Dilansir dari Daily Mail, Selasa, 3 Maret 2015, seorang kolega yang berbicara melalui telepon dengan Jaseem, mengatakan pria tua itu menangis dan mengaku sangat malu.
Dia menyebut putranya sebagai seekor anjing, binatang dan teroris. Abu Meshaal yang bekerja dengan Jaseem di sebuah supermarket Kuwait, mengatakan Jaseem murka ketika putranya menelepon pada 2013.
Ketika itu Mohammed mengatakan pada keluarganya, bahwa dia akan pergi ke Suriah. "Saya pergi ke Suriah untuk berjihad, mohon lepaskan dan maafkan semua kesalahan saya," kata Mohammed.
Jaseem dengan penuh emosi, berharap putranya itu tewas sebelum tiba di Suriah. Kini Jaseem disebut merasa sangat malu untuk kembali bekerja, setelah identitas putranya terungkap pekan lalu.
Sementara itu, seorang sepupu Mohammed di Kuwait, mengatakan bahwa para saudaranya mengutuk apa yang dia lakukan. "Kami harap dia segera terbunuh. Itu akan jadi berita baik untuk keluarga kami," katanya.
Sikap berbeda diperlihatkan oleh ibunya, Ghania, yang terkejut saat menyadari bahwa putranya adalah Jihadi John, setelah menyaksikan satu rekaman video pemenggalan sandera.
Berbeda dengan kemarahan yang diperlihatkan Jaseem, Ghania justru berharap putranya pulang dan kembali padanya, serta meminta teman-temannya untuk turut mendoakan Mohammed. (VivaNews)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar