Minggu, 03 Agustus 2014

ISIS Dibuat CIA dan Mossad Untuk Memecah Belah ?

Keberagaman aliran pada Islam sejak ratusan tahun mulai dimanfaatkan oleh para lawan-lawannya. Apalagi setelah mulai meruncingnya perbedaan kelompok Sunni dan Syiah serta beberapa aliran lainnya yang semakin banyak. Bagi kaum zion dan satanic, hal itu justru menjadi kartu AS agar dapat mengadu domba diantara mereka. Maka grand design pun mulai dimainkan. Bagaimana caranya?

Melalui manusia-manusia bergaris keras ini maka akan memunculkan faham-faham yang juga bergaris keras, pelan namun pasti, ajaran ditekuk, dipelintir, digeser, disalah-artikan, lalu merekrut pengikut yang juga bergaris keras. Kemudian ratusan bahkan ribuan orang yang memiliki naluri “satu species” ini pun menjadi alat zion, dimana mereka akan mencuat dan bergerak saat dibutuhkan.

Strategi dalam operasi sangat terselubung bernama “The Hornet’s Nest” atau strategi “Sarang Lebah Hornet” lalu mulai dimainkan. Strategi yang bertujuan untuk membawa semua ekstrimis-ekstrimis utama dunia untuk bergerak ke satu tempat atau tujuan, dan sebagian besar untuk mengguncang stabilitas negara yang dianggap musuhnya, terutama negara-negara Arab. Suatu waktu, sel-sel itu bagai singa yang hanya ditarik ekornya saja, yang tadinya tertidur pun dapat segera mengaum dan bergerak.


Fakta telah membuktikan, jika ditarik sejarahnya, kelompok Mujahiddin, Taliban, Al-Qaeda, Hammas, Bako Haram, Ahmadiyyah, bahkan Islamic Brotherhood dibuat, direstui, dibesarkan dan dibiayai oleh CIA, Mossad dan Zion beserta inteligen barat lainnya, untuk mengobrak-abrik dunia Islam.



Alhasil: bukannya memerangi Zionis, namun mereka justru bergerak untuk memerangi umat Islam itu sendiri, memerangi yang justru satu kepercayaan dengan mereka. Grand Design pun berhasil. Namun sang arsitek pun tetap bermuka serius, bahkan ikut mengutuk mereka lalu memburu mereka pula.

Ketika mereka saling berperang dan saling menghancurkan, tak ada kepentingan yang berarti bagi Zion, AS dan dunia barat untuk turut campur, hingga mereka semua yang bersaudara hancur. Kalah jadi abu, menang jadi arang. Maka berikutnya, Zion dan sekutunya, tinggal memetik hasilnya.

Bendera-bendera hitam bertuliskan kalimat tauhid berkibar sepanjang lembah Sungai Eufrat dan Tigris, terbentang dari Suriah ke Irak. “Negara Islam Irak dan Suriah”, atau Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) atau Islamic State of Iraq and the Levant (ISIL) atau Negara Islam (IS) sudah kuasai banyak kota di pinggiran sungai pusat lahirnya peradaban manusia itu.

Sebelumnya, Abu Bakr al-Bagdadi (ketua ISIS atau IS) pada tahun 2010, adalah pimpinan Al-Qaidah di Irak atau AQI. Lalu karena beda kepentingan, pada April 2013, AQI berganti menjadi Negara Islam di Irak dan al-Sham atau Islamic State of Iraq and Syria atau ISIS.



Lalu ISIS menjelma lagi menjadi Negara Islam (IS), kelompok pimpinan Abu Bakar al-Baghdadi ini memproklamirkan Kekhalifahan. Target mereka, dari Spanyol hingga Indonesia berada di bawah satu bendera Islam.

Kelompok ini menjadi kelompok jihad utama yang memerangi pasukan pemerintah di Suriah dan membangun kekuatan militer di Irak. Huruf “S” dalam singkatan ISIS berasal dari bahasa arab “al-Sham”, yang merujuk ke wilayah Damaskus (Suriah) dan Irak.

Tetapi dalam konteks jihad global, disebut Levant yang merujuk kepada wilayah di Timur Tengah yang meliputi Israel, Yordania, Lebanon, wilayah Palestina, dan juga wilayah Tenggara Turki. Jumlah mereka tidak diketahui secara pasti, tetapi diperkirakan memiliki ribuan pejuang, termasuk jihadis asing.

Khilafah diproklamasikan pada Minggu, 29 Juni 2014, setelah ISIS di atas angin terhadap tentara Irak. Baghdadi diangkat sebagai Khalifah, pemimpin negara sekaligus spiritual dalam sebuah Kekhalifahan Islam. Dengan berdirinya Khilafah, ISIS menyerukan seluruh umat Muslim untuk berbaiat pada Khalifah yang kepalanya dihargai US$10 juta oleh Amerika itu.

“Adalah tugas semua Muslim di dunia bersumpah setia pada dia dan mendukungnya. Legalitas seluruh emirat, kelompok, negara, dan organisasi menjadi hilang berdasarkan perluasan kekuasaan kekhalifahan dan tibanya tentara khilafah di wilayah mereka,” kata juru bicara ISIS Abu Muhammad al-Adnani dalam bahasa Arab, dan diterjemahkan ke banyak bahasa.

Sosok al-Baghdadi sendiri misterius. Hanya ada dua foto yang menunjukkan keberadaan pria 43 tahun ini. Bahkan beberapa orang mengatakan dia sebenarnya tidak ada, hanya simbol yang diciptakan ISIS.
Abu-bakar-al-Baghdadi saat khotbah.

