JAKARTA (MI) : Panglima
TNI Jenderal TNI Moeldoko membenarkan adanya upaya pihak-pihak tertentu
untuk menggagalkan eksekusi terhadap sejumlah terpidana mati.
Upaya tersebut dilakukan mulai dari strategi diplomasi hingga cara lain.
"Kan banyak cara (menggagalkan eksekusi hukuman mati), dengan cara
mempengaruhi keputusan, melalui diplomatik dan seterusnya. Cara-cara
lain juga ada," kata Moeldoko di Istana Kepresidenan, Jakarta,
Moeldoko tidak menjelaskan lebih lanjut soal cara lain yang disebutnya
tadi. Dia hanya menegaskan bahwa intelijen TNI dikerahkan untuk
mengantisipasi upaya penggagalan itu.
TNI, lanjut Moeldoko, akan selalu membantu kepolisian yang bertindak
sebagai eksekutor. TNI akan memberikan bantuan pengamanan di sekitar
Nusakambangan lokasi eksekusi mati.
"Ya, prinsipnya ngga boleh gagal (eksekusi hukuman mati), begitu," ucap mantan Kepala Staf Angkatan Darat itu.
Kejaksaan Agung memindahkan para terpidana mati ke LP Nusakambangan.
Total ada 10 terpidana mati yang akan menjalani eksekusi tahap II.
Setidaknya sudah ada sembilan terpidana mati yang berada di Lapas Nusakambangan.Tiga
terpidana mati yang baru tiba pagi tadi, adalah dua anggota kelompok
"Bali Nine", Andrew Chan dan Myuran Sukumaran (warga Australia), dan
Raheem Agbaje Salami (warga Nigeria).
Sementara itu, enam terpidana mati lainnya
dalam kasus narkoba yang telah berada di Nusakambangan adalah Zainal
Abidin (Indonesia), Serge Areski Atlaoui (Perancis), Rodrigo Gularte
(Brasil), Silvester Obiekwe Nwaolise alias Mustofa (Nigeria), Martin
Anderson alias Belo (Ghana), dan Okwudili Oyatanze (Nigeria).
Jika mengacu pada
daftar nama terpidana mati yang akan dieksekusi berdasarkan rilis
Kejaksaan Agung beberapa waktu lalu, hingga saat ini masih ada satu
terpidana mati yang belum dipindahkan ke Nusakambangan, yakni Mary Jane
Fiesta Veloso (warga negara Filipina), yang mendekam di Lembaga
Pemasyarakatan Wirogunan, Yogyakarta.
Penolakan terhadap eksekusi hukuman mati terus dilakukan dunia
internasional. Paling gencar dilakukan oleh pemerintah Australia.
Perdana Menteri Australia Tony Abbott bahkan berang saat mengetahui
pemerintah Indonesia tidak mengindahkan lobi-lobi yang dilakukan
pihaknya.
Konsulat Jenderal RI Sydney bahkan sempat mendapat serangan pelemparan
cat berwarna merah seperti darah. Pelemparan itu diduga terkait dengan
aksi protes terhadap rencana eksekusi mati Andrew dan Myuran.
Sumber : KOMPAS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar