LCS-(IDB) : Tujuh Kapal Patroli Laut China bergerak ke perairan Pulau
Senkaku?Diaoyu yang tengah disengketan dengan Jepang, sehari sebelum
ulang tahun nasionalisasi Tokyo atas gugusan pulau di Laut China Timur.
Kedatangan tujuh kapal penjaga pantai ini merupakan yang terbesar sejak
ketegangan antara kedua negara pecah.
Penjaga pantai Jepang mengatakan kapal China telah memasuki wilayah perairan Jepang sekitar pukul 10:30 am waktu setempat.
Tidak itu saja, China juga mengirim dua bomber Xian H-6, untuk
melintas di perairan sekitar Okinawa dan Miyakojima, Jepang. Kementerian
Pertahahan China berdalih dua bomber itu terbang di perairan
internasional, namun tidak bertujuan mengusik kedaulatan Jepang.
“Itu hanya bagian dari latihan dan patroli rutin di sepanjang wilayah
China di Laut China Timur hingga ke bagian barat Pasifik tanpa
melanggar wilayah udara Jepang,” kata juru bicara kementerian di
Beijing.
“China memiliki kebebasan untuk melakukan aktivitas apapun, termasuk
latihan militer di wilayah perairan dan udara yang menjadi bagian dari
kedaulatannya,” pernyataan Biro Infomarsi Kementerian Pertahanan China.
Menteri Pertahanan Jepang Itsunori Onodera, memerintahkan fighter
mereka untuk scramble pada 8 September 2013, membayangi rute bomber Xian
H-6 China yang berada di antara selatan pulau Okinawa dan Miyakojima.
Bomber Xian H-6 dibangun berdasarkan Tupolev Tu-16 Badger, buatan Uni
Soviet. Versi terbaru bomber H-6 telah dilengkapi rudal jelajah jarak
menengah.
Sehari setelah itu, 9 September 2013, Jepang menyatakan dua frigate
China — Type 054A Yi Yang and Changzhou — berada sekitar 100 km di utara
Miyakojima yang berlayar dari Pacific menuju Laut China Timur.
Di hari yang sama, UAV China terdeteksi berada di sekitar kepulauan
Senkaku. Angkatan Udara Jepang mengirim fighter mereka untuk
mencegatnya, sekaligus untuk mengkonfirmasi laporan radar. Kementerian
Pertahanan Jepang menyatakan UAV China itu BZK-005 (pesawat intai tanpa
awak jarak jauh, medium /high-altitude). Pesawat tanpa awak tersebut
dinyatakan tidak melanggar teritori Jepang dan berbalik arah menjauh
dari Senkaku.
Media Jepang menuduh keberadaan bomber, kapal perang China di sekitar
Senkaku, Okinawa dan Miyakojima merupakan cara China untuk memamerkan
kekuatannya dan memprovokasi Jepang.
Sebagai reaksi atas kapal perang dan bomber China, Pasukan Jepang
meningkatkan kesiapan mereka ketingkat siaga. Pemerintah Jepang
mengeluarkan pernyataan bahwa Beijing harus menerima konsekuensi dari
beberapa tindakan provokatif mereka.
“Kita sudah dalam kondisi siaga pada perayaan satu tahun
nasionalisasi Senkaku,” ujar juru bicara pasukan penjaga pantai Jepang
Yuma Miyako.
“Kami akan mencegah kapal patrol China yang masuk di teritori kami
dengan menempatkan kapal perang kami sedekat mungkin dengan mereka,”
ujar Yumi.
Sengketa Pulau Senkaku dimulai pada 1895 ketika Jepang mengkliamnya,
karena saat itu belum ada yang memiliki. Sementara China mulai
mempersengketakan pulau tersebut pada 1960 dengan melihat adanya sumber
daya besar yang ada di dasar laut Senkaku. China menilai pulau-pulau itu
direbut secara ilegal oleh Jepang pada masa Perang Dunia II.
Hubungan Jepang dengan China terus memanas akibat masalah perebutan
Pulau Senkaku. Kedua negara dalam kondisi tensi tinggi selama satu tahun
terakhir. Konfrontasi sering terjadi antara kapal perang dari kedua
belah negara yang merupakan kekuatan ekonomi terbesar di Benua Asia.
Banyak kalangan pengamat meyakini pulau-pulau menyimpan sumber daya
alam yang besar di bawah laut ini bisa menjadi titik api yang
menyebabkan konflik bersenjata antara raksasa Asia.
China menggelar patroli sejak September 2012, ketika Tokyo
menasionalisasi pulau-pulau tersebut. Beijing mengklaim kepulauan
Senkaku sebagai miliknya dan menyebutnya Pulau Diaoyu.
Sumber : JKGR
Tidak ada komentar:
Posting Komentar