Tank Ringan Amphibi PT-76 milik TNI AL memasuki
usia tua meskipun berbagai perbaikan dan modifikasi telah dijalankan selama
ini. Perbaikan struktur hingga mesin sudah menjadi agenda rutin selama ini,
sehingga tetap dapat digunakan dalam peran tempur. Namun jelas semakin tua
umurnya maka semakin ketinggalan teknologinya, dan bila terus digunakan maka
memerlukan biaya besar untuk terus-terusan mengupdate sistem dan
persenjataannya.
Tidak salah bila Tank 2S25 Sprut-SD masuk untuk
menggantikan PT-76 karena memiliki peran yang sama sebagai Amphibi Light Tank.
Tank ini dirancang untuk pasukan Udara dan Infantri Angkatan Laut yang memiliki
peran sebagai tank perusak serta memiliki daya tembak sebanding dengan MBT.
Dipersenjatai dengan senapan smoothbore 125-mm
sepenuhnya stabil, dilengkapi dengan autoloader. Senjata ini juga digunakan
untuk meluncurkan missile anti-tank
dipandu dengan cara yang sama seperti proyektil biasa. Fitur ini
biasanya terdapat pada MBT Rusia terbaru. Dipandu laser rudal anti-tank
memiliki jarak efektif hingga 5 km. Rudal juga dapat digunakan terhadap
helikopter yang terbang rendah. Sebanyak 40 putaran termasuk rudal dilakukan
untuk meriam utama. Sebuah autoloader memegang 22 dari mereka. 2s25 Sprut SD mampu menghasilkan 7 putaran
per menit. Kendaraan ini dilengkapi dengan sistem kontrol penembakan
modern. Persenjataan lainnya terdiri
dari senapan mesin single coaxial 7,62 mm
Kendaraan memiliki awak tiga, termasuk komandan,
penembak dan sopir. 2S25 Sprut-SD menggunakan modifikasi sasis dari BMD-3 udara
kendaraan tempur. Hal ini didukung oleh mesin diesel 2V-06-2S, yang memiliki
daya 510 tenaga kuda. Tank ini memiliki suspensi hydropneumatic dengan ground
clearance disesuaikan . 2S25 Sprut-SD sepenuhnya amfibi yang didorong oleh dua
waterjets.
Penambahan Alutsista terutama TNI Angkatan Laut
sudah barang tentu menjadi menu wajib untuk memperkuat stigma Poros Maritim.
Salam NKRI.
Sumber: MiliterNKRI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar