Canberra (MI) :
Wakil Presiden Indonesia, Boediono, bertemu dengan Perdana Menteri
Australia, Tony Abbott, di Canberra untuk membahas masalah isu
penyadapan melalui kantor Kedubes Australia di Jakarta. Selain, itu
mereka juga membahas masalah penanganan para pencari suaka.
Pertemuan kedua pimpinan negara itu, seperti dikutip Sydney Morning
Herald, Kamis (14/11/2013), sempat tertunda satu jam. Karena Abbott
membahas RUU Pencabutan Pajak Karbon kepada Parlemen Australia.
Dalam pertemuan itu, Abbott untuk pertama kalinya mengaku malu kepada
Pemerintah Indonesia atas tuduhan skandal spionase. ”Dia mengusulkan
langkah-langkah baru untuk membangun kembali kepercayaan dan kerjasama,”
demikian laporan media Australia itu.
Sedangkan soal penanganan terhadap pencari suaka, Pemerintah Indonesia
dilaporkan minta pengubahan aturan soal penanganan para pencari suaka
atau yang dikenal dengan sebutan “manusia perahu” itu.
Sebelumnya, Pemerintah Indonesia dengan tegas menolak ikut campur dalam
penanganan pencari suaka dengan tujuan Australia, yang melewati perairan
Indonesia. Alasannya, Australia sudah memiliki kamp sendiri untuk
menampung para pencari suaka.
Sementara itu, Yopi Haryadi, pejabat senior Basarnas, mengatakan,
sebenarnya Indonesia keberatan jika kapal-kapal Australia terlalu sering
memasuki wilayah Indonesia dengan alasan menangani para pencari suaka.
”TNI tidak ingin kapal Australia serta kapal perlindungan perbatasan
terlalu sering memasuki wilayah Indonesia , jadi itu sebabnya pemerintah
Indonesia sulit untuk memberikan izin untuk mereka,” katanya.
Sumber : Sindonews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar