Lima negara, yaitu Amerika Serikat, Rusia, Inggris, Perancis dan China masuk dalam daftar negara yang memiliki nuklir di bawah Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT). Sementara itu, India, Pakistan, Israel dan Korea Utara juga memiliki persediaan hulu ledak nuklir. Lebih dari 95% senjata nuklir dunia dimiliki oleh AS dan Rusia. Berikut negara-negara yang memiliki persediaan senjata nuklir terbanyak.
Korea Utara
Korea Utara meledakkan senjata nuklir pertamanya pada Oktober 2006. Uji coba nuklir ketiga dan yang merupakan yang terbaru dilakukan pada Februari 2013 lalu. Menurut perkiraan Institut Sains dan Keamanan Internasional, Korea Utara diyakini memiliki plutonium dan uranium yang cukup untuk memproduksi hingga 12-27 senjata nuklir.
Persediaan senjata nuklir Korea Utara saat ini diperkirakan kurang dari
sepuluh hulu ledak nuklir. Bagaimana cara Korea Utara menyerang dengan
nuklir belum diketahui, namun Defence Intelligence Agency menyatakan
bahwa bangsa ini tengah berupaya untuk menambahkan hulu ledak nuklir
pada rudal balistik.
Israel
Israel
diyakini sudah memiliki senjata nuklir pada tahun 1950, meskipun uji
cobanya belum pernah dipublikasikan kepada publik. Negara ini terus
menghadirkan ambiguitas nuklir kepada dunia yaitu selalu menyembunyikan
status nuklirnya. Namun diperkirakan Israel telah menghasilkan plutonium
yang cukup untuk membuat 100 hingga 200 hulu ledak nuklir.
Persediaan hulu ledak nuklir Israel saat ini diperkirakan hanya 80 hulu ledak.
Israel juga mampu menyerang dengan senjata nuklir melalui rudal balistik
jarak menengah, rudal balistik antar-benua, kapal selam dan pesawat
udara.
India
India
menjadi negara keenam yang mengembangkan senjata nuklir setelah
meledakkan senjata nuklirnya dalam uji coba pertamanya pada bulan Mei
1974. Uji coba tersebut yang diberi kode nama Smiling Buddah dan
dinyatakan oleh pemerintah India sebagai ledakan nuklir damai. India
juga melakukan serangkaian ledakan bawah tanah di lokasi uji coba nuklir
di Pokhran pada Mei 1998, yang mereka umumkan sebagai uji coba senjata
nuklir.
Persediaan
nuklir negara ini diperkirakan mencapai 90-110 hulu ledak. India
berkomitmen untuk tidak menggunakan nuklir sebagai jalan pertama. Negara
ini memiliki kemampuan untuk melancarkan serangan nuklir melalui darat,
udara dan laut.
Pakistan
Walaupun
negara ini sudah memulai program nuklir sejak tahun 1970, namun
kekuatan nuklir Pakistan baru mulai terkenal setelah serangkaian uji
coba nuklir yang dilakukan pada Mei 1998. Pakistan adalah negara
ketujuh di dunia yang mampu untuk mengembangkan dan memproduksi senjata
nuklir.
Saat
ini Pakistan memiliki 100 hingga 120 hulu ledak nuklir, sebagian besar
diyakini disimpan di pusat penyimpanan senjata. Persediaan nuklir
Pakistan kemungkinan akan terus tumbuh seiring pengembangan
sistem-sistem senjata baru Pakistan seperti kapal selam rudal balistik.
Pakistan
menggunakan beberapa sistem penyerangan dengan senjata nuklir, seperti
melalui rudal balistik jarak menengah dan rudal balistik jarak pendek.
Pakistan juga diyakini mengembangkan senjata nuklir taktis.
Inggris Raya
Kerajaan
Inggris menjadi negara nuklir ketiga ketika berhasil menguji coba
senjata nuklir pertamanya pada Oktober 1952. Total, Inggris sudah
melakukan 45 uji coba nuklir, namun negara ini juga berpartisipasi dalam
program uji coba nuklir Amerika Serikat lebih dari 1.000 uji coba
nuklir.
Persediaan
hulu ledak nuklir Inggris selama 1976-1981 adalah 350 buah dan
berkurang menjadi 185 buah pada tahun 1999. Sekarang Inggris memiliki
225 hulu ledak nuklir. Hulu ledak nuklir Inggris dilengkapkan pada rudal
balistik Trident II yang diluncurkan dari empat kapal selam rudal
balistik kelas Vanguard.
China
Republik
Rakyat China menguji senjata nuklir pertamanya pada Oktober 1964 di
lokasi uji coba Lop Nur di Gurun Gobi, Provinsi Xinjiang. Sebanyak 45
uji coba, termasuk 23 di atmosfer dan 22 di darat telah dilakukan hingga
China menandatangani Comprehensive Test Ban Treaty (CTBT) pada
September 1996.
China
memiliki persediaan 435 hulu ledak nuklir pada 1990-an dan persediaan
kemudian turun menjadi 200 pada tahun 2006. Saat ini China diperkirakan
memiliki sekitar 240 hulu ledak nuklir, dan kemungkian akan bertambah
lagi seiring pengembangan rudal-rudal balistiknya. Hulu ledak nuklir
China dapat diluncurkan dari udara, darat dan laut.
Perancis
Perancis
masuk ke dalam daftar negara yang memiliki senjata nuklir ketika
berhasil meluncurkan senjata nuklir pertamanya yang bernama Gerboise
Bleue pada Februari 1960.
Militer
Perancis memiliki persediaan 540 hulu ledak nuklir selama rentang
1991-1992. Perancis juga adalah satu-satunya negara yang memiliki senjata nuklir yang
menutup semua lokasi uji nuklirnya. Perancis saat ini memiliki 300 hulu
ledak nuklir, sehingga menempatkannya dalam urutan ke-3 dari
negara-negara yang memiliki nuklir. Hulu ledak nuklir Perancis
dilengkapkan pada rudal balistik di kapal selam kelas Triomphant dan pada rudal udara-ke-darat jarak menengah.
Amerika Serikat
Amerika
Serikat adalah negara pertama yang mengembangkan senjata nuklir, dan
menjadi satu-satunya negara yang menggunakan nuklir untuk menyerang
negara lain. AS memulai pengembangan senjata nuklir selama Perang Dunia
II dan berhasil menguji senjata nuklir pertamanya pada bulan Juli 1945.
Persediaan
senjata nuklir AS mencapai puncaknya pada tahun 1967 yaitu 31.225 hulu
ledak. Saat ini AS memiliki persedian hulu ledak nuklir sebanyak 7.700
buah.
Federasi Rusia
Soviet
Union of Russia (USSR/ Uni Soviet) menguji senjata nuklir pertamanya
"RDS-1" pada bulan Agustus tahun 1949, menjadi tonggak perlombaan nuklir
dengan Amerika Serikat. Uni Soviet meledakkan bom nuklir terbesarnya
yaitu Tsar Bomba dengan kekuatan 50 megaton (setara dengan kekuatan bom
Hiroshima) pada tahun 1961. Pengujian nuklir Uni Soviet mencapai
puncaknya ketika 79 uji coba dilakukan sepanjang tahun 1962.
Uni
Soviet memiliki persediaan 45.000 hulu ledak nuklir pada tahun 1986,
namun berkurang 50% pada akhir 1990-an. Federasi Rusia saat ini memiliki
sekitar 8.500 hulu ledak nuklir, termasuk senjata nuklir strategis yang
dapat diluncurkan dengan sistem pengiriman jarak jauh, dan senjata
nuklir non strategis jarak pendek dengan kekuatan yang lebih rendah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar