Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) segera memperkuat
pertahanan perairan dengan mendatangkan helikopter anti-kapal selam.
Sebanyak 11 unit heli canggih ini akan dibeli dari perusahaan
penerbangan Airbus.
Rencana pembelian ini rupanya mulai menjadi perhatian internasional.
Sejumlah media menganggap pembelian ini dapat meningkatkan kemampuan
militer Indonesia dari ancaman bawah laut.
“Skuadron penerbangan, bernama Skuadron Udara 100, akan dibangun
untuk memberi dukungan operasional terhadap armada baru 11 heli
anti-kapalselam berupa AS-565 MBe Panther,” demikian ditulis
thediplomat, Minggu (21/6).
Tidak ada tanggal yang pasti skuadron ini akan mulai beroperasi.
Namun, sesuai keterangan dari sejumlah pihak di TNI AL, media ini
memperkirakan skuadron akan dimulai saat Panther pertama diterima.
Sehingga, unit ini akan terbentuk awal tahun depan.
“Panter ini telah menjadi satu dari platform antikapal selam
ringan/menengah terbaik di dunia, di mana terdapat sistem ASW terkini
serta kemampuannya untuk dioperasikan dari kapal korvet maupun frigat
kecil,” sahut Kepala Regional Asia Tenggara dan Pasifik, Philippe
Monteux di Airbus.
Diperkirakan, heli canggih ini akan diterima secara keseluruhan pada
akhir 2017 mendatang. Skadron yang ditugasi untuk mengoperasikannya akan
ditempatkan di Lanud Juanda, Surabaya.
Helikopter ini akan dioperasikan untuk kapal korvet SIGMA 10514 dan
korver kelas Bung Tomo. Sebagai perlengkapannya, heli AS-565 Panther
akan dipasangi torpedo ASW Raytheon Mk 46 atau Whitehead A.244/S
lightweight, dan termasuk sonar DS-100 helicopter long-range active
sonar (HELRAS).
DS-100 merupakan jenis sonar versi 1.38 kHz dari AQS-18A yang lebih
populer. Alat ini mampu mendeteksi benda hingga kedalaman 500 menter
untuk pemantauan dan pencarian bawah laut. Dengan resolusi proses dopler
dan denyut yang panjang, bisa mendeteksi kapal selam meski melaju
dengan kecepatan sangat rendah.
Bersama L-3, DS-100 bisa dipakai untuk mendeteksi, menetapkan target
dan meluncurkan senjata terhadap target kapal selam di kedalaman atau
perairan dangkal.
Merdeka.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar