|  | 
Masih kita ingat sejarah berdirinya Indonesia yang telah lama 
diperjuangkan oleh segenap rakyat di seluruh nusantara ini. Hingga tiba 
saat diproklamirkan kemerdekaaan pada tanggal 17 Agustus 1945, maka 
resmilah Negara Kesatuan Republik Indonesia berdiri sejajar dengan 
bangsa-bangsa lain di dunia. Yang kemudian oleh Presiden Soekarno waktu 
itu muncul sebagai kekuatan terbesar di belahan bumi selatan di era 
tahun 1960an.
 
Berbagai alutsista unggulan dipinang dari Russia menjadikan daya gentar dan daya pukul yang menggetarkan seluruh dunia. Tak kurang banyak negara termasuk sang adidaya pemenang Perang Dunia II yakni Amerika Serikatpun miris melihatnya.
|  | 
Bila dimasa pemerintahan Bapak Suharto kemudian dikerdilkan kekuatan 
militer kita, maka di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) 
mulailah TNI diperkuat lagi taring-taringnya, yang kesemuanya diatur di 
dalam Renstra (Rencana Strategis) yang dituangkan kedalam MEF (Minimum 
Essential Force) yang sudah dibakukan sehingga siapapun pemimpin 
Indonesia wajib menjalankan tanpa syarat. 
Bila SBY telah memberikan 
pondasi yang kuat dengan belanja besar-besaran baik matra udara, laut 
hingga darat, baik dari dalam maupun luar negeri. Ditengarai pesawat 
tempur dari Rusia sudah mencapai lebih dari 1000 unit belum lagi pesawat
 tempur dari eropa dibeli besar-besaran yang kesemuanya itu tersebar di 
seantero nusantara, mengingat banyaknya pangkalan udara rahasia yang 
bahkan tidak terdaftar dalam catatan resmi. 
Demikian juga dengan matra 
laut diperkuat dari kapal selam, destroyer, cruiser hingga kapal induk 
menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara yang masuk kategori Blue 
Water Navy. 
Matra daratpun tidak ketinggalan dengan didatangkan MBT dari
 berbagai penjuru dunia dimana dari Rusia dan Jerman menjadi pemasok 
terbesar dengan jumlah lebih dari 1000 unit untuk masing-masing merk. 
Keperluan Radar, Rudal hingga Satelit Militer telah diakuisisi yang 
jumlahnya sungguh fantastis, sehingga bila dibuat perbandingan dengan 
negara-negara Asia lain bukan level kita lagi.
|  | 
Presiden Joko Widodo sekarangpun tak mau kalah dengan pendahulunya, 
segera setelah beliau dilantik sebagai Kepala Negara maka banyak 
deal-deal dengan berbagai negara dalam rangka perkuatan militer Republik
 ini. Meskipun kita tahu, beliau lebih condong ke blok barat, itupun 
sudah sewajarnya tatkala alutsista kita dari timur sudah terlalu over, 
sehinggga alutsista barat wajib sebagai menu selanjutnya yang tentu saja
 menjadi pelengkap sajian. Amerika Serikat, Korea Selatan, China, 
Ukraina menjadi mitra strategis dalam upaya perkuatan militer sekarang 
ini. Namun kerjasama yang terjalin dengan negara-negara Eropa dan Rusia 
tetap berlanjut karena sudah menjadi kesepakatan yang tertuang dalam 
perjanjian antar negara sejak jaman pak SBY, sehingga tidak dapat 
dibatalkan dengan alasan apapun. 
|  | 
Kita sebagai rakyat Indonesia patut berbangga hidup di jaman ini, karena
 kita sedang menyaksikan masa keemasan Indonesia, yang mungkin saja 
tidak dialami oleh para pendahulu kita yang berjuang dengan darah dan 
air mata. Kita tidak pernah sombong dan tidak boleh merasa tinggi hati, 
namun juga tidak merasa rendah diri, mengingat kita keturunan bangsa 
yang besar dimana semakin kita kuat maka kita semakin merendah. Namun 
bila saatnya datang, ada negara atau aliansi negara yang mencoba 
mengganggu dan mengambil wilayah kita, itulah saatnya sang raksasa 
menunjukkan jati dirinya. Maka saat itu terbentanglah Sang Dwi Warna, 
Gula Kelapa, Sang Merah Putih berkibar di seantero jagat raya. Maka 
bersiaplah anda-anda rakyat Indonesia, panggilan itu segera datang. 
Salam NKRI.
Sumber: MiliterNKRI
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar