"Kami memerlukan bantuan serangan udara dari sekutu pimpinan AS, yang memiliki peralatan canggih, termasuk Sistem Pengendali dan Peringatan Udara (AWACS), yang bisa menentukan kedudukan lawan dengan tepat," kata Abdulwahab al-Saadi kepada AFP dalam wawancara di Universitas Tikrit, utara kota kelahiran Saddam Hussein itu.
Tentara Irak, yang berperang di Tikrit, katanya melanjutkan, beberapa kali meminta kementerian pertahanan Irak mengajukan permohonan bantuan ke pasukan sekutu, namun serangan udara tersebut tidak pernah terjadi.
Saadi mengkritik kemampuan angkatan udara Irak, yang menurut dia terbatas dan tidak selalu cermat dalam menyerang musuh.
Dia memperkirakan ada alasan politik dibalik tidak adanya dukungan serangan udara dalam operasi selama dua minggu di Tikrit.
Pasukan Syiah Iran telah menjadi mitra utama Baghdad saat pembebasan Tikrit dan pemimpin tertinggi pasukan Iran Qassem Soleimani, beberapa kali terlihat di garis depan.
Pemerintah AS di Washington memperlihatkan sikap tidak nyaman dengan keterlibatan Iran dalam operasi tersebut.
Sementara serangan udara pasukan koalisi pimpinan AS telah dilancarkan di beberapa misi memperebutkan wilayah Irak yang dikuasai IS, termasuk dalam serangan yang melibatkan tentara Iran yang didukung milisi Syiah.
antaranews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar