Darwin (MI) : Dua
pilot Angkatan Udara Indonesia ditahan di Darwin karena diduga mencoba
menyelundupkan burung Nuri Australia di dalam salah satu dari sembilan
pesawat Hercules C-130 RAAF yang akan diserahkan ke Jakarta.
Dua kru pesawat itu bagian dari
kelompok yang dilatih di Royal Australian Air Force Base Richmond,
untuk menerbangkan Hercules, yang diserahkan kepada Indonesia meski
ketegangan diplomatik terjadi disebabkan tindakan Australia memantau
telepon Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
The Australian Customs and Border
Protection Service (ACBPS) mengeluarkan pernyataan, hanya dua warga
negara Indonesia yang diinvestigasi dalam kaitannya dengan dugaan
penyelundupan satwa liar.
“Karena ini masih proses investigasi, ACBPS tidak akan mengeluarkan komentar lebih lanjut,”ujar ACBPS .
“Australia memiliki hukum yang
sangat kuat untuk melindungi satwa liar terhadap aktivitas ilegal dan
ACBPS mengambil tindakan terhadap setiap upaya pelanggaran hukum.”
Pesawat pertama dari sembilan
Hercules C-130 telah diserahkan (was handed over) meskipun Indonesia
menghentikan kerjasama militer dan keamanan dengan Australia, pasca
kasus skandal mata-mata meletus .
Australia memahami Indonesia
telah membayar $ 30 juta untuk pesawat dan angkatan udara Indonesia
sangat membutuhkannya untuk membawa peralatan dan personil di kepulauan
Indonesia yang luas.
Hercules pertama dari pesawat C-130H model lama telah diperbaharui dan dicat dengan warna Indonesia .
Sembilan pesawat tersebut telah
bertahun-tahun terlibat tugas berat aktifitas RAAF di Irak dan
Afghanistan. Pesawat angkut ini telah diganti dengan Hercules model
lebih baru, serta pesawat angkut raksasa C- 17 Globemaster ll, untuk
Royal Australian Airforce .
Sumber : JKGR
Tidak ada komentar:
Posting Komentar