Pangkalan Tentera Laut Diraja Malaysia di Teluk Sepanggar akan
dilengkapi dengan sistem pertahanan udara untuk guna mengatasi tantangan
dan ancaman di masa mendatang.
Menteri Pertahanan Malaysia Datuk Seri Hishammuddin Tun Hussein mengatakan bahwa langkah tersebut sejalan dengan perkembangan teknologi yang sangat cepat dan sesuai dengan kebutuhan TLDM dalam menyikapi skenario di Laut Cina Selatan dan perairan Sabah Timur saat ini.
"Dalam konteks ini, hal ini ditujukan untuk memastikan pangkalan kami aman. Apapun sistem pertahanannya (yang akan digunakan), akan ditentukan kemudian," katanya kepada wartawan setelah mengunjungi dan memeriksa perkembangan Pangkalan TLDM Kota Kinabalu di Teluk Sepanggar, 25 Januari 2015.
Dia mengatakan bahwa rencana memasang sistem pertahanan udara canggih itu merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan pangkalan TLDM terhadap ancaman apapun, terutama di perairan negara.
Namun ia menambahkan bahwa setiap upgrade dan tambahan aset pertahanan nasional akan tergantung dari kemampuan ekonomi negara, situasi politik, dan potensi ancaman.
Selain itu, Hishammuddin juga mengatakan infrastruktur reparasi kapal selam Kelas Scorpene yang saat ini sedang dibangun di pangkalan telah mencapai 12 persen dan sesuai dengan jadwal.
Dia mengatakan, pembangunan infrastruktur tersebut meliputi pembangunan tiga workshop utama untuk pemeliharaan peralatan dan penyimpanan kapal selam, yang diharapkan akan mengurangi biaya pemeliharaan dua kapal selam Kelas Scorpene Malaysia, KD Tunku Abdul Rahman dan KD Tun Razak.
"Akan dilakukan perawatan berkala agar kapal selam tetap beroperasi dengan durasi maksimal 35 tahun, yang akan dilakukan oleh pemerintah dengan bekerjasama dengan Boustead DCNS Naval Corporation Sdn Bhd," dia melanjutkan.
Pangkalan TLDM Kota Kinabalu dibangun pada tahun 2001 yang terdiri dari Markas TLDM Wilayah II dan markas pangkalan kapal selam, dan sebagai lokasi latihan tahunan dengan Brunei dan Filipina. Pangkalan ini juga bertindak sebagai port of call untuk kapal-kapal asing dari beberapa negara seperti Amerika Serikat, Australia, Brunei, Prancis, Jepang, Singapura dan India.
Menteri Pertahanan Malaysia Datuk Seri Hishammuddin Tun Hussein mengatakan bahwa langkah tersebut sejalan dengan perkembangan teknologi yang sangat cepat dan sesuai dengan kebutuhan TLDM dalam menyikapi skenario di Laut Cina Selatan dan perairan Sabah Timur saat ini.
"Dalam konteks ini, hal ini ditujukan untuk memastikan pangkalan kami aman. Apapun sistem pertahanannya (yang akan digunakan), akan ditentukan kemudian," katanya kepada wartawan setelah mengunjungi dan memeriksa perkembangan Pangkalan TLDM Kota Kinabalu di Teluk Sepanggar, 25 Januari 2015.
Dia mengatakan bahwa rencana memasang sistem pertahanan udara canggih itu merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan pangkalan TLDM terhadap ancaman apapun, terutama di perairan negara.
Namun ia menambahkan bahwa setiap upgrade dan tambahan aset pertahanan nasional akan tergantung dari kemampuan ekonomi negara, situasi politik, dan potensi ancaman.
Selain itu, Hishammuddin juga mengatakan infrastruktur reparasi kapal selam Kelas Scorpene yang saat ini sedang dibangun di pangkalan telah mencapai 12 persen dan sesuai dengan jadwal.
Dia mengatakan, pembangunan infrastruktur tersebut meliputi pembangunan tiga workshop utama untuk pemeliharaan peralatan dan penyimpanan kapal selam, yang diharapkan akan mengurangi biaya pemeliharaan dua kapal selam Kelas Scorpene Malaysia, KD Tunku Abdul Rahman dan KD Tun Razak.
"Akan dilakukan perawatan berkala agar kapal selam tetap beroperasi dengan durasi maksimal 35 tahun, yang akan dilakukan oleh pemerintah dengan bekerjasama dengan Boustead DCNS Naval Corporation Sdn Bhd," dia melanjutkan.
Pangkalan TLDM Kota Kinabalu dibangun pada tahun 2001 yang terdiri dari Markas TLDM Wilayah II dan markas pangkalan kapal selam, dan sebagai lokasi latihan tahunan dengan Brunei dan Filipina. Pangkalan ini juga bertindak sebagai port of call untuk kapal-kapal asing dari beberapa negara seperti Amerika Serikat, Australia, Brunei, Prancis, Jepang, Singapura dan India.
Sumber: Bernama/ artileri.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar