Bisa jadi ini memang benar. Pun seandainya bukan, tetap saja ini konsep pembom yang menarik.
China diketahui tengah mengembangkan peawat tempur pembom siluman baru,
yang disebut media sebagai H-20. Tapi kita belum tahu banyak mengenai
pesawat ini.
Pesawat yang difungsikan untuk misi serangan jarak jauh minimal harus memiliki kecepatan subsonik, kemampuan menghindari radar, dan konfigurasi sayap yang tepat. Beberapa model pesawat semacam ini telah ditampilkan di pameran-pameran dirgantara internasional.
Sementara konsep pesawat tempur pembom siluman China sebelumnya digambarkan dalam bentuk LRS (long-range strike) yang terinspirasi pada desain beberapa pesawat AS, seperti F-117 Nighthawk, YF-23 dan B-2 Spirit, namun gambar baru yang satu ini tampak lebih produktif.
Pesawat yang difungsikan untuk misi serangan jarak jauh minimal harus memiliki kecepatan subsonik, kemampuan menghindari radar, dan konfigurasi sayap yang tepat. Beberapa model pesawat semacam ini telah ditampilkan di pameran-pameran dirgantara internasional.
Sementara konsep pesawat tempur pembom siluman China sebelumnya digambarkan dalam bentuk LRS (long-range strike) yang terinspirasi pada desain beberapa pesawat AS, seperti F-117 Nighthawk, YF-23 dan B-2 Spirit, namun gambar baru yang satu ini tampak lebih produktif.
Kokpit pesawat pada gambar ini menunjukkan bahwa pesawat ini berawak, dengan teluk senjata internal dan eksternal yang dapat membawa rudal. Kokpitnya juga mengingatkan kita pada salah satu pesawat di era Soviet Su-24 Fencer, dengan dua kursi pilot side-by-side.
Tapi, konsep baru ini juga tampak masih merupakan evolusi dari konsep sebelumnya, meskipun ini mungkin saja hanya karya seni belaka.
Satu hal yang menarik, pembom siluman baru ini digambarkan sedang terbang di atas Pulau Senkaku, pulau yang disengketakan China dan Jepang.
Bagaimana? Apakah ini merupakan respon Beijing untuk poyek LRS Amerika? Atau juga memberi sinyal kuat kepada Jepang bahwa China tak akan mundur dalam sengketa Pulau Senkaku?
artileri.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar