"Saat Mosul jatuh, kita kehilangan banyak persenjataan," kata Abadi dalam wawancara dengan televisi pemerintah Iraqiya. "Kita kehilangan 2.300 Humvee di Mosul."
Sementara harga kendaraan ini bervariasi, namun yang jelas Irak mengalami kerugian sangat besar yang membuat kemampuan ISIS meningkat.
Tahun lalu, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat menyetujui kemungkinan penjualan ke Irak berupa 1.000 Humvee --dengan penambahan lapisan baja, juga senapan, senjata peluncur granat serta perlengkapan dan alat-alat pendukung lainnya, yang nilainya diperkirakan mencapai 579 juta dolar AS 0(Rp7,6 triliun).
Pertempuran mulai muncul di Mosul --kota kedua Irak-- pada 9 Juni 2014 dan keesokan harinya pasukan Irak dikalahkan ISIS.
Kelompok militan itu merebut persenjataan, amunisi dan perlengkapan lainnya secara berlimpah ketika berbagai divisi Irak mengalami kejatuhan di utara dengan meninggalkan perlengkapan serta menanggalkan seragam-seragam mereka dan lari dari wilayah itu secara tergesa-gesa.
ISIS telah menggunakan Humvee yang mereka rebut itu dalam pertempuran-pertemuan berikutnya
Pasukan keamanan Irak yang didukung omilisi Syiah, sudah merebut kembali wilayah penting dari ISIS di provinsi Diyala dan Salaheddin di utara Baghdad.
Namun, momentum itu terputus pertengahan Mei lalu ketika ISIS merebut Ramadi, ibu kota provinsi Anbar, di barat Baghdad, tempat pasukan Irak bertahan melawan ISIS selama lebih dari satu tahun.
antaranews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar