STOCKHOLM, KOMPAS
— Menghadapi persaingan yang makin keras terkait program penggantian
pesawat tempur F-5E Tiger II milik TNI Angkatan Udara, pabrikan
pertahanan asal Swedia, Saab, memutuskan bertempur habis-habisan dengan
menawarkan sebuah “paket kekuatan udara lengkap”.
“Berlawanan dengan apa yang ditawarkan
Sukhoi, kami menawarkan paket kekuatan udara lengkap, tidak hanya
pesawat. Sukhoi hanya menawarkan pesawat,” kata Peter Carlqvist, Wakil
Presiden Saab dan Kepala Saab Indonesia, kepada para wartawan Indonesia,
termasuk Kompas, di Stockholm, Swedia, Kamis (12/3).
Carlqvist mengaku telah mendengar bahwa
TNI AU masih menginginkan pesawat tempur Sukhoi Su-35 karena ingin
memiliki kemampuan daya angkut persenjataan yang besar dan daya jelajah
yang tinggi. “Kami juga mendengar bahwa mereka juga akan gembira
memiliki Gripen, tetapi itu terserah Kementerian Pertahanan dan Presiden
(Indonesia) untuk memutuskan,” katanya.
Menurut dia, paket terbaru yang
ditawarkan Saab saat ini meliputi jet tempur JAS39 Gripen, sistem
peringatan dini dan kendali udara (AEW&C) Erieye, sistem tautan data
taktis (tactical data link) yang bisa diintegrasikan dengan aset tempur
matra lain, ditambah pusat perawatan pesawat dan pusat operasi
penerbangan taktis (operation tactical flight center) untuk para pilot.
“Karena ini bukan cuma soal pilot bisa lepas landas dan mendarat dengan
pesawat itu. Mereka juga perlu tahu apa saja senjata dan sensor yang
mereka bawa di pesawat,” ujar Carlqvist yang mengatakan, pilot akan
dilatih melakukan operasi taktis, tidak sekadar bisa menerbangkan
Gripen.
Paket itu juga meliputi berbagai pilihan
senjata, termasuk rudal Meteor dan RBS-15. Terkait rudal RBS-15, Saab
bahkan sudah menawarkan proses perakitan dilakukan di PT Dirgantara
Indonesia di Bandung.
Selain itu, demikian kata Carlqvist,
Gripen menawarkan biaya operasi yang jauh lebih murah, yakni 4.700
dollar AS per jam, dibandingkan Sukhoi Su-30 yang mencapai 40.000 dollar
AS-49.000 dollar AS per jam. Ia juga mengklaim bahwa biaya operasi
Gripen hanya seperempat dibandingkan biaya operasi pesawat Eurofighter
Typhoon yang juga menjadi salah satu kandidat pengganti F-5 TNI AU.
Persaingan para calon pengganti Si Macan Terbang pun makin panas. (kompas.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar