MOSCOW-(IDB) : Pantsir S-1 boleh jadi merupakan arsenal
anti serangan udara paling gres dan kinyis-kinyis yang masuk dalam
jajaran dinas aktif. Sudah dikembangkan selama dekade 90’an dan sepuluh
tahun sesudahnya, Pantsir dalam varian S1 baru dinyatakan laik dinas
militer Rusia pada tahun 2012. Dan dalam klaimnya, KBP Tula menyatakan
bahwa Pantsir S-1 sanggup untuk menghancurkan berbagai sasaran udara
yang masuk kategori ‘sulit’: rudal jelajah, rudal udara-permukaan, dan
bahkan pesawat pembom stealth yang sukar dilacak radar lawan.
Dekade 1990an memang diwarnai oleh perubahan doktrin udara yang
amat signifikan. Dimulai dari Perang Teluk II, dilanjutkan ke kampanye
udara NATO di Bosnia-Herzegovina, pesawat pembom dengan munisi pintar
pegang peranan besar dalam penghancuran sasaran-sasaran strategis lawan
yang berujung pada demoralisasi pasukan yang menjadi sasaran.
Rudal
jelajah seperti Tomahawk juga leluasa menghantam berbagai target mulai
dari Irak, Serbia, kemudian yang terbaru, Libya, seolah tanpa bisa
dihentikan. Sistem pertahanan udara berbasis kanon dan rudal bisa dengan
mudah dibutakan dan tak berdaya, dihancurkan dengan mudah oleh lawan di
udara yang bahkan kehadirannya saja fana di layar radar.
Rusia sebagai negara produsen yang mayoritas membuat sistem
pertahanan yang bisa ditipu tersebut dibuat malu; kredibilitas mereka
rontok di mata calon negara pembeli. Pantsir S1 adalah salah satu produk
baru (selain Buk-M2 buatan Almaz Antey) yang mencoba mengubah paradigma
lama soal pertahanan udara. Dibandingkan membuat situs statik yang
mudah dideteksi dan dihancurkan lawan, Pantsir S-1 sangat mobil, ditaruh
diatas sasis truk yang sangat mudah untuk dipindahkan hanya dengan
bermodal jaringan jalan raya.
Dengan platform pembawa berupa truk, suku
cadang lebih mudah didapatkan, dan bobot keseluruhan sistem bisa ditekan
dibandingkan dengan sasis berupa ranpur berpenggerak rantai. Sistem
penangkalannya terpadu dan didesain mandiri, didukung oleh radar otonom
dan kekuatan penghancurannya adalah paduan sempurna antara rudal dan
kanon.
Rudal milik Pantsir S-1 memiliki jarak jangkau yang boleh dibilang
cukup mumpuni dan mampu mencegat pesawat serang/ pembom sebelum
meluncurkan muatannya. Pesawat lawan dipaksa terbang sangat tinggi,
dimana akurasi pod laser pembidik bom pintar jadi jauh berkurang karena
pengaruh cuaca seperti awan tebal yang dapat membiaskan atau memantulkan
emisi sinar laser yang bertugas menuntun bom ke sasaran.
Kalau klaim
Rusia memang benar, negara-negara NATO dan AS pantas dibuat resah,
apalagi Rusia memiliki jalan politik yang tidak selaras dengan negara
lainnya. Apa yang benar menurut versi AS dan Sekutunya, belum tentu
diamini oleh Rusia. Maka tidak heran, Suriah yang tengah didera perang
saudara, dibantu habis-habisan oleh Rusia dengan dana dan alutsista,
termasuk didalamnya pengadaan sistem Pantsir S-1.
Sumber : ARC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar