PINDAD (Perindustrian Angkatan Darat) sudah merupakan perusahaan pembuat senjata terkenal di Indonesia. Mulai dari senjata kecil hingga kendaraan tempur sudah mereka buat. Untuk kendaraan tempur, yang paling diunggulkan mereka adalah panser APS-3 Anoa yang merupakan panser 6×6 tipe APC (pengangkut personel) yang merupakan penyempurnaan panser APS-1 dan APS-2.
Anoa meniru desain VAB buatan Perancis, dan setidaknya sudah ada 300-an unit yang sudah dibuat. Panser ini pun menjadi panser andalan pasukan perdamaian Indonesia di berbagai dunia. Anoa berdimensi PxLxT = 6 x 2,5 x 2,1 meter, beratnya 14 ton full load, tidak memiliki kemampuan amfibi pada baselinenya, dan memiliki jarak tempuh 600 km.
Proteksinya setara STANAG 4569 level 3 (tahan 7,62 mm) dan senjatanya senjata mesin 12,7 mm atau 40 mm grenade launcher untuk pertahan diri. Namun, dibandingkan dengan negara tetangga sebenarnya panser ini sudah ketinggalan zaman, lebih inferior dalam hal desain, proteksi, mobilitas, dan daya gempur dibanding panser tetangga. Ingin tahu bagaimana spesifikasi panser negara tetangga, ayo lihat di bawah ini!
- Deftech AV8
Yang lucunya, di Wikipedia tertulis kecepatan di airnya mencapai 30 km/jam. Sungguh kebohongan yang luar biasa! AV8 mampu mengangkut 14 orang didalamnya. Panser ini dapat berjalan 700 km dengan tangki penuh dan memiliki level proteksi STANAG 4569 level 3-4 (proteksi dari peluru 7,62mm AP di bagian samping dan 12,7mm di bagian depan), dimensi PxLxT = 8 x 2,7 x 2,17 meter. Panser ini juga dilengkapi V-hull (badan berbentuk V) untuk meminimalisir kerusakkan akibat ledakkan ranjau. Bisa dikatakan AV8 adalah panser paling canggih di ASEAN.
- Terrex ICV
- Terrex 2
Dimensinya juga lebih besar dari AV8, dengan lebar 3 sampai 4 meter dan panjang 8,5 meter (AV8 lebarnya 2,7 m dan panjangnya 8 meter). Terrex 2 dapat menampung 12 orang dan kecepatan di airnya mencapai 6 knot (11 km/jam). Persenjataannya yaitu meriam otomatis 30mm. Dengan kemampuan tersebut, Terrex akan lebih bagus dan canggih dari AV8 jika sudah diproduksi massal nanti.
- DTI 8×8 IFV
Pindad telah mengembangkan panser Anoa 2 amfibi yang akan diluncurkan Oktober mendatang. Sebelumnya Pindad juga telah meluncurkan Anoa 2, Anoa RCWS, Anoa kanon 90 mm, dan panser Badak kanon 90 mm. Terlihat bahwa Pindad membuang-buang anggaran dengan mengembangkan produk yang tidak tepat sasaran. Anoa amfibi ditujukan untuk TNI AL yang membatalkan pembelian BTR-4 Ukraina. Namun, tidak ada jaminan TNI AL akan mengambil Anoa amfibi mengingat Anoa adalah APC bukan IFV seperti BTR-4.
BTR-4 berkonfigurasi 8×8, sedangkan Anoa 6×6. Proteksi dan persenjataan Anoa juga masih kurang dibandingkan panser negara tetangga. Akan tetapi Anoa 2 amfibi memiliki kelebihan dengan kecepatan di airnya yang mencapai 10 knot atau 18,52 km/jam, BTR-4 hanya 10 km/jam. Anoa amfibi juga dapat melakukan pivot (berputar ditempat) sewaktu berenang di air.
Sekarang, anda dapat melihat betapa inferiornya Anoa dibandingkan dengan panser negeri tetangga. Namun sisi baiknya, dirut Pindad Silmy Karim menyatakan, Pindad sedang mengembangkan panser yang fungsinya sebagai penyerang musuh (IFV).
Jadi Anoa tidak hanya melindungi diri sendiri dan kru-nya tetapi juga menyerang musuh dengan senjata yang ia miliki. Kita tunggu apakah Pindad bisa membuat panser yang berdesain revolusioner, dengan proteksi dan persenjataan yang bagus juga amfibi pada baselinenya (Anoa tidak amfibi pada baselinenya, baru 5 tahun setelah Anoa diproduksi muncullah versi Anoa 2 amfibi, sebelumnya juga pernah ada prototipe Anoa amfibi tetapi kurang diperhatikan).
Jika tidak bisa 8×8, maka 6×6 juga boleh, dengan catatan desainnya tidak ecek-ecek; Pindad dapat mencontoh (bukan meniru) VBTP-MR Guarani Brazil. Propellernya diusahakan tidak besar. Dan yang paling krusial adalah penghilangan kaca, karena setebal apapun kaca anti peluru, masih bisa ditembus sniper/anti material rifle sekaliber 12,7mm.
Oleh karena itu ganti kaca dengan periskop seperti pada panser negara tetangga (BTR-4 masih menggunakan kaca, oleh karena itu kaca tersebut menjadi kelemahannya jika bertemu IFV lain di pertempuran).
Video yang memuat pernyataan Silmy Karim tentang Anoa versi baru (IFV):
panser anoa 8x8 tidak ada kabarnya lagi?
BalasHapus