"Masyarakat internasional harus berbuat lebih banyak lagi untuk mendorong kembali ke perundingan yang akan mengakhiri hampir setengah abad pendudukan dan memungkinkan dua negara --Israel dan Palestina-- bisa hidup berdampingan dalam keamanan dan kedamaian," kata Ban saat memberi penjelasan kepada Dewan Keamanan mengenai situasi di Timur Tengah.
"Kedua pihak menghadapi pilihan yang sulit. Namun, satu pilihan menempati posisi teratas: apakah memilih perdamaian atau kematian, kehancuran dan penderitaan yang telah mewarnai konflik untuk waktu terlalu lama," kata Ban.
"Dalam beberapa pekan ke depan, pemerintah baru Israel akan terbentuk. Saya sangat mendesak pemerintah mendatang Israel agar menegaskan kembali komitmen Israel bagi penyelesaian dua-negara dan melakukan tindakan yang dapat dipercaya untuk menciptakan lingkungan yang kondusif untuk kembali ke perundingan yang bermakna, termasuk pembekuan kegiatan permukiman," kata Ban.
Jalur Gaza dinodai oleh krisis keuangan yang menghancurkan sektor layanan masyarkat dan pegawai tak menerima gaji, demikian laporan Xinhua di Jakarta, Rabu pagi.
Dampak dari konflik dan kemiskinan parah itu pada rakyat Palestina di Jalur Gaza sangat menyedihkan.
"Saya mendesak masyarakat internasional agar mendukung pembayaran kemanusiaan kedua buat pegawai negeri Palestina di Jalur Gaza sebagai bagian utuh yang perlu dan pembaruan penting yang disepakati," kata Sekretaris Jenderal PBB tersebut.
Berbagai lembaga kemanusiaan berjuang untuk mengumpulkan 720 juta dolar AS yang diperlukan bagi pemukiman sementara 100.000 orang yang menjadi pengungsi di dalam negeri mereka. Tanpa dana mendesak, Program Pangan Dunia akan dipaksa membekukan bantuan pangannya buat 95.000 orang Palestina di Jalur Gaza paling lambat pada Juli, kata Ban.
Kerusuhan berlanjut di Tepi Barat Sungai Jordan, dan bentrokan antara pasukan keamanan Israel dan rakyat Palestina selain penghancuran bangunan milik orang Palestina. AFP/REUTERS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar