F-16C TS-1643 (photos : MetroTVNews)
KSAU Lakukan Penyelidikan, F-16 dari AS Tak Dioperasikan Sementara
Jakarta - Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Agus Supriatna berkata, pesawat hibah dari Amerika Serikat (AS) tak akan dioperasikan sementara. Pihaknya akan melakukan penyelidikan.
"Jadi untuk sementara yang dari Pekanbaru, jenisnya sama, C/D akan kita hold dulu untuk penyelidikan," kata Agus dalam jumpa pers di Mabes TNI AU, Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (16/4/2014).
Dijelaskan Agus, pesawat tempur F-16 yang terbakar di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, pagi tadi, merupakan 1 dari 24 pesawat yang dipesan dari Amerika Serikat. Baru ada 5 yang tiba di Indonesia.
Dari ke-5 pesawat tempur F-16 C/D 52ID itu, 2 ditempatkan di Skuadron Udara III Madiun, dan 3 di Skuadron Udara 16 Pekanbaru. 1 F-16 yang terbakar di Bandara Halim Perdanakusuma dengan tail number TS-1643 ini merupakan bagian dari Skuadron Udara 16 Pekanbaru.
Pesawat yang terbakar di Bandara Halim Perdanakusuma ini tadinya direncanakan akan melaksanakan pegamanan Peringatan KTT Asia-Afrika. Karena insiden tersebut, pesawat akan diganti dari dengan F-16 lainnya yang sudah lebih dulu dimiliki Indonesia.
"Nanti penggantinya F-16 yang dari Iswahyudi," jelas Agus.
Ditambahkan Agus, pihaknya akan melakukan penyelidikan dengan segera dalam kasus terbakarnya F-16 di Bandara Halim Perdanakusuma ini. Diharapkan penyelidikan selesai sebelum sisa 24 pesawat F-16 yang dipesan dari Amerika datang ke Indonesia. (Detik)
Meski Satu Terbakar, Sisa 19 Pesawat F-16 Hibah AS akan Tetap Didatangkan
Jakarta -
Pesawat F16 yang terbakar di Halim Perdanakusuma, Jaktim, merupakan
hibah dari Amerika Serikat. Saat ini baru lima pesawat yang ada dari
rencananya 24 pesawat. Setelah ada insiden ini, apakah sisa pesawat akan
tetap didatangkan?
Pesawat F16
ini, bermarkas di Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru. Dengan hadirnya jet
tempur buat Amerika, maka Panglima TNI membuat kesatuan baru di lingkup
TNI AU yakni Skadron F16. Skadron F16 ini di Lanud Roesmin Nurjadin,
Pekanbaru ini langsung diresmikan KSAU saat itu, Marsekal TNI Ida Bagus
Putu Dunia pada Rabu (3/12/2014).
Saat itu,
Marsekal Bagus menjelaskan, bahwa pesawat F16 menambah kekuatan udara
untuk wilayah Indonesia Barat di bawah Lanud Roesmin Nurjadin yang
sebelumnya sudah ada Skadron 12 dengan pesawat Hawk 100/200.
Dia
menjelaskan, rencananya ada 24 pesawat F16 tipe C/D yang dihibahkan
Amerika untuk Indonesia. Namun saat ini baru lima pesawat yang ada. Dari
jumlah itu, pesawat ini akan dibagi, 16 unit di Skadron F16 dan 8 unit
di Lanud Iswahyudi.
Pertanyaan
adalah, dengan terjadi kasus kebakaran pesawat tempur F16 itu, akankah
Indonesia masih mengharapkan sisa 19 pesawat lagi dari Amerika?
KSAU Marsekal
Agus Supriatna mengatakan, program tersebut akan tetap berjalan sebab
sudah disepakati sejak lama. Pihaknya masih menunggu sisa 19 pesawat.
"Ini sudah kita
bayar. Tapi kita akan lebih mengevaluasi dengan pengalaman ini," kata
Agus saat jumpa pers di Mabes TNI, Cilangkap, Jaktim.
Dari lima pesawat yang ada saat ini, kata Agus, dua di antaranya berstatus servicable atau dikategorikan layak operasi. (Detik)
Antisipasi Kecelakaan, Pesawat F-16 Bakal Dipasangi Parasut
JAKARTA,
KOMPAS.com - Untuk mengantisipasi kecelakaan akibat gangguan pada sistem
pengereman, TNI Angkatan Udara bakal memasang drag chute, atau parasut,
pada semua pesawat F-16.
Hal itu
dikatakan Kepala Staf TNI AU Marsekal Agus Supriatna, dalam konferensi
pers terkait terbakarnya pesawat F-16 di Lanud Halim Perdanakusuma,
Jakarta, Kamis (16/4/2015) pagi.
"Dengan adanya
kejadian tadi pagi, kita sudah mulai melakukan evaluasi. Bulan Juni
nanti semua F-16 sudah akan dilengkapi dengan drag chute," ujar Agus
dalam konferensi pers di Gedung Pimpinan Mabes TNI Cilangkap, Jakarta
Timur.
Agus
mengatakan, kecelakaan pesawat F-16 yang terjadi pada Kamis pagi, diduga
disebabkan oleh gangguan pada sistem hidrolik pesawat. Sistem hidrolik
digunakan sebagai sistem pengereman pada pesawat F-16.
Menurut Agus,
penggunaan parasut pada F-16 dinilai dapat membantu sistem pengereman
pesawat. Terutama, pada saat terjadi gangguan sistem hidrolik dan
kondisi darurat, di mana pesawat membutuhkan pengereman penuh.
Pemerintah
Indonesia melakukan kesepakatan dan menerima hibah 24 pesawat F-16
buatan tahun 1980, dari Amerika Serikat. Hingga saat ini, baru lima unit
pesawat yang sudah berada di Indonesia, sementara sisanya akan dikirim
secara bertahap. (Kompas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar