China telah mengambil langkah maju untuk menantang supremasi AS di ruang angkasa setelah berhasil menguji rudal anti-satelit “non-destruktif” pada 23 Juli, seperti yang dilaporkan website Voice of Rusia berbahasa china yang merupakan siaran radio internasional pemerintah Rusia.
Menurut kantor berita resmi China Xinhua, Kementerian negara Pertahanan Nasional mengumumkan suksesnya uji coba rudal pencegat dalam “mencapai tujuan yang telah ditetapkan,” yang sumber Departemen Luar Negeri AS mengkonfirmasi dengan “keyakinan tinggi” bahwa itu adalah rudal anti-satelit yang bertujuan untuk menghancurkan target melalui tenaga tumbukan (impact) dan tidak menyebabkan ledakan.
“Kami menyerukan kepada China untuk menahan diri dari tindakan-destabilisasi, -seperti terus mevgembangkan dan dan menguji sistem perusak anti-satelit- yang mengancam keamanan jangka panjang dan keberlanjutan lingkungan luar angkasa, di mana tempat semua bangsa tergantung,” ujar Departemen Luar Negeri AS tanggal 25 Juli, lewat sebuah email ke SpaceNews. “Amerika Serikat akan terus memantau untuk memastikan sistem ruang yang aman dan tangguh terhadap ancaman ruang angkasa yang muncul.”
Sejak memangku jabatannya tahun lalu, Presiden China Xi Jinping dilaporkan telah meminta angkatan udara China untuk mempercepat integrasi kemampuan udara dan ruang angkasa. Selama kunjungan ke markas PLA Angkatan Udara pada bulan April, Xi berjanji pengembangan “kekuatan tempur tipe baru” yang dapat menangani keadaan darurat udara dan ruang angkasa dengan “cepat dan efektif.” Uji coba rudal anti-satelit minggu lalu adalah yang kedua di masa pemerintahan Xi, yang sebelumnya telah meluncurkan roket China sebagai bagian dari tes sistem anti-satelit pada Mei tahun lalu. Pada bulan Januari 2007, China sengaja menghancurkan salah satu dari satelit cuaca yang sudah tidak berfungsi (mati) menggunakan rudal balistik jarak menengah berhasis darat, suatu tindakan yang secara luas dikecam oleh masyarakat internasional karena meninggalkan awan yang puing-puingnya berpotensi meninggalkan bahaya dalam sabuk orbit Bumi.
Vladimir Evseev, direktur Pusat Ilmu Sosial Politik di Moskow, mengatakan dia tidak mengesampingkan kemungkinan bahwa tes anti-satelit China menggunakan elektronik nirkabel atau laser, yang menurut para ahli adalah cara yang paling efektif untuk menonaktifkan satellite. China mengembangkan berbagai senjata yang dapat menghancurkan atau membutakan dalam berbagai cara, termasuk menghancurkan mikro-satelit, satelit yang dapat mengelilingi satelit musuh. Evseev mengatakan, Beijing tampaknya mempersiapkan perang ruang angkasa dengan beberapa kemungkinan.
Vladimir Dvorki, peneliti utama dari Institut Hubungan Ekonomi Dunia dan Internasional di Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia, mengatakan komentar AS tentang pengujian China mencerminkan ketakutan atas China yang membuat terobosan di sektor ruang angkasa, dan khususnya kemampuan China mengembangkan senjata anti-satelit yang dapat menghancurkan kemampuan AS untuk mengontrol militer dengan satelit. (asiandefencenews.com).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar