INS Vikramaditya (kiri) dan INS Viraat (bawah). (Kredit: Indian Navy). |
Dalam perjalanannya dari galangan kapal Sevmash di utara Rusia, menuju ke Karwar di pantai barat India, INS Vikramaditya diiringi oleh INS Trikand (frigat kelas Talwar), INS Delhi (perusak kelas Delhi), dan INS Deepak, kapal tanker, memasuki Area Operasi Angkatan Laut India di barat laut Laut Arab di mana disana ia bergabung dengan dengan sebagian Armada Barat Angkatan Laut India, diantaranya kapal induk kecil INS Viraat, dua kapal perusak kelas Delhi, tiga frigat siluman kelas Trishul, frigat kelas Godavari dan beberapa kapal lepas pantai.
INS Vikramaditya adalah kapal induk dari kelas Kiew yang pertama bertugas tahun 1987, kala itu masih bernama Baku dan menjadi bagian dari Angkatan Laut Uni Soviet. Pada tahun 1996 kapal itu dinonaktifkan dan Angkatan Laut India baru membelinya pada tahun 2004 dengan harga agregat sebesar AS$ 2,3 milyar (sekitar 28 triliun rupiah).
Kapal induk ini diharapkan bisa mengakomodasi 30 pesawat tempur MiG-29K, Fulcrum Rusia yang sudah beberapa kali diuji cobakan pada INS Vikramaditya sebelum dikirimkan ke India.
Armada tempur kapal induk India. (Kredit: Indian Navy). |
Yang menjadi perhatian dan nilai tambah, armada kapal induk India akan didukung dan dilindungi dari ancaman kapal selam musuh dengan delapan pesawat intai maritim jarak jauh dan anti kapal selam P-81 Poseidon.
Di sisi lain, beberapa hari lalu Beijing juga merilis gambar armada tempur kapal induk pertama mereka (lihat foto bawah), namun pada foto yang dirilis kekuatan armada tempur kapal induk yang ditampilkan oleh India masih lebih besar dan lengkap. Armada India terdiri dari beberapa unit pendukung yang memungkinkan untuk melakukan perjalanan yang sangat jauh, berbeda dengan apa yang ditampilkan China. Pertanyaannya, apakah India sudah mampu memproyeksikan kekuatan angkatan lautnya untuk jarak yang jauh?
Liaoning, kapal induk pertama China. (Kredit: via Chinese Defense Blog). |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar