JAKARTA:(DM) - Pihak Australia dan sekutunya mulai gerah dengan
kehadiran para peretas Indonesia yang tergabung dalam Anonymous
Indonesia karena telah menyerang sejumlah situs penting Australia dan
dianggap telah merongrong wibawa pemerintah Australia.
Oleh karena itu, Australia dan sekutunya, terutamanya Amerika Serikat mulai menekan jejaring sosial seperti Facebook untuk menutup akun-akun yang dipakai untuk koordinasi serangan para hacker.
Hal tersebut dibuktikan dengan dihapusnya fans page hacker Indonesia dari akun sosial media tersebut. Komunikasi para hacker melalui Indonesian Security Down Team dengan hashtag #stopspyingonIndonesia.
Namun begitu, bukan sekadar dihapus, teknik intelijen tingkat tinggi juga dipakai yang mana kemudian dibuat fans page palsu yang nantinya menjadi semacam perangkap bagi para hacker yang bergabung dan menyerang sesuai perintah fans page palsu itu untuk kemudian dapat diajukan ke pengadilan internasional.
"Kerja sama Facebook dengan intelijen Amerika Serikat memang bukan baru, sehingga penghapusan fans page ini pasti merupakan atas upaya campur tangan AS melalui NSA maupun FBI, yang merupakan sekutu Australia menurut perjanjian UKUSA, yang kemudian disebut dengan kehadiran "Lima Mata (Five Eyes)" yang terdiri dari Australia, AS, Kanada, Selandia Baru dan Inggris," ungkap pengamat telematika Heru Sutadi.
Meski begitu, para hacker Indonesia nampaknya tidak kehilangan akal. Akun Twitter bisa dijadikan saran berkomunikasi, selain membuat akun fans page baru di Facebook lagi. Apakah akun Twitter Indonesia Security Down Team akan menyusul nasib fans page Facebook yang dihapus atau tidak, hingga kini akun masih berfungsi seperti biasa.
Pihak hacker sendiri mengaku sudah mengajukan banding atas penutupan tersebut, namun mendapat respons. "Kami dah ajukan banding, namun belum ada respons dari pihak Facebook," demikian tulis admin akun para hacker anonymous tersebut dalam akun Twitter nya.
Merdeka
Oleh karena itu, Australia dan sekutunya, terutamanya Amerika Serikat mulai menekan jejaring sosial seperti Facebook untuk menutup akun-akun yang dipakai untuk koordinasi serangan para hacker.
Hal tersebut dibuktikan dengan dihapusnya fans page hacker Indonesia dari akun sosial media tersebut. Komunikasi para hacker melalui Indonesian Security Down Team dengan hashtag #stopspyingonIndonesia.
Namun begitu, bukan sekadar dihapus, teknik intelijen tingkat tinggi juga dipakai yang mana kemudian dibuat fans page palsu yang nantinya menjadi semacam perangkap bagi para hacker yang bergabung dan menyerang sesuai perintah fans page palsu itu untuk kemudian dapat diajukan ke pengadilan internasional.
"Kerja sama Facebook dengan intelijen Amerika Serikat memang bukan baru, sehingga penghapusan fans page ini pasti merupakan atas upaya campur tangan AS melalui NSA maupun FBI, yang merupakan sekutu Australia menurut perjanjian UKUSA, yang kemudian disebut dengan kehadiran "Lima Mata (Five Eyes)" yang terdiri dari Australia, AS, Kanada, Selandia Baru dan Inggris," ungkap pengamat telematika Heru Sutadi.
Meski begitu, para hacker Indonesia nampaknya tidak kehilangan akal. Akun Twitter bisa dijadikan saran berkomunikasi, selain membuat akun fans page baru di Facebook lagi. Apakah akun Twitter Indonesia Security Down Team akan menyusul nasib fans page Facebook yang dihapus atau tidak, hingga kini akun masih berfungsi seperti biasa.
Pihak hacker sendiri mengaku sudah mengajukan banding atas penutupan tersebut, namun mendapat respons. "Kami dah ajukan banding, namun belum ada respons dari pihak Facebook," demikian tulis admin akun para hacker anonymous tersebut dalam akun Twitter nya.
Merdeka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar