Australia bekerja sama dengan Kementerian Pertahanan Norwegia untuk
membuat rudal presisi stand-off Joint Strike Missile (JSM), seperti yang
disampaikan Menteri Pertahanan Australia Kevin Andrews pada 26 Februari
2015.
Sistem senjata JSM, sedang dikembangkan oleh perusahaan pertahanan dan kedirgantaraan Norwegia Kongsberg, yang disiapkan sebagai amunisi serangan presisi untuk F-35 Lightning II Joint Strike Fighter (JSF), Lockheed Martin dan dirancang digunakan lewat weapon bay dari pesawat varian F -35A dan F-35C.
IHS Jane melaporkan di Juli 2014 bahwa Australia sedang mempertimbangkan keterlibatan lebih besar dalam program ini. Pada saat itu, juru bicara Departemen Pertahanan Australia (DoD) memaparkan tentang diskusi antara Australia dan Norwegia pada perluasan kerjasama yang berfokus pada integrasi rudal ke F-35.
Andrews menjelaskan partisipasi Australia bertujuan untuk menjamin ketersediaan senjata bagi armada masa depan Royal Australian Air Force (RAAF), yakni F-35A JSF.
“Berpartisipasi sekarang dalam program pembangunan JSM dengan Norwegia akan memaksimalkan efektivitas biaya kontribusi Australia dan memastikan kemampuan senjata dikembangkan dan diintegrasikan ke F-35A di timeline yang dibutuhkan oleh Australia. JSM akan diakuisisi oleh [pemerintah Australia] di dekade ini, “kata Andrews.
Menteri menambahkan bahwa, dalam kerjasama, Australia akan menyediakan keahlian spesialis dalam pembimbing rudal dan teknologi kontrol.
Dalam pernyataan terpisah, Kongsberg mengatakan kegiatan kerjasama akan melibatkan “beberapa mitra industri pertahanan Australia, termasuk BAE Systems Australia dan QinetiQ Australia, untuk mengembangkan [kemampuan tambahan untuk] JSM, termasuk sensor independen kedua dalam rudal untuk mengidentifikasi target radar yang bermusuhan “. Ia menambahkan bahwa kapasitas baru “akan sangat relevan bagi Australia dan negara-negara mitra lainnya yang tergabung dalam program F-35″.
Kongsberg telah bekerja sama dengan BAE Systems Australia untuk beberapa waktu pada pengembangan sensor frekuensi radio pasif untuk JSM. Ini termasuk membangun model pengembangan rekayasa.
Australia telah berkomitmen untuk pengadaan 72 pesawat tempur siluman F-35A. Dua yang pertama telah diserahkan pada tahun 2014 dan saat ini F-35 tersebut berpangkalan di pusat pelatihan pilot internasional di Luke Air Force Base Arizona untuk mendukung kebutuhan pelatihan RAAF.
Sementara Royal Norwegian Air Force mengharapkan mengoperasikan sebanyak 52 pesawat F-35A dan mulai menggunakan rudal JSM pada pertengahan dekade berikutnya.(janes.com).
Sistem senjata JSM, sedang dikembangkan oleh perusahaan pertahanan dan kedirgantaraan Norwegia Kongsberg, yang disiapkan sebagai amunisi serangan presisi untuk F-35 Lightning II Joint Strike Fighter (JSF), Lockheed Martin dan dirancang digunakan lewat weapon bay dari pesawat varian F -35A dan F-35C.
IHS Jane melaporkan di Juli 2014 bahwa Australia sedang mempertimbangkan keterlibatan lebih besar dalam program ini. Pada saat itu, juru bicara Departemen Pertahanan Australia (DoD) memaparkan tentang diskusi antara Australia dan Norwegia pada perluasan kerjasama yang berfokus pada integrasi rudal ke F-35.
Andrews menjelaskan partisipasi Australia bertujuan untuk menjamin ketersediaan senjata bagi armada masa depan Royal Australian Air Force (RAAF), yakni F-35A JSF.
“Berpartisipasi sekarang dalam program pembangunan JSM dengan Norwegia akan memaksimalkan efektivitas biaya kontribusi Australia dan memastikan kemampuan senjata dikembangkan dan diintegrasikan ke F-35A di timeline yang dibutuhkan oleh Australia. JSM akan diakuisisi oleh [pemerintah Australia] di dekade ini, “kata Andrews.
Menteri menambahkan bahwa, dalam kerjasama, Australia akan menyediakan keahlian spesialis dalam pembimbing rudal dan teknologi kontrol.
Dalam pernyataan terpisah, Kongsberg mengatakan kegiatan kerjasama akan melibatkan “beberapa mitra industri pertahanan Australia, termasuk BAE Systems Australia dan QinetiQ Australia, untuk mengembangkan [kemampuan tambahan untuk] JSM, termasuk sensor independen kedua dalam rudal untuk mengidentifikasi target radar yang bermusuhan “. Ia menambahkan bahwa kapasitas baru “akan sangat relevan bagi Australia dan negara-negara mitra lainnya yang tergabung dalam program F-35″.
Kongsberg telah bekerja sama dengan BAE Systems Australia untuk beberapa waktu pada pengembangan sensor frekuensi radio pasif untuk JSM. Ini termasuk membangun model pengembangan rekayasa.
Australia telah berkomitmen untuk pengadaan 72 pesawat tempur siluman F-35A. Dua yang pertama telah diserahkan pada tahun 2014 dan saat ini F-35 tersebut berpangkalan di pusat pelatihan pilot internasional di Luke Air Force Base Arizona untuk mendukung kebutuhan pelatihan RAAF.
Sementara Royal Norwegian Air Force mengharapkan mengoperasikan sebanyak 52 pesawat F-35A dan mulai menggunakan rudal JSM pada pertengahan dekade berikutnya.(janes.com).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar