Pengiriman F-35 Joint Strike Fighter
akan tertunda lebih dari satu tahun dari jadwal akibat masih menghadapi
masalah software. Menurut laporan baru Kantor Akuntabilitas Pemerintah,
perangkat lunak mission management system F-35 itu masih membutuhkan upaya debugging menyeluruh agar mampu memenuhi berbagai kebutuhan pesawat.
Laporan
itu juga menyatakan bahwa hanya 13 persen perangkat lunak segmen Blok
2B yang telah diuji pada Januari lalu. Target test-nya sendiri untuk
komponen operasional utama dari pesawat ini adalah 27 persen.
Awal
tahun ini, kepala tester senjata Pentagon, Michael Gilmore, memberikan
laporan mendalam di depan Kongres mengenai fitur teknis F-35 itu dan
menekankan apa yang disebutnya “tidak dapat diterima”
Karena
banyaknya kendala teknis, perbaikan perangkat lunak 2B tidak akan
selesai sampai setidaknya November 2015, atau sekitar 13 bulan molor
dari waktu yang direncanakan. Kondisi ini akan menunda peluncuran armada
F-35 hingga Juli 2016.
Kritik
terhadap berbagai fungsi pesawat itu mengatakan spesifikasi F-35 terlalu
menurun dari rencana awal untuk bisa unggul terhadap pesawat F-16 yang
lebih tua dan lebih murah.
F-35 Australia Ikut tertunda
Australia
sebelumnya telah memesan sebanyak 14 buah pesawat F-35 kepada AS, dan
dua di antaranya diharapkan akan dikirim ke Australia tahun ini. Komite
Pertahanan Pemerintah Australia sebelumnya diperkirakan akan mengajukan
tambahan permintaan F-35 sebanyak 58 buah bulan depan. Sebelumnya juga
diberitakan bahwa Australia telah memulai pelatihan calon pilot dan instruktur F-35 RAAF .
Kepala
Program JSF dari AS Letjen Chris Bogdan, mengunjungi Australia dua
pekan lalu dan menyatakan, ketersediaan dan pemeliharaan pesawat-pesawat
ini belum cukup baik.
Menurut
keterangan yang terungkap dalam komite Kongres AS disebutkan, masalah
software bisa menyebabkan penundaan produksi. Anggota Kongres AS dari
Partai Democrat Loretta Sanchez menyatakan tiga versi pesawat F-35 ini
berada di bawah standar kelayakan yang direncanakan.
Australia
juga berisiko harus membayar lebih mahal pesawat F-35 pesanannya
karena negara calon pembeli potensial seperti Italia, Turki dan Kanada
menunda pembelianF-35 mereka. (rt.com , radioaustralia )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar