Rabu, 18 Februari 2015

Raksasa Itu Bernama Indonesia




Masih kita ingat sejarah berdirinya Indonesia yang telah lama diperjuangkan oleh segenap rakyat di seluruh nusantara ini. Hingga tiba saat diproklamirkan kemerdekaaan pada tanggal 17 Agustus 1945, maka resmilah Negara Kesatuan Republik Indonesia berdiri sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Yang kemudian oleh Presiden Soekarno waktu itu muncul sebagai kekuatan terbesar di belahan bumi selatan di era tahun 1960an.
 

Berbagai alutsista unggulan dipinang dari Russia menjadikan daya gentar dan daya pukul yang menggetarkan seluruh dunia. Tak kurang banyak negara termasuk sang adidaya pemenang Perang Dunia II yakni Amerika Serikatpun miris melihatnya.


Bila dimasa pemerintahan Bapak Suharto kemudian dikerdilkan kekuatan militer kita, maka di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mulailah TNI diperkuat lagi taring-taringnya, yang kesemuanya diatur di dalam Renstra (Rencana Strategis) yang dituangkan kedalam MEF (Minimum Essential Force) yang sudah dibakukan sehingga siapapun pemimpin Indonesia wajib menjalankan tanpa syarat. 
Bila SBY telah memberikan pondasi yang kuat dengan belanja besar-besaran baik matra udara, laut hingga darat, baik dari dalam maupun luar negeri. Ditengarai pesawat tempur dari Rusia sudah mencapai lebih dari 1000 unit belum lagi pesawat tempur dari eropa dibeli besar-besaran yang kesemuanya itu tersebar di seantero nusantara, mengingat banyaknya pangkalan udara rahasia yang bahkan tidak terdaftar dalam catatan resmi
Demikian juga dengan matra laut diperkuat dari kapal selam, destroyer, cruiser hingga kapal induk menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara yang masuk kategori Blue Water Navy
Matra daratpun tidak ketinggalan dengan didatangkan MBT dari berbagai penjuru dunia dimana dari Rusia dan Jerman menjadi pemasok terbesar dengan jumlah lebih dari 1000 unit untuk masing-masing merk. Keperluan Radar, Rudal hingga Satelit Militer telah diakuisisi yang jumlahnya sungguh fantastis, sehingga bila dibuat perbandingan dengan negara-negara Asia lain bukan level kita lagi.


Presiden Joko Widodo sekarangpun tak mau kalah dengan pendahulunya, segera setelah beliau dilantik sebagai Kepala Negara maka banyak deal-deal dengan berbagai negara dalam rangka perkuatan militer Republik ini. Meskipun kita tahu, beliau lebih condong ke blok barat, itupun sudah sewajarnya tatkala alutsista kita dari timur sudah terlalu over, sehinggga alutsista barat wajib sebagai menu selanjutnya yang tentu saja menjadi pelengkap sajian. Amerika Serikat, Korea Selatan, China, Ukraina menjadi mitra strategis dalam upaya perkuatan militer sekarang ini. Namun kerjasama yang terjalin dengan negara-negara Eropa dan Rusia tetap berlanjut karena sudah menjadi kesepakatan yang tertuang dalam perjanjian antar negara sejak jaman pak SBY, sehingga tidak dapat dibatalkan dengan alasan apapun. 


Kita sebagai rakyat Indonesia patut berbangga hidup di jaman ini, karena kita sedang menyaksikan masa keemasan Indonesia, yang mungkin saja tidak dialami oleh para pendahulu kita yang berjuang dengan darah dan air mata. Kita tidak pernah sombong dan tidak boleh merasa tinggi hati, namun juga tidak merasa rendah diri, mengingat kita keturunan bangsa yang besar dimana semakin kita kuat maka kita semakin merendah. Namun bila saatnya datang, ada negara atau aliansi negara yang mencoba mengganggu dan mengambil wilayah kita, itulah saatnya sang raksasa menunjukkan jati dirinya. Maka saat itu terbentanglah Sang Dwi Warna, Gula Kelapa, Sang Merah Putih berkibar di seantero jagat raya. Maka bersiaplah anda-anda rakyat Indonesia, panggilan itu segera datang. Salam NKRI.





Sumber: MiliterNKRI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar