Pemimpin "hawkish" Israel itu, dalam tanggapan terhadap kritikan tajam Washington mengenai rencana Israel untuk membangun 2.610 rumah baru buat pemukim Israel di Jerusalem Timur, mengatakan celaan tersebut "bertolak-belakang dengan nilai-nilai Amerika".
"Itu bertentangan dengan nilai-nilai Amerika, dan itu bukan pertanda baik buat perdamaian," kata Netanyahu dalam program CBS, "Face the Nation", Ahad (5/10).
"Kelihatannya tidak aneh buat dia untuk berusaha membela tindakan pemerintahnya dengan mengatakan tanggapan kami tidak mencerminkan nilai-nilai Amerika," kata Juru Bicara Gedung Putih Josh Earnest kepada wartawan dalam satu taklimat harian.
"Kenyataannya ialah kebijakan Amerika telah jelas dan tak berubah selama beberapa pemerintah, baik Demokrat maupun Republik," kata Earnest sebagaimana dilaporkan Xinhua pada Selasa siang.
"Kami menentang setiap tindakan sepihak yang berusaha berprasangka mengenai masalah status akhir, termasuk status Jerusalem. Ini hanya dapat disahkan secara hukum melalui perundingan langsung antara semua pihak bahwa presiden ini telah bekerja keras untuk berusaha memfasilitasinya."
Rencana pembangunan baru di Israel mencuat pada 1 Oktober, ketika Presiden AS Barack Obama bertemu dengan Netanyahu di Gedung Putih, dan Presiden AS tersebut menyampaikan "keprihatinan yang mendalam" mengenai itu.
Earnest saat itu mengatakan proyek baru tersebut akan menjauhkan Israel dari "sekutu paling dekatnya" dan mengajukan pertanyaan mengenai komitmennya untuk mengupayakan perdamaian melalui perundingan dengan Palestina.
Palestina berusaha mendirikan negara merdeka di Jalur Gaza dan wilayah pendudukan Tepi Barat Sungai Jordan, dengan Jerusalem Timur sebagai Ibu Kotanya.
Berlanjutnya pembangunan permukiman oleh Israel menjadi sumber gesekan yang terus-menerus dengan Washington dan dituding menjadi sebagian penyebab ambruknya pembicaraan perdamaian yang diperantarai AS antara Israel dan Palestina pada April.
REUTERS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar