Kamis, 28 Agustus 2014

PBB kirim makanan ke Jalur Gaza



PBB kirim makanan ke Jalur Gaza
Asap membubung saat serangan Israel di Gaza, Selasa (26/8). Serangan udara Israel yang dilancarkan sebelum matahari terbit Selasa kemarin menewaskan dua warga Palestina dan menghancurkan sebagian besar salah satu gedung perkantoran dan apartemen tertinggi di Gaza, memicu ledakan besar dan melukai 20 orang, kata pejabat kesehatan Palestina. (ANTARA FOTO/REUTERS/Ahmed Zakot/ox/14.)
PBB, New York (ANTARA News) - Untuk pertama kali dalam tujuh tahun, satu rombongan kemanusiaan Program Pangan Dunia PBB (WFP) berhasil menyeberang dari Mesir ke dalam wilayah Jalur Gaza pada Rabu, kata seorang juru bicara di Markas PBB, New York.


Setelah tujuh jam berkendaraan dari Iskandariyah menyeberangi Semenanjung Sinai, truk tersebut --yang membawa cukup makanan untuk 150.000 orang selama lima hari-- tiba di Pos Penyeberangan Rafah, kata Juru Bicara PBB Stephane Dujarric kepada wartawan dalam taklimat harian.

Ia menambahkan rombongan kedua diperkirakan menyeberang ke dalam wilayah Jalur Gaza dalam beberapa hari ke depan.

Itu adalah untuk pertama kali WFP menggunakan pos penyeberangan Rafah sejak blokade Israel diberlakukan pada 2007.

WFP menyatakan sangat penting bahwa organisasi tersebut memiliki akses ke Jalur Gaza dari jalur yang berbeda guna memastikan aliran pasokan untuk memenuhi kebutuhan rakyat yang bertambah akibat kerusuhan, demikian laporan Xinhua.

WFP juga menyampaikan terima kasihnya kepada Pemerintah Mesir karena membuka Pos Penyeberangan Rafah dan mengizinkan WFP memperoleh makanan di Mesir, kata Dujarric.

Kantor bagi Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) melaporkan pergerakan manusia dalam jumlah besar dan lalu lintas menyeberangi Jalur Gaza pada Rabu.

Pemerintah dan staf badan bantuan kembali ke tempat kerja mereka. Toko dan pasar buka. Petugas lapangan OCHA melakukan penilaian orang yang mengungsi, kata juru bicara itu.

Setelah 50 hari penderitaan besar kemanusiaan dan kehancuran fisik total, perang di Jalur Gaza berakhir pada Selasa (26/8), setelah Israel dan faksi gerilyawan Palestina menyepakati gencatan senjata buka tutup.

Menurut PBB, jumlah orang yang mengungsi sudah berkurang secara dramatis. Badan Pekerjaan dan Bantuan PBB (UNRWA) melaporkan hingga Rabu pagi (27/8), ada sebanyak 53.000 orang yang kehilangan tempat tinggal dan menetap di tempat penampungan, turun dari hampir 290.000 orang hingga Selasa.

UNRWA memperkirakan lebih dari 100.000 orang yang kehilangan tempat tinggal akan menetap di tempat penampungan UNRWA sebab rumah mereka telah hancur. OCHA dan Pemerintah Palestina bekerja sama dalam Rencana Pembangunan Kembali dan Pemulihan Dini Jalur Gaza, yang tahap pertamanya akan mencakup 100 hari setelah gencatan senjata.


REUTERS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar