Jakarta (MI) : Rencana penerbangan tiga pesawat F-16 C/D 52ID TNI AU dengan call
sign "Viper Flight," dari Eielson AFB Alaska menuju Andersen AFB Guam
ditunda selama 48 jam. Susunan crew pesawat pertama adalah TS 1625
dengan crew Col Howard Purcel, pesawat kedua TS 1620 diawaki Maj
Collin Coatney/ Ltk.Firman Dwi Cahyono dan pesawat terakhir TS 1623
diawaki Ltc Erick Houston/ May Anjar Legowo. Tiga buah pesawat F-16 C/D
ini terpaksa harus menunda penerbangan yang harus ditempuh selama 9 Jam
40 menit ini karena pesawat tanker KC-10 dari Travis AFB yang mengawal
penerbangan harus menjalani perbaikan karena masalah teknis.
Sebelumnya pada tanggal 15 Juli 2014 Viper Flight telah menempuh
perjalanan dari Hill AFB Utah menuju Eielson AFB Alaska selama empat
setengah jam pada ketinggian 25.000 kaki dan kecepatan 0.8 MN (Mach
Number) atau sekitar 480 KTAS (Knots True Air Speed) melewati area
gurun, area perkotaan, selat sepanjang pantai barat dan juga pegunungan
bersalju di wilayah Canada bagian utara sebelum memasuki wilayah negara
bagian Alaska. Selama perjalanan dilaksanakan air to air refueling
dengan pesawat KC-10 dari Travis selama 3 kali pengisian.
Sesuai kondisi ini direncanakan keberangkatan ditunda menjadi tanggal
19 Juli 2014. Perjalanan dari Eielson AFB Alaska menuju Andersen AFB
Guam akan berlangsung selama 9 jam 40 menit dan tanggal 22 Juli
penerbangan leg terakhir dari Guam langsung menuju Lanud Iswahyudi
Madiun dengan waktu 5 jam 16 menit. Ketiga pesawat direncanakan akan
mendarat pada pukul 11.16 di lanud Iswahjudi Madiun pada tanggal 22 Juli
2014 dan akan langsung diparkir di hangar Skadron Udara 3 “The Dragon
Nest” untuk inspeksi.
Setelah libur Idul Fitri maka enam instruktur penerbang F-16 akan
mulai melanjutkan latihan terbang konversi F-16 C/D nya di Lanud
Iswahyudi Madiun mulai bulan Agustus 2014 dibawah supervisi empat
instruktur penerbang dari US Air Force Mobile Training Team. Rencananya
pesawat-pesawat ini akan menjalani modifikasi pemasangan peralatan drag
chute karena konfigurasi awal pesawat F16C/D-52ID tidak dilengkapi
dengan drag chute (rem payung) yang dilakukan tehnisi TNI AU dibantu
personil Lockheed Martin pada kuartal pertama 2015.
Seluruh pesawat sebelumnya menjalani upgrading dan refurbished rangka
“airframe” serta modernisasi sistem “avionic” dan persenjataan di Ogden
Air Logistics Center Hill AFB, Utah. Rangka pesawat diperkuat,
cockpit diperbarui, jaringan kabel dan elektronik baru dipasang, semua
system lama di rekondisi atau diganti menjadi baru dan mission computer
canggih baru sebagai otak pesawat ditambahkan agar lahir kembali dengan
kemampuan jauh lebih hebat dan ampuh.
Modernisasi dan upgrade avionic dan engine pesawat dilaksanakan untuk
meningkatkan kemampuan menjadi setara dengan F-16 block 50/ 52,
khususnya dengan pemasangan “otak dan syaraf” pesawat yaitu Mission
Computer MMC- 7000A versi M-5 yang juga dipakai Block 52+, demikian pula
radar AN/APG-68 (V) ditingkatkan kemampuan sesuai system baru yang
dipasang. Juga Improved Modem Data Link 16 untuk komunikasi data
canggih, Embedded GPS/ INS (EGI) block-52 yang menggabungkan fungsi
GPS dan INS dan berguna untuk penembakan JDAM (Bomb GPS), Electronic
Warfare Management System AN/ALQ-213, Radar Warning Receiver ALR-69
Class IV serta Countermeasures Dispenser Set ALE-47 untuk melepaskan
Chaffs/ Flares anti radar/anti rudal. Untuk seluruh mesin pesawat
tipe F100-PW-220/E telah menjalani upgrade menjadi baru kembali,
khususnya dengan pemasangan system DEEC (Digital Electronic Engine
Computer) baru dan Augmentor Engine baru yang usia pakainnya dua kali
lebih lama.
Dalam urusan pertempuran udara pesawat ini cukup handal karena
disamping kelincahan F-16 C/D 52ID TNI AU menandingi Block 52 juga
dilengkapi rudal jarak pendek AIM-9 Sidewinder L/M/X dan IRIS-T (NATO)
serta rudal jarak sedang AIM-120 AMRAAM-C. Untuk menyerang sasaran
darat dan perairan pesawat ini membawa kanon 20 mm, bomb standar MK 81/
82/ 83/ 84, Laser Guided Bomb Paveway, JDAM (GPS Bomb), Bom anti runway
Durandal, rudal AGM-65 Maverick K2, rudal AGM-84 Harpoon (anti kapal),
rudal AGM-88 HARM (anti radar). Peralatan Improved Data Modem Link 16
memungkinkan penerbang melakukan komunikasi data tanpa suara dengan
pesawat lain atau dengan radar darat, radar laut dan radar terbang.
Pesawat dilengkapi Head Up Display layar lebar terbaru yang
kompatibel dengan Helmet Mounted Cueing System dan Night Vision Google
sebagai kelengkapan penerbang kita. Pesawat juga dilengkapi navigation
dan targeting pod canggih seperti Sniper/ Litening untuk operasi tempur
malam hari seperti layaknya siang serta mampu melaksanakan missi
Supression Of Enemy Air Defence (SEAD) untuk menetralisir pertahanan
udara musuh.
Kontrak pembelian juga meliputi pengadaan spare parts, ground
support equipment dan training. Peralatan JMPS (Joint Mission Planning
System) berfungsi dalam perencanaan operasi pertahanan atau penyerangan
udara sesuai manajemen perang udara modern menghadapi lawan dalam
situasi perang elektronika serta malam hari. Sedangkan peralatan RIAIS
(Rackmount Improve Avionic Intermediate System ), AME (Alternate Mission
Equipment) dan PMEL (Precision Measurement Equipment Laboratory)
memungkinkan perawatan, kalibrasi dan perbaikan avionic pesawat tingkat
sedang dan berat agar tidak tergantung dari luar.
Dilengkapi kemampuan sistem avionic canggih dan senjata udara modern
serta keunggulan daya jangkau operasi membuat pesawat ini sanggup untuk
menghadang setiap penerbangan gelap atau menghantam sasaran, baik di
luar atau dalam wilayah kedaulatan kita, pada saat siang atau malam
hari. Pengalaman dan pemahaman dari aplikasi penggunaan tehnologi perang
udara modern yang didapat dalam pengoperasian F-16 CD 52ID niscaya akan
membantu kita untuk memperbaiki perencanaan, pengadaan, pelatihan serta
doktrin dan taktik perang udara TNI AU.
TNI Angkatan Udara merencanakan armada baru F-16 C/D 52ID ini akan
melengkapi Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi Madiun dan Skadron Udara 16
Lanud Rusmin Nuryadin Pekanbaru. Diharapkan pada saat pesawat tempur
masa depan IFX sudah siap dioperasikan maka berbagai prosedur, taktik,
pengalaman dan ilmu pengetahuan yang didapat dari pengoperasian pesawat
F-16 C/D 52ID bisa kita terapkan untuk menyamai dan bahkan mengungguli
kekuatan udara calon lawan dan pesaing negara kita. Pesawat-pesawat
canggih ini akan menambah kekuatan tempur TNI Angkatan Udara sebagai
tulang punggung Air Power (Kekuatan Dirgantara) Negara kita demi
menjaga Keamanan Nasional Indonesia.
Sumber : TNI AU
Tidak ada komentar:
Posting Komentar