KRI Klewang merupakan kapal perang TNI AL dari tipe
Kapal Cepat Rudal (KCR) Trimaran (tiga lunas) yang merupakan proyek rahasia
hasil kerjasama pemerintah Indonesia-Swedia yang dalam hal ini digarap PT
Lundin yang berkedudukan di Banyuwangi. Karena tingkat kerahasiannya ini maka
tidak banyak informasi yang beredar di media hingga masyarakat, terlebih proyek
ini merupakan hasil rekayasa dari putra-putri terbaik bangsa Indonesia yang di
dukung BUMN strategis seperti PT DI, PT PAL, PT LEN, dll.
Kapal ini dibuat oleh PT Lundin Industry Invest (Indonesia’s North Sea Boats) hasil kerjasama desain dengan LOMOcean Design Ltd
New Zealand dan yang menarik PT Lundin mengaku belum pernah terjadi sebelumnya
bahwa penggunaan carbon foam sandwich dalam skala sebesar ini digunakan diluar
Skandinavia. Sejumlah besar material disupplai oleh Gurit-melalui divisi marine
di New Zealand (SP – High Modulus)-sementara beberapa bahan mentah dari Gurit
berasal dari China dan material karbonnya berasal dari beberapa negara.
Kapal ini merupakan kapal stealth (siluman) karena
tidak (atau belum) dapat terdeteksi radar karena menggunakan bahan komposit
serat karbon (bukan metal). Struktur komposit serat karbon (CRFP) lebih ringan
dari metal namun diklaim 20x lebih kuat daripada baja.
Kapal ini diklaim sebagai satu-satunya kapal
trimaran yang berbahan serat karbon (punya AS berbahan baja USS Sea Shadow) dan
kapal ini juga disebut oleh media barat sebagai kapal canggih yang diproduksi
oleh negara berkembang.
"Saat kapal ini bersandar di Lanal TNI AL
Banyuwangi, tiba-tiba muncullah percikan api dan membakar kapal ini serta
menenggelamkannya beberapa jam kemudian. Insiden ini terjadi pada tanggal 28
September 2012 di sore hari. Peristiwa ini membuat miris para anggota TNI AL
karena terjadi ketika kapal belum genap 1 bulan diresmikan. Insiden ini terjadi
pada tahap uji coba akhir sebelum diserahterimakan ke TNI AL selaku
operator".
Namun bila kita jeli meneliti lebih seksama ada
beberapa kejanggalan baik dari rangkaian peristiwa dan fakta dilapangan , yakni
:
1. Kri Klewang Yang Terbakar ukurannya lebih kecil
yakni 50m dibandingkan aslinya 63m
2. Pemerintah tenang-tenang saja dengan kebakaran
itu.
3. Tidak ditemukan sisa-sisa material kapal
4. Tim investigasi tidak pernah datang ke TKP.
5. Kapal ini dibawa keliling indonesia sebelumnya.
Karena KRI Klewang terbuat dari fiberglass / carbo
composite tak mungkin terbakarnya asap mengebul. "CARBON COMPOSIT JIKA
TERBAKAR APINYA WARNA KUNING"dan jarang ada asap nya walaupun begitu carbo
dapat rentan terbakar hanya saja dalam waktu yang cukup "LAMA" dan
sekali lagi carbon kalau terbakar apinya kuning
Yang saya amati dari kebakarannya, saya cuma bisa
bilang carbon fiber tidak terbakar seperti itu, karna sifat carbon fiber adalah
api tidak bisa (atau lebih tepatnya tidak mudah) untuk menembus carbon fiber
hingga api tersebut menyembur dengan tekanan 245 Mpa (sebagai info: api dengan
tekanan 245 Mpa itu seperti semburan api pada oven tembakau dengan kekuatan
sekitar 4,5x lebih kuat dari normalnya) karna itu carbon fiber digunakan dalam
industri aviation (yang berkontak langsung dengan temperatur udara mencapai 235
derajat C) dan untuk bahan pelapis anti panas (biasanya ada pada pelapis gagang
teflon)
Yang menjadi tanda tanya adalah kenapa hanya dengan
percikan api saja klewang bisa terbakar hebat padahal dalam kelistrikan carbon
fiber banyak digunakan pada kontak tegangan tinggi di PLN yang notabenenya
selalu memercikkan bunga api, dan seperti kita ketahui klewang terbelah dua
hingga mencair saat terbakar, ini malah lebih tidak masuk akal lagi karena
carbon sememangnya tidaklah mencair, karna ia bukan senyawa atau unsur
pencetak, dalam ilmu teknik, carbon jika terbakar akan kembali menjadi carbon
karna ia merupakan senyawa tunggal. dan menurut penglihatan saya api yang
ditimbulkan oleh bakaran carbon tidaklah merah seperti itu, itu seperti resin
yang terbakar, api dari carbon yang terbakar berwarna kuning dan sedikit pudar
pada pangkalnya .
Jadi kesimpulannya ada sesuatu yang aneh
dengan terbakarnya klewang.
Seperti halnya pengadaan KS, masyarakat Indonesia
oleh pemerintah Indonesia dibuat bingung, pusing dan jauh dari harapan yg
dikira. Ini rahasia militer tidak akan diumbar sembarangan. Saya tahu ini ada
kaitannnya dg taktik strategi militer Indonesia bagi para tetangga utara dan
selatan.
Dan lagi :
1. untuk kapal sekelas KCR, tonasenya hanya 250
ton, terlalu ringan untuk kapal sekelas KCR, idealnya kapal yang bertonase 250
ton adalah kapal MTB (Missile Torpedo Boat) macam KRI Macan Tutul yang di pakai
Laks. Yos Sudarso pada pertempuran laut aru..
2. Harga 110 miliar rupiah sudah termasuk RnD,
harga yang keterlaluan murahnya untuk membangun sebuah KCR Canggih termasuk
riset dan pengembangannya...
3. Tidak semua berita baik media kabar/elektronik
menyiarkan beritanya, kalaupun ada yang menyiarkan, itupun menyiarkan dengan
setengah hati, asal2an, tidak komplet, simpang siur, bodrex lah pokoknya..
4. waktu kapal terbelah jadi 2, sangat terlihat
jelas bahwa TIDAK ADA isi yang berarti dalam bagian kapal alias KOSONGAN,
bahkan mesin pun tidak nampak, padahal mesin & propulsi KRI Klewang
DITARGETKAN berteknologi
"Caterpillar" (Magneto-Hydrodynamic propulsion) yang merupakan
terknologi propulsi paling senyap di didunia, idealnya propulsi tersebut di
pakai untuk propulsi kapal selam modern.. dan mesin tersebut sangatlah kompleks
dan rumit meski ukurannya tidak sebesar mesin konvensional, sangat tidak wajar
kalau tidak terlihat dan ikut meleleh saat terbakar..
Terkadang dalam dunia "persilatan"
beberapa teknik "mempertahankan dri" tidak di ungkap semuanya, coba
saja contoh : berapa tahun peristiwa TRIKORA telah berlalu namun baru beberapa
tahun ini kita tahu bahwa Indonesia memiliki 24 whiskey class pada saat
peristiwa tersebut berlangsung...
strategi militer TNI "kamuflase, biarkan lawan
lengah, lawan kira kita lemah tetapi bila masuk perangkap totally war. Kita
sekarang ibarat punya uang lebih setelah semua anggaran buat kesejahteraan
tercukupi. Uang lebih ini telah dibelanjakan alutsista besar2an.
Klewang memang Kapal Siluman versi Indonesia yang
telah memperkuat jajaran TNI AL yang bermarkas di salah satu teluk di wilayah
nusantara ini berkumpul dengan saudara-saudaranya dari utara yang menyelam
dibawahnya. Klewang 63 M merupakan varian pertama dan telah memasuki layanan
sejak 2012 lalu yang telah dikembangkan lagi dengan panjang 92 M untuk
menghadapi Zumwalt dari Amerika Serikat, dengan bahan yang berbeda dari
pendahulunya.
TNI AL sudah menjadi poros maritim jauh sebelum
didengung-dengungkan selama ini, percaya atau tidak itulah TNI khususnya TNI AL
dengan segala taktik dan strateginya menuju Blue Water Navy. Salam NKRI.
Sumber: MiliterNKRI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar