Jumat, 15 Agustus 2014

Bosan Hidup di Perbatasan, Anggota Kelompok Bersenjata Janji Setia pada NKRI



JAYAPURA (MI) : Satu orang anggota Mathias Wenda yang biasa membuat keributan di daerah Perbatasan RI-PNG, Stanis Stanfa Chilong, menyatakan sumpah setianya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di hadapan Panglima Daerah Militer (Pangdam) XVII/Cenderawasih, Mayjend TNI Christian Zebua di Pos Pengamanan Skouw, Perbatasan RI-PNG, Kamis (14/8).

Lelaki berusia 74 tahun tersebut mengatakan bahwa dirinya masuk ke NKRI karena sudah malas hidup di perbatasan PNG karena kehidupan di sana jauh dari kenyamanan dan kesejahteraan.
Stanis Stanfa Chilong, dengan tegas menyatakan kesetiaannya kepada NKRI didasari niat yang tulus, kesadaran, dan tanpa adanya paksaan dari pihak manapun.

Pangdam XVII/Cenderawasih, Mayjend TNI Christian Zebua menyatakan bahwa masuknya Stanis tersebut adalah bukti bahwa keamanan di perbatasan, khususnya di wilayah NKRI sudah aman dan kondusif.
Pangdam sendiri menyatakan bahwa dirinya menyambut dengan tangan terbuka kepada siapapun orang yang hendak menyatakan kesetiaannya kepada NKRI, terlebih harapannya adalah kepada masyarakat yang masih bergabung dengan KKB.

“Stanis adalah salah satu orang yang selama ini mengikuti gerakannya Mathias Wenda, dan dengan sadar menyatakan gabung dengan NKRI dan akan menyampaikan himbaun kepada saudara-saudaranya yang ada di PNG untuk gabung dan membangun daerahnya,”kata Pangdam kepada usai usai menyaksikan penandatanganan pakta kesetiaan dari Stanis Stanfa Chilong.

Selain itu, terkait dengan perjanjian keamanan diantara RI dan PNG, menurut Pangdam sudah berjalan dengan cukup bagus dan sudah sering saling membantu. Namun untuk MoU secara resmi sendiri, antara TNI dengan Tentara PNG masih belum dilakukan karena biasanya hanya sekedar kesepakatan saat pertemuan diantara keduanya.

“Memang kalau ada masyarakat yang berbuat kejahatan di Indonesia, berbuat kejahatan di Papua Nugini, ini lebih kepada tindakan-tindakan kepolisian, jadi kita koordinasi dengan mereka untuk mengadapi kelompok bersenjata,”tandasnya.

Sementara itu, kepada wartawan, Stanfa menyatakan dirinya telah tinggal di Muara Tami, Indonesia selama 10 tahun terakhir ini dan sudah membuat kebun dengan baik. Bahkan 12 anak dan 40 cucunya yang ada di PNG nantinya juga akan dibawa untuk tinggal di wilayah Indonesia karena kehidupan bisa lebih baik.
Sementara ini dia hanya sendiri saja menyatakan masuk ke NKRI, dan dalam waktu dekat akan membawa keluarganya yang lain.

“Di sana ada bos satu, Mathias Wenda itu memang betul orang OPM. Kalau anak-anak yang tinggal di Baromo, Jako, Wutung itu orang raskol. Jadi memang banyak orang yang bikin masalah di sini lari ke PNG, orang bikin masalah di PNG lari ke sini. Jadi saya mau ada surat berat antara PNG dan RI, biar bisa kerja sama saling tangkap yang bikin masalah. Itu biar kami semua aman,”jelas Stanfa yang salah satu anaknya telah masuk pendidikan Militer di Jakarta.






Sumber :  JPNN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar