Kabar gembira itu memang harus dibagi karena penantian
yang ditunggu dengan harapan yang sesuai dengan kenyataan sungguh menjadi
sebuah definisi senyum yang mengagumkan. Di minggu pertama September ceria 2015
Menhan Ryamizard telah mengumumkan bahwa pilihan pada penggantian skuadron
tempur F5E akhirnya ada pada jet tempur Sukhoi SU35 yang memang sangat
dinantikan.
Semua kalangan tentu merasa gembira dengan keputusan itu.
Si user TNI AU tentu bergembira karena jet tempur maut itu sudah digadang-gadang
sejak lama. Mereka yang paham dengan mata rantai strategi pertahanan tentu
menyambut hangat pilihan cerdas itu.
Soalnya ini menyangkut daya getar dan daya gentar yang mampu
menyetarakan diri dengan lingkungan garis pertahanan di sekitarnya. Sukhoi SU35
adalah jet tempur yang sangat menggetarkan.
F16 bersiap lakukan patroli udara |
Asumsinya mudah saja. Jika kita pilih F15 atau F18 Hornet
tentu “bacaan tempurnya” sudah ada di benak negara yang pakai alutsista
itu. Katakanlah Australia dan
Singapura. Belum lagi masalah down grade
yang pasti akan dikancingkan pada setiap pesawat tempur yang dibeli oleh negara
bukan sekutu penjual. Singapura dan Australia jelas sekutu AS, jadi jika kita
pilih F15 atau F18 maka jelas tidak akan setara dengan yang dibeli Singapura
atau Australia.
Kedua negara ini juga sudah memutuskan membeli jet tempur siluman F35. Maka keputusan kita beli SU35 adalah dalam rangka “menyambut” kehadiran F35 itu sendiri.
Kedua negara ini juga sudah memutuskan membeli jet tempur siluman F35. Maka keputusan kita beli SU35 adalah dalam rangka “menyambut” kehadiran F35 itu sendiri.
Pilihan terhadap jet tempur Sukhoi SU35 sudah kita
prediksi sejak lama. Setidaknya ada dua
tulisan yang bertemakan tentang jet tempur SU35. Terbaru artikel tanggal 26 maret 2015 juga
sudah kita publikasi baik di blog pribadi dan media sosial lainnya. Intinya adalah hasrat yang kuat untuk
mendapatkan pesawat tempur itu perlu didukung Kemhan, ternyata kemudian Kemhan
mengamininya.
Dengan mendapatkan 1 skuadron jet tempur kelas berat
Sukhoi SU35 tentu kewibawaan teritori udara NKRI semakin bergigi. Jika ini terpenuhi maka jumlah Sukhoi Family
yang dimiliki TNI AU berjumlah 32 unit dari seri SU27, SU30 dan SU35. Tentu
kekuatan Sukhoi itu akan disempurnakan dengan adanya tambahan jet tempur F16
yang bisa mencapai 34 unit dalam satu tahun ke depan.
Kunjungan Presiden Jokowi ke AS akhir bulan depan
diharapkan akan menghasilkan kesepakatan penjualan alutsista untuk Indonesia.
Tentu untuk menyeimbangkan pasokan alutsista timur dan barat. Sebagaimana yang pernah ditawarkan Presiden
Obama setahun lalu, bahwa disamping program pengadaan 24 jet tempur F16 blok 52
yang sedang berjalan, ditawarkan juga tambahan 1 skuadron F16 blok 60 dan 2
kapal perang jenis fregat OHP Class. Alutsista lainnya yang sudah pasti adalah
8 Heli tempur Apache berikut persenjataannya, 4 Heli angkut Chinook.
Sukhoi dan F16 melintas Monas |
Berhadapan dengan lingkungan sekitar yang selalu usil dan
anggap enteng dengan kekuatan militer Indonesia, tentu harus dijawab dengan
perkuatan militer. Nah jawaban perkuatan
militer Indonesia itu semakin hari semakin memberikan keyakinan pada apa yang
disebut nilai kewibawaan yang semakin terang benderang. Bahwa itulah salah satu cara elegan yakni
memperkuat otot militer tanpa harus mata mendelik.
Contoh terakhir saja, Singapura masih merasa pantas
mempergunakan zona latihan militer di laut Natuna dan selat Malaka berdasarkan
kesepakatan pertahanan kedua negara tahun 2007. Padahal perjanjian itu batal
dengan sendirinya karena tidak
diratifikasi oleh DPR dan ketidaksediaan Singapura memasukkan pasal ektradisi
koruptor. Tetapi negeri itu tetap memakai teritori kita untuk latihan jet
tempurnya. Ini kemudian yang membuat
Panglima TNI berang lalu menyiapkan jet tempur di Batam untuk mengusir penyusup
itu.
Belum lagi gaya sok jagoan Malaysia di Ambalat. Kalau kita pulangkan Sukhoi atau F16 dari
Tarakan, dia langsung berulah dan bermanuver.
Kalau kita kirim lagi Sukhoi ke Tarakan dia malu-malu kucing atau
pura-pura baik. Begitu seterusnya, jadi kedepannya memang harus tersedia
minimal 1 flight jet tempur di Tarakan dan juga di Batam. Oleh sebab itu tambahan 1 skuadron Sukhoi
SU35 dan juga 1 skuadron F16 blok 60 diniscayakan akan mampu mewibawakan
teritori dirgantara tanah air.
Kita kan tidak ingin perang. Negara yang usil dan sok jagoan itu juga
sejatinya tidak ingin perang. Tetapi provokasi, penyusupan, pelanggaran
teritori dan anggap enteng merupakan tamparan bagi kewibawaan teritori kita. Bulan-bulan ini kita kedatangan lagi berbagai
jenis alutsista baru antara lain MBT Leopard, Tank Marder, Artileri Caesar
Nexter dan lain-lain. Artileri berat
KH179 juga sudah disebar ke Kalimantan bersama tank Scorpion. Jadi perkuatan
dan sebaran alutsista, perkuatan jet tempur, kapal perang, kapal selam
sesungguhnya adalah jawaban laki-laki untuk mengedepankan otot militer tanpa
harus mendelik matanya.
****
Jagarin Pane / 06 Septemper 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar