Menjangan (MI) :
Puluhan pasukan Kopassus yang dinamai Pasukan Biru terlihat menunduk mengintai pasukan musuh atau tentara Norwegia yang berjumlah enam orang. Tiga anggota pasukan biru atau pihak Kopassus ditahan di basecamp pasukan merah untuk dimintai informasi militer.
Puluhan pasukan Kopassus yang dinamai Pasukan Biru terlihat menunduk mengintai pasukan musuh atau tentara Norwegia yang berjumlah enam orang. Tiga anggota pasukan biru atau pihak Kopassus ditahan di basecamp pasukan merah untuk dimintai informasi militer.
Tidak mudah Pasukan Merah atau Pasukan Merah meminta keterangan militer
pada pasukan biru. Bahkan salah satu anggota Pasukan Biru ditembak
beberapa kali di bagian kakinya dengan senapan laras pendek karena tidak
mau menunjukkan tempat persembunyian Pasukan Biru.
Selang beberapa menit, Pasukan Biru dari Kopassus datang untuk
menyelamatkan tiga anggotanya yang ditahan Pasukan Merah. Ditenggah
perjalanan pasukan Kopassus mendapati dua warga sipil yang beraktivitas
mencari rumput di dekat basecamp Pasukan Merah. Dua warga sipil tewas
ditembak Pasukan Biru dan tembakan tersebut didengar Pasukan Merah yang
sedang berjaga sehingga terjadi kontak senjata di antara dua pasukan
ini.
Selang beberapa lama, pihak Pasukan Kopassus bernegosiasi untuk
menyelamatkan tiga anggotanya yang luka parah akibat dipukuli dan
ditembak Pasukan Merah. Dengan bantuan satu unit mobil ambulans tiga
anggota Pasukan Biru pun diselamatkan. Namun, pihak pasukan musuh atau
Tentara Merah tak menyangka mobil ambulans dimanfaatkan pasukan biru
untuk menyergap Pasukan Merah sampai mereka semua tewas dan dua pasukan
berhasil melarikan diri.
Peristiwa tersebut bagian dari cuplikan adegan kedua dari empat adegan
perang yang ditontonkan pihak Kopassus dan Tentara Norwegia dalam
latihan perang bersama menangani separatis tanpa melanggar Hak Asasi
Manusia (HAM) di markas Grup-2 Kopassus Kandang Menjangan, Kartasura,
Kamis (28/11).
Komandan Grup-2 Kopassus Kandang Menjangan, Letkol (Inf) Maruli
Simanjuntak mengatakan latihan ini merupakan yang terakhir setelah
selama tiga hari sebelumnya latihan di ruang kelas dan kini latihan
bersama di lapangan. Unsur yang dilibatkan dalam latihan ini yakni dari
pihak komandan saja yang berjumlah 45 orang dari Kopassus dan lima orang
dari angkatan udara.
“Diharapkan setelah latihan ini hasil dan manfaatnya bisa disosialisasikan dengan anggota di bawahnya,” ujar Letkol Maruli.
Ia mengakui, manfaat dari latihan ini setidaknya mendapatkan
pembelajaran. Selain itu, secara umum internasional bisa melihatkan
pada mereka bahwa Kopassus bukan anti hal-hal seperti ini. Dia
mengatakan Norwegia merupakan negara yang memiliki perguruan tinggi atau
negara yang sangat memperhatikan soal aturan perang sesuai dengan
undang-undang yang berlaku di Konvensi Jenewa Swiss.
“Jadi Norwegia benar-benar negara yang patuh hukum dan HAM dalam
berperang. Inilah yang dipelajari kedua belah pihak. Soal latihan bukan
Kopassus yang mengajak bekerja sama, tetapi Norwegia menawarkan pada
kami,” jelasnya
Menurut Letkol Maruli, semua unsur Kesatuan Kopassus semua diajak
latihan bersama seperti di Wamena Papua dan Aceh. Disinggung soal
kemampuan berperang tentara Norwegia, Ia mengaku kemampuan perang mereka
banyak didukung logistik yang optimal karena mereka memang unggul dalam
itu. Tetapi untuk perang di hutan Kopassus paling unggul dan tentara
Norwegia ingin belajar kepada Kopassus.
“Pangkat pasukan Norwegia yang ikut latihan mulai dari bintara sampai Mayor Jenderal,” katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar