Gambar MRSS di stan CSSC pada event LIMA 2015 (photo : Malaysian Defence)
Ini Kapal MRSS, Bukan Kapal Kombatan
SHAH ALAM: Tampaknya keputusan untuk menunda penanda-tanganan dua kapal kombatan China pada tahun lalu mungkin akan menjadi akhir untuk proyek tersebut.
Sumber di industri mengatakan pada Malaysian Defence saat pameran LIMA 2015 baru-baru ini bahwa di antara waktu penandatanganan yang seharusnya dilakukan - Juni tahun lalu dan Maret tahun ini - proyek kapal kombatan China telah berubah menjadi "Proyek Kapal Bantu Multi-Peran/ Multi-role Support Ship (MRSS) buatan China”. MRSS ini tentu saja merupakan kebutuhan jangka panjang dari Angkatan Bersenjata.
Tidak ada yang tahu mengenai hal-hal yang menyebabkan perubahan itu tetapi kemungkinan adanya intervensi dari pejabat Kementerian Pertahanan.
Program MRSS pertama kali diperbincangkan sekitar tahun 2000 dan menjadi proyek prioritas setelah tsunami tahun 2004, namun pendanaan program selama periode yang diharapkan pada Rencana Malaysia ke-9 (2006-2011) belum dapat diperoleh.
LPD Type 071 (photo : reddit)
MRSS kembali menjadi proyek prioritas pada Rencana Malaysia ke-10 (2011-2015) setelah KD Seri Inderapura pensiun, namun entah bagaimana bisa terlempar lagi. Itu mungkin jadi blessing in disguise bagi calon galangan kapal yang akan membangunnya, NGV Tech Sdn Bhd, yang sedang kesulitan keuangan.
Kali ini, sumber di industri mengatakan pada Malaysian Defence bahwa proyek MRSS akan didanai karena dua kapal logistik TLDM tidak dapat lagi untuk bertugas. Selanjutnya, MRSS tersebut ditetapkan sebagai pengganti untuk proyek kapal kombatan Cina.
Sumber juga menunjukkan bahwa keputusan untuk memilih MRSS buatan China juga lebih cocok untuk tetangga-tetangga Malaysia di ASEAN daripada satu atau dua kapal fregat dari China.
Rincian teknis dari MRSS tetap samar namun sebuah gambar awal MRSS mungkin telah terlihat debutnya di LIMA baru-baru ini. Gambar itu tidak dapat dikatakan sebagai MRSS namun sebagai Landing Platform Dock (LPD).
Menurut Li Peng sebagai Project Manager Dept Asia & Amerika Latin dari China Shipubuilding Trading Co Ltd (CSSC), LPD yang diusulkan adalah varian yang lebih kecil dari LPD Type 071, tiga di antaranya dioperasikan oleh Angkatan Laut PLA dan tiga lainnya sedang dibangun.
Sebuah gambar computer-generated imagery (CGI) LPD ditampilkan di booth CSSC. Pada CGI kapal ini digambarkan membawa helikopter Boeing Chinook, kapal dilengkapi dengan meriam 76mm di depan dan dua kanon 30mm di bagian tengah kapal. LPD ini lebih terlihat seperti LPD rancangan Damen dibandingkan dengan Type 071.
LPD hanya terlihat satu gambar tampak samping di booth CSSC, sebagai sentralnya di booth ini adalah korvet C28A. Model korvet tersebut juga ditampilkan bersama-sama dengan beberapa model lapal lain termasuk Landing Ship Tank.
Li Peng tidak dapat memberikan rincian lebih lanjut tentang MRSS/LPD, dia mengatakan bahwa Project Manager untuk kapal ini bukan bagian dari delegasi CSSC ke LIMA 2015. Dia mengatakan bahwa kapal dapat dibangun sesuai dengan spesifikasi pelanggan. Antara lain dia menunjukkan bahwa hanggar dapat dibuat lebih besar untuk mengakomodasi lebih banyak helikopter. Ditanya tentang rencana untuk mengekspor baik korvet atau LPD ke Malaysia, Li Peng menolak berkomentar lebih lanjut mengenai hal-hal yang bersifat rahasia seperti itu.
Sumber industri mengatakan kepada Malaysian Defence, CGI LPD tersebut memang menjadi acuan untuk menawarkan MRSS ke Malaysia. Menurut mereka, MRSS tersebut mungkin memiliki bobot penuh sekitar 13.000 ton dengan panjang sekitar 130 meter. Mereka menolak untuk mengungkapkan lebih jauh mengenai harga MRSS, namun mengatakan bahwa sebagian besar sistem belum terselesaikan.
Dapat dimengerti bahwa jumlah MRSS yang diharapkan adalah dua kapal dengan dua lainnya sebagai opsi. Kapal pertama diharapkan akan dibangun di China dengan integrasi akhir harus dilakukan di Malaysia. Kapal kedua diharapkan akan dibangun secara lokal dari kit yang dikirim China, mirip dengan pola pembangunan Littoral Combat Ship untuk TLDM.
Mengenai pendanaan, dipercayai ini adalah calon kuat proyek yang didanai dalam Rencana Malaysia ke-11 (2016-2020), lebih penting lagi, proyek ini dipercayai sebagai salah satu proyek yang akan selamat dari perubahan rezim pemerintahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar