargo hose crane, dan manual slewing crane dipasang untuk memenuhi tuntutan tugas tersebut. “Dari beberapa produk ‘Pinmarine’, snatch winch dan turntable kami rancang khusus dengan kapasitas hingga 90 ton. Ini merupakan kapasitas tertinggi yang kami rancang, untuk memenuhi tuntutan tugas KRI Teluk Biruni,” tambah Wahyu.
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menyatakan bahwa terciptanya KRI Biruni merupakan wujud nyata bagaimana industri dalam negeri tidak kalah dengan industri luar negeri untuk menciptakan kapal perang. “Ini semua merupakan wujud kepercayaan pemerintah terhadap kalangan industri dalam negeri yang kualitas sumberdayanya tidak kalah oleh kalangan industri luar negeri,” ujarnya.
Selain itu, terwujudnya KRI Biruni merupakan salah satu langkah nyata untuk mendukung Indonesia sebagai salah satu negara maritim yang disegani. “Pembangunan kapal perang KRI Biruni merupakan bagian dari pembangunan kekuatan pertahanan nasional, guna mendukung program pemerintah sebagai poros maritim dunia,” lanjut Ryamizard.
Pembangunan dunia maritim Indonesia merupakan salah satu program pemerintah saat ini. Peluang untuk produk-produk ‘Pinmarine’ diharapkan akan mendapatkan peluang yang baik untuk berkembang. “Kontribusi PT Pindad terhadap dunia maritim Indonesia sudah cukup membanggakan. Dengan program pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia, maka peluang untuk produk ‘Pinmarine’ diharapkan akan tercipta. Manajemen akan mendukung penuh usaha Divisi untuk mengeksekusi peluang tersebut dan menjadikannya masukan yang berharga untuk perusahaan,” tutup Wahyu.
(BUMN)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar