Atraksi
Anggota TNI saat gladi bersih HUT TNI ke 69 di markas Komando Armada RI
Kawasan Timur, Surabaya, Jawa Timur, (04/10/2014).
(photo:VIVAnews/Anhar Rizki Affandi)
Kuala Lumpur – DIRGAHAYU TNI..! Hanya kata itu yang
bisa saya ungkapkan. Rasa bangga dan bahagia yang tiada tara, seakan
telah lebih dulu turut menyesakkan dada. Bagaimana tidak, jika harus
merungkai dan merangkai sejarahnya, rasanya hampir tidak ada lembaran
sejarah berwarna putih yang terselip diantara lembaran-lembaran sejarah
kelahiran dan berdirinya Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Bahkan di
hari kelahirannya sekalipun, TNI bukanlah tentara yang memulai
mencatatkan sejarahnya dengan tinta emas di atas lembaran kertas nan
putih bersih. TNI lahir dari rahim ibu pertiwi yang terluka dan tersiksa
oleh penjajahan selama berabad lamanya. TNI adalah simbol dari puncak
perjuangan bangsa Indonesia demi menjadi bangsa yang kokoh, berbudaya,
dan memiliki jati diri yang utuh untuk mewujudkan segala cita-cita
bangsa sebagaimana termaktub dalam pembukaan UUD 1945 dan berazaskan
Pancasila sebagai dasar hidup bangsa Indonesia.
Pesawat
tempur TNI melakukan atraksi saat gladi bersih HUT TNI ke 69 di markas
Komando Armada RI Kawasan Timur, Surabaya, Jawa Timur, (04/10/2014).
(photo:VIVAnews/Anhar Rizki Affandi)
Langkah kaki itu telah cukup jauh meninggalkan matahari dan rembulan
yang setia mencatatkan hari kelahirannya. Tapi jejak-jejak tapak kaki
berdarah, masih jelas tampak di antara tajamnya bebatuan dan kerikil,
pasir, tanah, lumpur, belukar, hutan belantara, bukit, gua-gua, gunung,
sungai, rawa-rawa, muara, pantai, lautan lepas, samudera, bahkan hingga
ke angkasa raya..! TNI tidak pernah berhenti berjuang. Perjuangan
seperti telah menjadi sebuah takdir yang tak bisa dielakkan. Tidak
terhitung berapa banyak momen pertempuran yang harus dihadapi dan pulang
dengan kemenangan di tangan..! Perjuangan itu sendiri, telah menuntun
TNI untuk menjadi lebih dewasa, kuat, berotot, dihormati dan disegani
oleh berbagai dunia. Fakta telah membuktikan, bersama rakyat, TNI telah
memenangkan berbagai pertempuran dan memastikan keutuhan bangsa
Indonesia hingga ke hari ini. Kemanunggalan dua dimensi kehidupan bangsa
yang kita miliki, tanpa kita sadari, bahkan mungkin sangat jarang kita
syukuri, telah mampu menjadi kekuatan dasar yang amat besar, handal dan
terpercaya dalam memastikan keutuhan dan kelangsungan hidup bangsa
Indonesia.
Gladi
bersih HUT TNI ke 69 di markas Komando Armada Timur, Surabaya, Jawa
Timur, (04/10/2014). (photo:VIVAnews/Anhar Rizki Affandi)
Sebagai bangsa yang besar, bukan saja dilihat dari faktor sejarahnya,
kita telah menjadi satu diantara segelintir negara di dunia yang tidak
menerapkan program wajib militer. Ajaibnya, militansi dan suplai
kekuatan dari rakyat kepada tentara yang dicintainya, teramat sangat
membanggakan. Tentara seakan telah menjelma menjadi sebuah simbol
pusaka. Ketika TNI bertempur di medan perang, sesungguhnya rakyat sedang
siaga menuju medan laga. Kemanunggalan kekuatan yang sangat langka, dan
tidak dimiliki oleh semua bangsa di dunia. Seorang sahabat pernah
mengidentikan kekuatan TNI dan Rakyat Indonesia, sebagai dua kekeuatan
anatara Arjuna dan Kumba Karna. Jika dalam keadaan terpisah saja,
keduanya memiliki kekuatan yang sama, apalagi jika keduanya
dipersatukan..! Tidak akan pernah ada musuh yang akan mampu menghadapi
serangan panah yang menghujamnya..!
Gladi
bersih HUT TNI ke 69 di markas Komando Armada Timur, Surabaya, Jawa
Timur, (04/10/2014). (photo:VIVAnews/Anhar Rizki Affandi)
Tidak dipungkiri, banyak di antara kita yang merasa miris dengan
kepemilikan senjata oleh bangsa lain. Mungkin benar, senjata adalah
benda yang tak terpisahkan dari sosok seorang prajurit yang gagah. Tapi
jangan lupakan sejarah, bahwa unsur kekuatan utama bangsa ini tidak
bertumpu pada senjata. Senjata hanya pelengkap untuk menuju bentuk dan
wujud kekuatan bangsa Indonesia yang utuh. Senjata hanya sebuah isyarat
bahwa kita ada, tumbuh, kuat dan siap menyergap..! Meskipun tanpa itu,
keberanian dan kekutan kita tidak akan pernah hilang dan terbilang.
Bermula dari era senjata bambu runcing, TNI terus membangun dan berbenah
diri. Tuntutan zaman telah menggerakkan TNI untuk menjadi sebuah
organisasi tempur yang memiliki daya gempur yang tinggi dan daya dobrak
yang kuat. Untuk memenuhi tuntutan ini, rakyat telah turut merestui TNI
untuk terus melangkah lebih jauh, agar mampu terus bersaing dengan
kekuatan dunia lainnya. Kini era bambu runcing itu telah lama surut ke
belakang. Bangsa kita sedang menuju era membangun TNI yang modern,
dengan memasuki era mesin perang yang mendesing.
Gladi
bersih HUT TNI ke 69 di markas Komando Armada Timur, Surabaya, Jawa
Timur, (04/10/2014). (photo:VIVAnews/Anhar Rizki Affandi)
Seiring dengan semakin kuatnya TNI, semoga tidak menjadi sebab
renggangnya ikatan antara tentara dan rakyat. Kehadiran teknologi harus
dimaknai sebagai supplemen untuk menambah kekuatan persatuan diantara
keduanya, bukan justru menjadi penyebab lahirnya sebuah kehancuran. Mari
kita bersama-sama untuk senantiasa sadar bahwa kekuatan bangsa
Indonesia bukan terletak pada kekuatan senjata yang dimilikinya,
melainkan tertanam kuat di dalam pertahanan semesta yang
dutakdirkanNya..! Semoga dengan segala kekuatan yang ada, tidak membuat
kita menjadi lupa segala, apalagi harus besar kepala.
Gladi
bersih HUT TNI ke 69 di markas Komando Armada Timur, Surabaya, Jawa
Timur, (04/10/2014). (photo:VIVAnews/Anhar Rizki Affandi)
TNI, di hari jadimu, segenap bangsa Indonesia berucap selamat. Rasa
bangga dan bahagia turut tersemat. Senjata hanya mantra, bukan
segala-galanya. Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Persatuan
bukan sekedar pusaka, tapi telah menjadi kekuatan nyata bangsa
Indonesia. Jangan besar kepala..! Hehehe..! Maju TNI, Jaya NKRI..! Doa
dan cinta kami akan selalu ada untukmu. Dirgahayu TNI..! I love you..!.
(by: yayan@indocuisine/Kuala Lumpur, 05 October 2014).
JKGR
Berjayalah terus PatriotKu Bangsa ini bersama mu,gali semua kemampuanmu pertahankan keberanianmu untuk bela kebenaran Bangsa dan kedaulatan Negara mu,cinta dan bangga kami untukmu
BalasHapus