Namun sebuah video yang diunggah di Youtube untuk pertama kalinya menunjukkan bahwa Baghdadi nyata. Dia terlihat tengah berkhutbah dalam shalat Jumat di sebuah masjid di Mosul, Irak. Berjenggot lebat berpakaian hitam.

“Pembentukan khilafah adalah kewajiban. Agama ini tidak akan benar kecuali syariah ditegakkan,” kata Baghdadi dalam khutbahnya, diberitakan al-Jazeera.

Pergerakan ISIS di Irak dimulai dari wilayah Suriah sepanjang Sungai Eufrat. Kemenangan ISIS melawan kelompok pemberontakan Suriah lainnya di Abu Kamal membuat pintu perbatasan dengan Irak terbuka lebar. Ditambah lagi pos militer di Qaim, perbatasan Irak ditinggal kabur tentara, ISIS makin bebas bergerak.

Wilayah pertama yang dikuasai ISIS adalah kota Falluja dan Ramadi di Provinsi Anbar, sebelah barat Irak awal tahun 2014 ini. Bendera hitam ISIS berkibar di kantor pemerintah dan pos militer. Beberapa kota di Anbar juga telah dikuasai. Setelah mencaplok sebelah barat Irak, ISIS bergerak ke timur, menyerbu kota Mosul, provinsi Nineveh di lembah Sungai Tigris.
Militan ISIS menguasai kota Ramadi di Provinsi Anbar, Irak, Desember 2013.


Quote:

Militan ISIS menguasai kota Ramadi di Provinsi Anbar, Irak, Desember 2013. (Foto: REUTERS/Ali al-Mashhadani)
Mosul, kota terbesar kedua di Irak setelah Baghdad itu direbut dengan mudah. Tentara lari tunggang langgang, menanggalkan seragam mereka dan ikut mengungsi bersama warga. Lebih dari 500.000 orang mengungsi, kebanyakan ke wilayah Kurdistan.

Sebanyak 2.400 tahanan dibebaskan, jadi amunisi baru bagi kelompok ini. Dengan dikuasainya Mosul, wilayah barat dan timur Irak di bawah kendali ISIS. Pemerintahan Nouri al-Maliki di Baghdad terkepung. ISIS merebut satu per satu kota di kota pinggiran Eufrat dan Tigris, dari Raqqa di Suriah hingga mendekati Baghdad.

Quote:
Saksi mata lainnya menjelaskan, awalnya kelompok ISIS menyerukan orang-orang yang sedang salat di dalam masjid dan berziarah di makam Nabi Yunus untuk menghentikan aktivitasnya. Para militan kemudian menembakkan senjata api ke sekitarnya. Tak diketahui apakah ada korban jiwa atau tidak.

Menurut pejabat setempat, ISIS telah membuat kacau masjid dan makam Nabi Yunus. Selama satu jam, mereka memborbardir kawasan makam Nabi yang dikenal pernah masuk mulut ikan paus itu.

“Kerusakan terparah di makam Nabi Yunus yang hancur tinggal debu,” kata pejabat tersebut

Quote:
Di kota-kota ini, ISIS memperoleh ghanimah atau rampasan perang berupa kendaraan lapis baja dan senjata serta amunisi sumbangan dari Amerika. Di Mosul, ISIS juga dilaporkan berhasil menguras bank-bank di kota itu dan menjarah uang sebesar 500 miliar dinar Irak atau lebih dari Rp50,2 triliun.

Quote:


Selain itu, militan ISIS juga menghancurkan makam milik Imam Abu al-Ila di Mosul dan masjid di Distrik al-Faisaliya. Sebelumnya salah satu anggota ISIS menyatakan pihaknya bahkan akan menghancurkan Ka’bah apabila nanti menguasai Mekah.

Indonesia juga menjadi salah satu lokasi yang menjadi target serangan ISIS. ISIS juga membuat “paspor kekhalifahan” yang diperuntukkan untuk anggota dan simpatisan mereka. Kalimat “Daulah Kalifah Islamiyah” tertera sebagai ukiran di bagian atas paspor tersebut.

Di bagian bawah tertulis “Jika pemegang paspor ini disakiti, kami akan mengirim bala tentara baginya.”Kelompok militan tersebut akan membagikan dokumen tersebut kepada 11.000 warga negara yang tinggal di kota-kota yang berbatasan dengan Irak dan Suriah.

Lewat Twitter, ISIS Ancam Hancurkan Kabah dan Mekkah

Petinggi ISIS bernama Abu Turab Al Mugdassi melalui Twitter mengancam organisasinya akan menghancurkan kota suci umat Islam sedunia, Mekkah, di Arab Saudi Namun kini akunnya sudah di delete.


Quote:

Petinggi ISIS bernama Abu Turab Al Mugdassi itu mengancam organisasinya akan menghancurkan kota suci umat Islam sedunia, Mekkah, di Arab Saud
i.

Mugdassi mengatakan akan menghancurkan Kabah. “Orang pergi ke Mekkah untuk menyentuh batu itu, bukan bertemu Allah,” kata Al Mugdassi melalui akun Twitter-nya.

Sejumlah media di Timur Tengah mengabarkan ancaman yang dilontarkan lewat Twitter itu.

Setelah kabar itu beredar, akun Twitter milik Al Mugdassi itu sudah tak bisa lagi dibuka.

Jika ancaman ini dapat diverifikasi kebenarannya, ancaman ini sangat mengejutkan karena datang dari kelompok yang ingin membentuk kekhalifahan Islam itu.


indocorpcircles.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar