Jakarta – Sejalan wacana penggantian pesawat tempur
F-5E/F Tiger II di Skuadron Udara 14 TNI AU, sejumlah pabrikan pesawat
tempur dunia berniat turut dalam proyek pengadaan itu.
Disebut-sebut mereka adalah JAS39 Gripen (SAAB/Swedia), Eurofighter
Typhoon (konsorsium Eurofighter/Inggris, Jerman, Spanyol, dan Italia),
Sukhoi Su-35 Berkut (KNAAPO/Rusia), Dassault Rafale (Dassault
Aviation/Prancis), dan F-16 Fighting Falcon Block 60
(Lockheed-Martin/Amerika Serikat).
Salah satu syarat pokok pengadaan, sejalan UU Nomor 16/2012 Tentang
Industri Pertahanan, adalah kandungan komponen dan teknologi dalam
negeri yang dibungkus dalam transfer teknologi.
Terkait itu, dalam keterangan pers konsorsium Eurofighter, diterima
di Jakarta, Rabu, menyatakan, sampai saat ini konsorsium Eurofighter itu
belum dan tidak dapat memberikan konfirmasi mengenai produksi lokal
bagian-bagian lain pesawat tempur itu, sebagaimana dispekulasikan di
sejumlah media.
Konsorsium Eurofighter, kata pernyataan itu, telah memberikan
tanggapan terhadap permintaan atas informasi (request for information)
yang diajukan pemerintah Indonesia.
Ini adalah tahap paling awal dari proses pengadaan alias pembelian
arsenal pertahanan suatu negara, yang diakhiri dengan kontrak pasti
pembelian dan hal-hal lain terkait.
Pula, konsorsium produser pesawat tempur itu telah berdiskusi dengan
PT Dirgantara Indonesia, di Bandung, dan pihak-pihak terkait lain
mengenai kemungkinan perwujudan fasilitas perakitan akhir pesawat
Eurofighter Typhoon di Indonesia.
Eurofighter telah memaparkan, keuntungan yang akan diperoleh dari
produksi dalam negeri itu dapat mencakup pula kemungkinan memproduksi
tangki bahan bakar tambahan (conformal-fuel tank), yang dapat
meningkatkan daya jelajah pesawat tempur secara domestik.
Beberapa pekan lalu, model skala penuh (mock up) Eurofighter Typhoon
didatangkan ke hanggar produksi PT Dirgantara Indonesia, di Bandung,
untuk diperkenalkan kepada media massa nasional dan pemangku kepentingan
yang turut berperan dalam menentukan pengadaan persenjataan nasional.
Di media sosial, sejak cukup lama telah berkembang diskursus sangat
dinamis di kalangan sipil soal calon pengganti F-5E/F Tiger II yang
paling pas bagi Indonesia, dengan berbagai tinjauan dan argumennya. (AntaraNews.com).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar