BND mengatakan, mereka melakukan uji darah terhadap militan Kurdi yang terluka melawan ISIS. Menurut pemeriksaan, darah dari anggota militan itu mengandung gas beracun berupa gas mustard.
"Kami memiliki informasi bahwa ISIS menggunakan gas mustard di utara Irak," ujar Kepada BND Gerhard Schindler, seperti dikutip Guardian, Selasa (8/9/2015).
"Gas itu entah berasal dari pasokan lama yang diproduksi di era Saddam Hussein, atau diproduksi sendiri oleh ISIS setelah menduduki Universitas Mosul," lanjutnya.
Sementara seorang pejabat intelijen Jerman mengonfirmasi komentar dari Schindler. Namun dirinya menolak untuk mengonfirmasi bahwa BND telah mengumpulkan contoh darah.
Sedangkan pihak Kementerian Pertahanan Amerika Serikat (AS) menolak mengomentari mengenai operasi intelijen.
"Kami tidak akan mengomentari operasi atau masalah intelijen. Penggunaan kimia sebagai senjata jelas tidak bisa diterima," sebut Juru Bicara Kementerian Pertahanan AS Elissa Smith.
Tetapi Smith melihat, bahwa dari tindakan ISIS Selama ini, penggunaan senjata kimia dimungkinkan. Tindakan tersebut tentunya melanggar norma dan patut untuk diberikan hukum. (MetroTVNews)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar