Dua kapal perang buatan Perancis yang seharusnya dibeli Rusia kini
terbengkalai setelah ditetapkan sanksi dan embargo senjata oleh Barat
terhadap pemerintah Moskow. Akibatnya, Perancis merugi hingga miliaran
euro dan dua kapal perang itu terancam dimusnahkan.
Diberitakan Reuters, Selasa (7/6), kapal perang kelas-Mistral dengan
landasan helikopter bernama Vladivostok rencananya akan dikirim ke Rusia
pada 2014. Kapal lainnya, Sebastopol rencananya akan dikirim pada 2016.
Namun rencana ini kandas setelah Barat menjatuhkan sanksi pada Rusia
yang dinilai ikut campur dalam konflik Ukraina dan mencaplok Crimea.
Kapal itu rencananya akan dijual seharga 1,163 miliar euro atau lebih
dari Rp17,1 triliun. Rusia menuntut ganti rugi uang yang telah mereka
keluarkan sebesar 800 juta euro, belum lagi ditambah kompensasi untuk
kerugian pembelian perangkat dan pelatihan awak kapal tersebut. Namun
Perancis mengaku hanya sanggup mengganti 785 juta euro.
Kesepakatan pembelian ini ditandatangani antara kedua negara pada
pemerintahan Presiden Nicolas Sarkozy. Namun jika sudah begini, Perancis
memiliki beberapa pilihan.
“Ada tiga kemungkinan: mengirim kapal itu ke Rusia, menjualnya ke
negara lain atau memusnahkannya,” kata sumber pemerintah Perancis yang
menangani penjualan ini.
Menjualnya ke Rusia dianggap opsi yang tidak mungkin. Pasalnya,
berdasarkan sanksi dan embargo Barat melalui NATO, pemerintah Francois
Hollande dilarang menjual persenjataan para militer Rusia.
Negara sekutu seperti Amerika Serikat dan Polandia–yang memiliki
kerja sama pertahanan dengan Perancis senilai 6 miliar euro–akan marah
jika Perancis melanggar sanksi tersebut.
Ada beberapa negara yang tertarik untuk membeli kapal buatan
perusahaan senjata Perancis DCNS ini, sebut saja Kanada, Singapura,
Mesir dan China. Namun pemerintah Vladimir Putin memperingatkan untuk
tidak menjualnya ke negara lain karena kapal itu dibuat dengan
spesifikasi khusus yang mencakup rahasia alat pertahanan negara Rusia.
Jika demikian, maka opsi terakhir adalah memusnahkannya. Masalahnya
jika terlalu lama di dermaga, dua kapal itu menghabiskan banyak anggaran
pemerintah Perancis.
Setiap bulannya, pemerintah Paris merogoh kocek 5 juta euro atau
lebih dari Rp73 miliar untuk biaya berlabuh dan pemeliharaan kapal di
pelabuhan dekat perairan Atlantik.
“Cara termurah saat ini adalah dengan menenggelamkan mereka,” kata
Jenderal Christian Quesnot, bekas penasihat militer untuk mantan
Presiden Francois Mitterrand
CNN Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar